[3] - Permen Anggur

1.3K 271 12
                                    

"Mas Leon?"

Renata berujar lirih ketika menemukan sang suami tengah berjalan mendekat menuju ke rumahnya. Ia ingin mendekat, tapi diurungkan ketika melihat Larisa berlari di belakang suaminya.

"Ada apa?"

Bukan, bukan itu yang ingin ia ucapkan saat melihat suaminya setelah sekian lama. Jujur saja, meskipun Leon sudah menyakitinya terlalu dalam, akan tetapi perasaan cintanya masih ada sedikit untuk sang suami.

Wajah Leon mengeras ketika mendengar respon dari Renata.

"Apa itu yang diajarkan ayahmu? Menyambut suami dengan tatapan dingin dan nada datar? Kamu selain miskin finansial juga ternyata miskin secara attitude ya?"

Sesak.

Perkataan Leon barusan sangat menyakiti hati Renata. Namun, wanita itu tetap berusaha tenang dan tidak memperlihatkan emosi apapun kepada dua orang yang kini berdiri di depannya.

"Saya bertanya sekali lagi kepada kalian, ada urusan apa kesini? Saya rasa saya tidak melakukan kesalahan apa-"

Plak!

Larisa terkejut setengah mati sampai menutup mulutnya. Bukan hanya Larisa, Renata sendiri bahkan terkejut atas tamparan yang dilayangkan Leon ke pipi kanannya.

"Mas?" lirih Renata menatap tak percaya.

"Itu tamparan karena kamu telah membuat anak saya sakit."

"Maksudnya?" tanya Renata tak mengerti.

"Kamu yang mengirimkan makanan kepada Rendra kan pagi tadi?"

Renata mengangguk.

"Kenapa kamu memasukkan jamur di dalam makanannya? Kamu sudah gila ya mau membunuh anakku? Rendra itu alergi jamur!"

Renata terkejut mendengar tuduhan yang keluar dari bibir sang suami. "M-mas aku nggak tahu."

Jujur saja, Renata memang tidak mengetahui bahwa sang anak alergi jamur. Tidak ada yang memberitahunya. Sedari kecil pun, Rendra sudah dipisahkan darinya. 

Bagaimana Renata bisa mengetahuinya? 

Semua informasi mengenai anaknya benar-benar ditutup oleh sang suami, sehingga Renata tidak mengetahui apapun tentang sang anak.

Bahkan para pembantu pun tutup mulut setiap kali Renata mencoba bertanya mengenai keseharian sang anak.

"KAMU BODOH!"

"MAS!" Renata berteriak histeris. "Aku akui aku salah, tapi aku juga nggak tahu apapun tentang anakku sendiri! Kamu yang memisahkannya denganku sejak kecil! Bukan sepenuhnya salahk-"

Plak!

Tamparan kedua dilayangkan oleh Leon.

"Mas Leon!" kini jeritan Larisa terdengar. 

Wanita itu menahan sang suami yang saat ini berada dalam emosi yang tidak terkendali. Ia sangat paham bagaimana seorang Leonardo Sanjaya jika sedang emosi.

Larisa takut suaminya tersebut akan bertindak lebih kasar lagi kepada Renata.

"Lepas, Larisa! Wanita ini butuh merasakan sakit seperti apa yang Rendra rasakan!" ujar Leon dengan tatapan menusuknya.

"Mas, sudah. Mbak Renata juga tidak tahu. Biarkan, Mas. Rendra pasti membaik nantinya. Dokter bilang tidak parah kok, jamur di makanannya hanya sedikit."

Larisa kini beralih menatap Renata yang terduduk di lantai. Pandangan wanita itu kosong. Air mata bahkan berhenti mengalir. 

Demi Tuhan, Renata kini terlihat menyedihkan dimatanya. Jauh menyedihkan daripada saat mengetahui Leon menikahinya.

The UnseenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang