Persinggahan

13 2 0
                                    

"Totop panci apa totop guci. Wkwkwk"
"Selamat berpindah pulau pan. :)"
Pesan dari Risya yang Pandu buka tepat disaat ia telah mencapai ujung jalur penumpang di pelabuhan Bakauheni.

Dilihatnya Alleta yang sudah berjalan lumayan jauh di depannya. Mumpung gadis tukang kepo sudah jauh, aku balas sekarang aja. Batin Pandu. Ia pun duduk sebentar di sebuah kursi kecil yang terletak di sampingnya. Hanya untuk membalas pesan Risya saja.

"Totop hati_- "
"Alhamdulillah sudah nyebrang Ris. :) "
Sambil tersenyum ia kirim pesan itu.

"Mas Pandu, kok masih disini?" Tanya Alleta yang tiba-tiba muncul di depannya. Membuatnya sedikit terperanjat kaget. Apa dia bisa teleportasi? Batinnya heran.
"Em, iya Al. Bales pesan bentar."
"Dari Risya ya?" Tanya gadis itu dengan polosnya.
"Iya Al" jawab Pandu singkat. Dasar gadis kepo! Mau tau aja urusan orang. Sambungnya dalam hati.

Mereka pun berjalan menuju bus masing-masing. Kebetulan bus mereka berdampingan, membuat Alleta merasa aman bisa berjalan di samping Pandu.

"Sampai jumpa lain waktu mas Pandu, makasih ya udah bantuin saya hubungi ibu saya." Kata Alleta sambil melambaikan tangan ke arah Pandu. Kaki kanannya sudah berada di tangga pertama bus.
"Iya Al. Sama-sama." Jawab Pandu singkat. Senyum manis ia layangkan sebagai tanda perpisahan. Ia pun segera memasuki bus yang ia tumpangi.

Perjalanan ke Kalianda kali ini benar-benar terasa berat. Sebenarnya Pandu pernah ke tempat itu beberapa tahun yang lalu. Ketika ia lulus SMP. Namun, saat itu ia tidak melakukan perjalanan itu sendiri. Dulu ia ditemani oleh omnya, om Dimas. Tapi sekarang, di usianya yang hampir menginjak kepala 2, ia melakukan perjalanan panjang itu seorang diri.

Pemandangan yang masih sedikit ia ingat kini turut menemani lamunannya. Andai yang duduk di sebelahku ini om Dimas, pasti aku ditemani ngobrol bukan malah ditemani dengkuran dan orokan. Ucapannya dalam hati, sedikit kesal dengan bapak disampingnya yang mulai mengorok.

Ia pun mengambil earphone dan menyumpal telinganya. Ia pilih lagu di ponselnya. Lebih baik dengerin musik dari pada dengerin suara ngorok batinnya sambil memutar lagu di ponselnya secara acak. Lagu On My Way milik Alan Walker muncul sebagai lagu pembuka. Lagu yang sering ia gunakan untuk mengiringi video editannya. Membuat dia teringat selalu pada Risya.

I'm sorry but don't wanna talk
I need a moment before I go
It's nothing personal

Bait pertama lagu itu mengalun perlahan. Penggalan lagu yang sering ia gunakan dalam mengedit video Risya. Gadis itu sangat menyukai lagu ini.

Alleta merasa sedih karena ia berpisah dengan Pandu. Orang yang telah menolongnya dari penjambret dan menemaninya ketika menyebrang. Gadis itu berharap, ia bisa bertemu lagi dengan pemuda itu. Pria yang selalu mengusik pikirannya semenjak pertama kali mereka bertemu.

Ia bingung sekarang. Bagaimana ia akan menghubungi temannya di Kalianda? Sedangkan ia tak memegang ponsel sekarang. Ibunya akan mengirim ketika ia mencapai kos.

Semoga Renita sudah tiba di terminal sekarang. Andai aja aku tau nomer dia, aku pasti telpon lewat telepon umum. Batinnya dalam hati sambil membuka tas kecilnya. Ada sebuah buku catatan kecil, yang biasa ia gunakan untuk mencatat nomor telpon. Tapi tak ada nomor Renita di sana. Gadis itu menggigit bibir bawahnya untuk sedikit mengurangi rasa cemas. Berusaha untuk selalu berfikir positif sambil berdoa kemudahan dalam perjalanannya kali ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kekasih VirtualkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang