1. The Beginning
Kringg....
"Jam weker sialan!!!"rutuk May sambil memukul jam wekernya dan kembali menutupi dirinya dengan selimut.
"Arggh..." May baru ingat kalau ini adalah hari Senin.
Artinya sekolah. Dan May sangat benci untuk pergi sekolah. Kenapa?
Bukan karena bully atau dia memang malas.
Tapi karena dia belum selesai tidur.
May kembali membuka selimutnya. Dan turun dari tempat tidurnya yang nyaman. Lalu membuat sarapan.
Kenapa May membuatnya sendiri? Karena orang tuanya ada di bagian lain dari negara ini. Dan pengasuhnya? Pergi entah kemana, sejam setelah orang tua May pergi. Dan itu artinya 3 hari yang lalu. Tapi May bisa menjaga dirinya sendiri.
May mengambil sereal yang baru dibelinya semalam dan memakannya sambil menyusun buku yang akan dibawa ke sekolah dan memilih baju yang akan dipakainya. May tidak pernah memakan sereal yang dicampur susu. Jadi dia memakannya secara 'mentah' jika bisa dibilang.
Setelah selesai May segera menyimpan serealnya di kulkas.
"Mati lampu!!!"rutuk May sambil membanting pintu kulkasnya saat melihat kulkas itu mati dan sepertinya lampu sudah padam dalam jangka waktu yang lama.
May langsung pergi ke kamar mandi. Dan mandi. Tapi May baru sadar. Untuk jam 06.55 pagi, hari ini cukup sepi. Tapi May hanya menggelengkan kepala dan segera mandi.
Setelah mandi May memakai baju yang tadi sudah disiapkannya. Setelah selesai berpakaian May turun dan mengambil kunci motornya di gantungan kunci di dekat pintu kamarnya.
May membuka garasinya dan mengeluarkan motor tuanya. Dan pemandangan dihadapannya membuatnya bingung. Semuanya persis sama tidak ada perubahan sedikitpun. Kecuali di tanah, tempat dimana May berdiri sekarang ini.
Jalan yang seharusnya biasa saja sekarang retak dan begitu berantakan seperti gempa bumi 9,5 skala riter dihantam tsunami 7 meter. Jalanan yang ada di depannya hacur seperti yang ada di film 2012 digabungkan dengan The Day After Tommorow. Dan anehnya sekarang sudah tahun 2015.
"Oh... Dear world, what is going on?"gumam May.
May berjalan ke luar dari teras rumahnya dan menelusuri rumah tetangganya. Tidak ada tanda tanda kalau terjadi gempa bumi. Dan tidak ada apapun yang berantakan. Karena menurut May, kalau ada bencana alam pasti ada yang namanya 'berantakan'. Tapi di tempat ini? Seperti tempat yang diurus namun tak punya penghuni.
May segera berjalan keluar. Memeriksa apakah ada seseorang diluar sana. "Hello!!!"teriaknya. "Apa ada orang disana?"
May berteriak berkali kali dan menelusuri jalan itu sampai kali. Dia ingat sekarang bukan bulan April. Dan sekarang bukan AprilFool jadi ini tidak mungkin lelucon.
May berjalan kerumah tetangganya. Awalnya hanya menggedor, tapi karena jengkel dia mendobrak pintu yang tidak dikunci itu. Didalam rumah itu semuanya baik baik saja. May mulai bingung.
Apa yang terjadi?, pikir May.
May memutuskan untuk pergi. May mengambil tas backpacker besarnya dan mengganti bajunya dengan kaos abu gelap polos yang ditutupi kemeja biru dan memakai mantel hitam selutut dan memakai celana panjang hitam miliknya juga mengganti sepatu sekolahnya dengan boot hitam dan kaos kaki sewarna dengan sepatunya.
Lalu mengambil 4 pasang baju kaos dan kemeja juga jaket, 2 sweter, sepasang sepatu sekolahnya yang baru dibelinya beserta kaos kakinya, satu mantel musim dingin yang May sendiri bingung untuk apa, juga satu selimut perca, juga jas hujan dan payung yang dapat dilipat dan diselipkan di bagian samping tasnya. Dan membawa beberapa peralatan mandi.
May mengambil tas miringnya yang cukup besar, dan menyimpan IPhone (walau tidak ada sinyal, tapi nanti pasti ada) dan IPod di tasnya, beserta dengan powerbank untuk IPhonenya, dompet, kacamata cadangannya - May anak yang memakai kacamata, GPS, pemantik api, lalu turun ke basemen dan mengambil pistol Colt 45 beserta amunisinya - kenapa ada pistol dirumah May? Karena pengasuh May anggota kepolisian. Juga membawa salah satu novel favoritnya. Dan May juga memakai jam tangan yang tidak pernah dipakainya. May menyimpan pistolnya di saku dalam mantelnya.
Selanjutnya untuk perbekalan. May mengambil beberapa makanan kaleng dan sereal kesukaannya. Juga air minum botol besar yang disimpan May dibagian samping tasnya dan susu kotak berukuran sedang yang dibawa dengan tas kecilnya. Dan May makan sampai puas, karena dia tau perjalanan ini akan jadi sangat lama.
Kemudian, May berjalan keluar rumahnya. May melihat motor tuanya. May begitu mencintai motor itu. Dulu ibunya memakai motor itu, bahkan saat ibunya sakit ayahnya mengantar ibunya dulu dengan motor tua itu. May selalu menghalangi ayahnya saat ingin menjual motor itu ke penjualan motor bekas, saat sudah punya uang dan ingin membeli motor baru. Karena itu May menaruh tasnya dan mendorong motornya masuk ke basemennya.
Mungkin cukup sulit untuk memasukkan motor itu ke basemennya. Beberapa kali motor itu hampir terjatuh tapi May menahannya. Sampai akhirnya motor itu sampai di basemennya.
May menyimpan motor itu di pojok ruangan dan menutupinya dengan apa saja yang ada. Lalu mengambil kunci motor itu dan mengalungkannya dengan tali kalung yang selama ini tidak ada liontinnya.
Setelah semua itu selesai May mengunci pintu rumahnya lalu segera memulai perjalanannya. Pergi mencari tau apa yang terjadi dan juga seseorang diluar sana. May melihat jam, sekarang jam 08.37.
"The Journey Begin."ucap May sambil memakai tasnya dan mulai berjalan.
#ToBeCountinued
KAMU SEDANG MEMBACA
A Place Without Trace (#1 Survivors Trilogy)
Ciencia Ficción'Kalau kau sendirian di jalan seperti ini mungkin kau juga akan lari.' 'Penakut!!!' May dan Daniel bertemu disebuah jalan kosong tanpa jejak. Tapi tak satupun dari May atau Daniel mengetahui mengapa itu terjadi. Dan anehnya lagi, tidak ada tanda tan...