Teriakan dari murid SMK Raja terdengar meriah. Suara tepuk tangan pun turut menghiasi area lapangan futsal ini.
Hari ini dan tiga hari ke depan, ada kegiatan di sekolah Lulu dan SMK Raja sebagai tuan rumah di tahun ini.
Kegiatan yang bertujuan untuk mempererat ikatan antar sekolah dan agar terus damai.
Yang mengikuti kegiatan ini di antara lain adalah SMK Wira, SMA Pandu, SMA Lion School dan SMK Raja yang tak lain adalah sekolah Lulu.
Meski berada di keramaian, Lulu justru merasa kesepian. Perempuan itu memang tidak menyukai tempat ramai seperti ini, akan tetapi dia dipaksa oleh situasi.
Ya, Lulu harus berada di tempat ini untuk mencari sahabatnya. Jay dan Anna pati tidak akan jauh-jauh dari tempat ramai.
Sudah tiga hari Jay dan Anna menjauh. Entah karena apa, Lulu pun tidak tahu.
Bahkan, Lulu masih dibuat tidak percaya dengan kejadian yang sangat nyata untuk disebut mimpi.
Lulu yakin, kejadian itu pasti nyata. Meski sedikit harapan, jika kejadian itu hanyalah mimpi buruknya.
“Gila! Ganteng banget anak SMA LS!”
Lulu tersentak dengan pekikan seorang perempuan berhijab yang sedang duduk di sampingnya.
Melirik perempuan itu sekilas, Lulu kembali memandang ke arah depan. Namun, tatapannya justru terpaku pada satu sosok pria dengan baju futsal dengan nomor punggung 10.
Pria itu menyugarkan rambutnya ke belakang. Membuat Lulu terpanah dan tanpa sadar berdecak kagum.
“Itu siapa sih yang nomor punggungnya sepuluh?”
Mendengar itu, Lulu pun ikut penasaran. Selama ini, Lulu tidak tahu siapa nama pangeran manisnya itu.
Lulu hanya menyebutnya pangeran manis bertopi putih.
“Lo gak tahu? Dia itu Nugraha. Anak futsal yang gantengnya sebelas dua belas sama Nendar.”
Jadi, nama pangeran manisnya itu, Nugraha?
Tanpa sadar sudut bibir Lulu terangkat sehingga membentuk lengkungan.
Tidak ada hal menarik selain pangeran manisnya. Lulu terkekeh di tempatnya.
Perempuan itu kini sepenuhnya terfokus ke arah pangeran manisnya. Ini adalah moment langka dalam hidup Lulu. Melihat laki-laki yang ia suka sedang tersenyum kepadanya.
Tunggu!
Apa tadi? Tersenyum?
Membuang wajahnya ke sembarang arah, Lulu diam-diam mencibir dirinya yang sudah tertangkap basah karena terang-terangan menatap pria itu.
Kembali menatap ke arah depan, guna memastikan jika laki-laki itu tidak lagi menatapnya.
Namun, sial! Nugraha justru terus menatap dirinya tanpa henti. Membuat Lulu mengalihkan tatapannya kembali ke arah ponsel. Menyembunyikan wajah merahnya yang sedang menahan malu dan gugup. Dia salah tingkah.
“Kak Graha liatin sini mulu, jangan-jangan dia liatin gue lagi?” pekik Melin yang sedang memandang Nugraha dengan tatapan kagum.
Tanpa sadar membuat Lulu mencibir, “Gak usah geer! Sebenernya dia itu lagi liatin gue.”
Ingin rasanya Lulu berujar seperti itu, namun kenyataannya. Perempuan itu hanya berkata singkat hingga membuat Melin yang sedang menatap Nugraha menjadi menoleh ke arahnya.
“Ubay di sini,” kata Lulu.
Melihat raut wajah terkejut dari Melin, membuat Lulu diam-diam tersenyum miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halu (ON GOING)
Roman pour Adolescents"Kencannya sama laptop terus, nih? Sama akunya kapan?" Bagaimana reaksi kalian jika orang yang kalian suka secara diam-diam malah mendekati kalian secara tiba-tiba? Apakah kalian merasa senang? Terkejut atau malah bingung? Mungkinkah semua yang te...