Ternyata hanya sebuah ilusi semata yang aku pikir adalah sebuah realita yang begitu indah.
💻💻💻
"Memiliki lo sepenuhnya, maybe?"
Gila! Benar-benar gila. Lulu menatap orang itu tidak percaya.
“Gue tahu lo emang gila, Jay. Tapi, bisa gak. Lo gak usah segila ini?” Jay tersenyum samar. Memperhatikan wajah Lulu dengan intens. Membuat Lulu risih sendiri.
“Kali ini lawakan, lo, bener-bener bikin gue ketawa sekaligus takut,” sambung Lulu. Menatap sang sahabat dengan sirat wajah tidak percaya.
“Gue gak pernah ngelawak. Gue cinta sama lo. Tapi, lo sendiri justru selalu jodoh-jodohin gue sama Anna.”
Jay selalu menyimpan perasaannya dengan baik, bahkan Lulu sendiri tidak tahu tentang perasaan yang Jay rasakan selama ini.
Selama ini Lulu salah mengira ternyata. Ia kira laki-laki itu menyukai Anna. Ternyata justru dia lah yang Jay suka.
“Sejak kapan?” tanya Lulu singkat. Memasang kembali wajah andalannya; datar.
Tersenyum miring, laki-laki itu menjawab, “Hari pertama kita bertemu, maybe?”
“Gila!” umpat Lulu dengan lirih. Membuang wajahnya ke sembarang arah.
Hari pertama bertemu. Itu artinya di mana ia sedang bermain di rumah Anna. Jay adalah teman Anna yang baru saja pindah dari Surabaya di saat mereka masih menduduki bangku sekolah menengah pertama.
Awal mereka bertemu, Lulu dibuat tertawa dengan tingkah Jay yang tidak ingin lepas dari perempuan dengan surai rambut panjang yang bernama Anna.
Salah satu alasan Lulu mengapa ia selalu mencoblangkan Anna dan Jay agar mereka bersatu, karena Lulu tahu, Anna dan Jay selalu bersama dan seperti pasangan yang sangat cocok.
“Lo tahu, betapa tersiksanya gue ketika gue tahu lo masih mengaharapkan laki-laki yang sama sekali gak lo kenal?” Jay menerawang ke belakang, di mana perempuan yang ia cinta tergila-gila dengan laki-laki yang bahkan baru bertemu sekali. Jay tidak habis pikir.
“Gue muak, saat lo selalu sibuk dengan laptop kesayangan lo. Gue benci lagu favorite lo itu dan Gue gak suka coklat. Karena apa? Karena semua itu berhubungan dengan laki-laki hayalan lo Lukita!” Jay menatap Lulu dengan tatapan terluka, seolah perasaan yang ia pendam selama ini sudah tidak bisa ia bendung lagi.
“Lo bukan Jay!” Lulu bergumam dengan lirih. Terdengar asing di telinga Lulu ketika pria itu menyebutnya dengan nama depannya; Lukita.
“Lo tahu, hati gue semakin sakit saat tahu kalau ternyata lo sepupu teman bajingan itu!” Emosi Jay berada di puncak. Hingga tanpa sadar ia membentak Lulu sangat keras.
Lulu yang dibentak seperti itu tertegun. Mematung dengan tubuh yang bergetar. Lulu tidak pernah dibentak sekeras ini. Terakhir dia dibentak, saat perempuan itu menduduki bangku sekolah dasar.
Bayangan masalalu tiba-tiba saja berputar di dalam kepalanya. Ditarik kembali pada kejadian kelam, membuat tubuh Lulu menjadi lemah.
“Lo siapa? Lo bukan Jay yang gue kenal.” Lulu berkata kepada Jay. Arti tatapan yang Lulu lontarkan sangat jelas menyiratkan kekecewaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halu (ON GOING)
أدب المراهقين"Kencannya sama laptop terus, nih? Sama akunya kapan?" Bagaimana reaksi kalian jika orang yang kalian suka secara diam-diam malah mendekati kalian secara tiba-tiba? Apakah kalian merasa senang? Terkejut atau malah bingung? Mungkinkah semua yang te...