Waktu masih menunjukkan pukul 6 pagi, tapi keadaan rumah keluarga Ariandra sudah dipenuhi dengan suara yang berasal dari dapur, lebih tepatnya suara Jullian yang sedang asik memasak sarapan untuk kakak dan kedua adiknya.
" Jenooo , nanaaaa !! ayo bangunnnnn.. susah banget sih dibanguninnya" teriak Jullian sambil mengetuk pintu kamar si kembar. si kembar memang masih tidur dalam satu kamar padahal mereka sudah bukan anak kecil lagi, setiap kali diminta untuk pisah kamar, mereka akan langsung menolak usul tersebut.
Akhirnya Jullian pun menyerah dan mencoba membuka pintu kamar yang ternyata tidak dikunci itu, kesabarannya sudah diambang batas karena ulah kedua adiknya itu. saat masuk dia sudah disuguhi dengan pemandangan si kembar yang sedang asik selimutan menghadap ketembok masing masing tanpa rasa bersalah. dia hanya bisa geleng geleng kepala dan duduk di pinggir tempat tidur nya.
" jevano senja arindipta, bangun yuk de"
biasanya kalau jullian sudah membangunkan dengan menggunakan usapan dan menggunakan nama lengkap, si adik kecil ini akan langsung bangun karena dia tau ini merupakan ancaman. berhasil membangunkan jevano sekarang dia duduk di pinggir tempat tidur jaevan. Namun belum sampai dia mengelus adiknya dia sudah membuka matanya dan terbangun. Mungkin ini adalah telepati si kembar. karena hal ini sering sekali terjadi. Mereka kadang seperti 1 orang yang sama namun dipisahkan dua tubuh.
"ayo buruan mandi terus sarapan, kakak tunggu dibawah yah"
Selang 15 menit akhirnya si kembar turun kebawah dan duduk di kursinya masing masing sambil menunggu sarapan mereka matang dan kakak tertua mereka turun
" mama sama papa gak pulang lagi ?"
" iya, katanya mereka ada perjalanan bisnis ke Rusia, katanya sih 3 hari lagi bru pulang, breng sama mamanya Cakra sama Darendra juga kok"
gak ada balasan lagi dari si kembar, mereka memilih untuk menghabiskan sarapan mereka dalam diam dan dengan pemikirannya sendiri sendiri. dari kecil mereka memang selalu ditinggal oleh kedua orang tua mereka yang memilih menyibukan diri dibandingkan mengurus ke empat putranya, kalaupun ketemu mereka hanya akan sibuk dengan dunianya dan kembali menyerahkan si kembar ke kedua kakaknya.
"hey, kalian mikirin apa pagi pagi gini ? mikirin kakak yah?"
"sumpah geer banget lo kak. males banget, mending gw mikirin cewek di sekolah gw daripada lu" muka jullian langsung sedih mendengar ucapan si jaevan yang memang terkenal terlalu jujur
"morning de" sapa javier sambil turun dan menuju ke meja makan sambil membawa jas putih kebanggaannya. si kembar yang sudah kangen sama kakaknya itu langsung bangkit dan memeluknya bersama
"kak javier, tumben banget masih dirumah pagi pagi gini, biasanya udah lari keluar sambil nerima telepon" sindir jevano yang selalu tepat sasaran
"nyindir banget kamu de, hari ini kan kalian check up rutin, tentu aja kakak meluangkan waktu buat kalian donk"
"boong banget, ntar juga kita kesana, kak javier lagi asik operasi" dan kena lagi javier sama kedua adiknya ini
"udah udah, buruan makan terus berangkat, gw ada kelas pagi, jangan sampe gw telat krena kalian berdua yang asik nyindir"
Sikembar hanya melemparkan senyum dan menggigit roti mereka sampai habis dan beranjak dari bangkunya. Tentu saja mereka tidak lupa untuk memberikan salam perpisahan untuk kakak tertua mereka yang masih fokus dengan sarapannya.
Dalam perjalanan si kembar hanya sibuk memandang keluar jendela tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari mereka
"kalian kenapa ? diem aja ? ada yang sakit ?"
YOU ARE READING
About Time | NOMIN
FanfictionSelamat datang di kehidupan si kembar yang penuh dengan tawa, canda,kasih sayang namun juga selalu menyimpan luka di hati. "Buat apa semua kemewahan dan fasilitas ini, yang kami butuh bukan uang, kami butuh waktu mama dan papa, bisakah kalian kasih...