3. Mama

824 115 8
                                    

" jadi kau mengikuti ide kami? " tanya Emma sekali lagi

" tentu saja Emma " kata Aya sambil tersenyum, Aya juga menggendong Sherry

" Mama!!! " mark berteriak semua menoleh ke arah nya

" ada apa sayang? " kata mama sambil mensejajarkan tingginya

" Naila! Kami terpisah di hutan! Mama bagaimana ini?! " Mark terisak, mama mengelus lembut kepalanya lalu mengeluarkan jam  dari kantong nya

" kalian tunggu disini ya " mama berjalan ke arah hutan, Mark masih panik tapi Emma menenangkan nya

Tidak lama mama kembali dengan Naila di gendongan nya

" mama cepat sekali " batin Norman

" Dia seperti tau letak kita " batin Emma

" mama kembali, Naila hanya lelah, ayo semuanya kita masuk " kata mama anak anak lain nya masuk, meninggalkan 4 jenius di luar

" kenapa mama menemukan Naila dengan sangat cepat " Tanya emma

" dari dulu, kita tak pernah bisa menang bermain petak umpet dengan mama " Lanjutnya

" mama seperti tau pasti keberadaan kita " kata Norman

" mungkin itu pelacak nya? " tanya Norman, semua nya terdiam-- dan berfikir

" iya, aku rasa itu bukan jam " kata Ray

" aku lebih merasa kalau itu adalah pelacak, mama melihat itu dan menemukan kita seketika " kata Ray lagi

" apa pelacaknya ada di baju kita? " tanya Emma sambil meraba baju nya sendiri

" kalau ada di baju, kita bisa pergi dengan mengganti baju kan? " kata Emma

" kurasa itu ada di tubuh kita " kata Ray dan Norman bersamaan

" tapi dimana? " semuanya berfikir lagi

" menurut mu dimana Aya? " tanya Emma, Norman dan Ray menoleh ke Aya

" hm~ ntah lah " kata Aya santai

" ayo lah serius sedikit " kata Ray

" baiklah " hawa di sekitar Aya seketika berubah, tadinya damai tiba tiba mencekam

" aku akan serius, aku meminta ini dari kalian " kata Aya, trio Angkasa  diam mendengarkan

" jangan bawa bawa aku dalam diskusi kalian " katanya

" ha? Kenapa? Kalau kau tidak ikut bagaimana kau tau rencana nya? " Tanya Emma

" rencana kalian adalah melarikan diri dari sini dengan semua orang " kata Aya

" aku sudah tau, jadi aku hanya akan ikut saat operasi pelarian di mulai " sambung Aya

" dan aku ingin Mama mencurigai Emma, Norman dan Ray saja " kata nya dengan senyum

" TUNGGU! KENAPA KAU SEPERTI ITU! APA KAU INGIN KAMI TERTANGKAP?! " Norman meninggikan suaranya, dia tak keberatan dengan mama yang menuduhnya, dia keberatan karna Emma juga di tuduh

" pfft-- ya aku hanya menggunakan otak ku " kata Aya

" jadi, aku ikut pelarian, namun jangan libatkan aku dalam diskusi ini, lalu jangan bilang pada siapa pun kalau aku mengetahui kebenaran panti ini oke? aku masuk duluan ya " Kata Aya, dia tersenyum namun sedikit mengerikan,senyuman yang sama seperti mama

" baiklah, kita tak mengajaknya " kata Ray

" apa dia anak kandung mama? " Gumam Emma

" kurasa " kata Norman

ℳᥲ᥉k [ Ꭲ⅌Ɲ ㄨ Ꭱꫀᥲdꫀɾ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang