Chapter 3: House Party

99 11 0
                                    

Sudah 2 malam semuanya menginap di rumah Ariandra. Lebih tepatnya besok mereka akan kembali ke rumah mereka masing masing. Tak banyak yang mereka lakukan selama 2 hari ini, tidur subuh, bangun siang, main PS seharian, atau sekedar berenang di sore hari, naik sepeda dan tidak lupa maka besar bersama. Dan dimalam terakhir ini mereka memutuskan untuk mengadakan pesta barbeque bersama, tentu saja di sponsori oleh papa mereka masing masing yang mengirimkan uang untuk mereka membeli sapi berkualitas tinggi.

Namun karena umur mereka belum legal, tentu saja tidak ada alkohol, paling bagus hanya coca cola dan fanta, ditambah lagi dirumah mereka ada 2 dokter yang super perhatian terhadap kualitas dan juga gizi setiap anak. Jadi jangan harap bisa makan MCD or KFC lebih dari 1x sebulan, bisa bisa di potong semua kartu ATM selama seminggu.

Tidak lupa juga, mereka bernyanyi dan menari bersama, walau bagaimanapun  jeno, nana, juna, cakra merupakan team dancer dan juga anggota musical sekolah, jadi wajar mereka jago dance dan nyanyi, dan bahkan sebentar lagi mereka bisa masuk ke entertaiment milik om oliver, atau mungkin bisa saja mereka di debutkan bersama. 

Malam ini waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, dan pesta barbeque itu diakhiri dengan canda gurau dan juga tawa bahagia dari semua anggota keluarga di halaman belakang rumah tepatnya di depan kolam berenang yang sedang digunakan oleh para bayi berenang dan juga cakra dan juna, sedangkan jullian dan terry memilih untuk duduk dipinggir kolam berenang sambil memasukan kaki mereka. Untung saja kolam berenang di rumah si kembar memiliki alat pengatur suhu jadi sekarang mereka sedang berenang di kolam air hangat agar tidak sakit dan membuat para dokter khawatir.  Berbicara tentang para dokter, dollan harus kembali ke rumah sakit malam ini karena ada pasien penting yang hrus di operasi sekarang juga, padahal hari ini dia dan javi libur.

"no, mikirin besok?" nana duduk di sofa sebelah jeno sambil memberikan coklat panas yang baru saja ia buat barusan dibawah. lebih tepatnya sekarang mereka berada di lantai 2 sambil melihat kebawah, pemandangan yang membuat hati jeno tenang dan bahagia, walaupun dia tau itu hanya kebahagiaan semu

"mama sama papa sebenernya peduli dan sayang sama kita gak sih na ?"

"lagi no ? stop berfikir kayak gitu ahh, nana gak suka"

"no, i know what you feel, you are not alone no, ada nana, ada kak jullian, ada kak javi, nono kenapa merasa kayak kesepian gitu sih ?"

"gw cuma mau seperti ini setiap hari na, mau liat ketawa mereka tiap hari, mau ketawa tulus tiap hari kayak beberapa hari ini, gw capek harus pura pura senyum dengan mama sama papa yang gw tau cuma sibuk sama kerjaannya dan selalu mengesampingkan kita, bahkan gw rasa kak jullian dan kak javi juga ngerasain itu, cuma kita gak tau aja" tak bisa dipungkiri, cairan bening itu sudah turun dengn begitu mudah dari pelipis mata jeno dan di ikuti oleh nana yang juga merasakan hal yang sama. Nana mendekat dan memeluk kembarannya itu agar dia bisa merasa lebih tenang. jeno memang dingin dan jutek, tapi sebenernya dia anak yang lembut dan kadang suka mikir yang tidak tidak.  berbeda dengan nana yang masa bodo asalkan dia dikelilingi orang yang dia sayang

"na, ngurus kita itu bukan hal yang mudah loh, tapi aku gak paham kenapa kedua orang tua kita malah lebih iklas ngelepas kita sama kak julli dan kak javi, sedangkan mereka entah dimana, hanya tau kasih uang, pulang 1 hari abis itu hilang, pulang cuma ngomong hal gak guna trus udah. gak ada yang mikirin perasaan kita na, coba liat om oliver sama tante ai atau om chandra sama tante wendy, mereka selalu ada hampir setiap hari sama anak anak mereka, bahkan ambil rapot kita aja kadang ampe minta tolong om sama tante" semakin deras cairan itu keluar dan semakin kuat pula pelukan nana untuk kembarannya ini, rasanya hatinya hancur berkeping keping, seperti vas yang sudah di lempar ke tanah dan hancur berantakan, begitu juga hati si kembar sekarang ini. 

Selama ini yang mereka tau kedua orang tuanya bekerja keras setiap hari. mereka dirumah hanya 1 hari, sisanya kunjungan bisnis ke berbagai negara, dan kalaupun lama, mereka akan sibuk meeting dari pagi sampai malam, sepertinya terakhir kali si kembar makan bersama kedua orang tuanya itu adalah pas ulang tahun mereka ke 5 dan itu sudah 11 tahun yang lalu, sisanya hanya hadiah mahal yang tak ada artinya bagi sikembar.  atau uang berlimpah untuk dipake jajan bersama yang lain. Namun tidak bisa dipungkiri, perusahaan mereka sempay mengalami penurunan yang sangat signifikan 10 tahun yang lalu, sehingga butuh waktu lama untuk mereka bisa bangkit lagi seperti sekarang ini. 

About Time | NOMINWhere stories live. Discover now