[13] - Toko Buku

1K 253 25
                                    

Pertemuannya dengan Larisa beberapa minggu yang lalu masih saja mengganggu Radit. Ketika dirinya sedang bersantai atau saat ia sedang tidak melakukan apapun, nama Renata, Leon, dan Larisa selalu muncul di benaknya.

Radit mendengus sebal. Mengapa juga ia yang harus repot masuk dalam masalah pribadi mereka? Hanya karena Radit mengenal Renata, bukan berarti dirinya harus membantu Renata berpisah dengan Leon.

Walau sebenarnya, Radit begitu prihatin dengan Renata.

Dirinya tidak mengerti mengapa Leon mau menikahi Renata? Bukankah urusannya selesai jika konglomerat itu hanya memberikan uang kepada ayah Renata. Radit tahu betul jika Leon akan memberikan berapapun nominal uangnya agar tidak ada seorang pun yang mengusik kehidupannya.

"Terus, apa alasan Leon nikahin Renata?" gumam Radit sembari menyetir.

Hari ini Radit sedang tidak ingin ke kantor. Pria itu hendak menghabiskan waktu dengan Gio dan Raka. Namun ketika ia selesai mandi pagi, Raka yang sedang berada di rumah ayahnya bersama Gio menelepon dan meminta tolong padanya untuk membelikan beberapa buku cerita dan spidol berwarna.

Radit pun mengiyakan permintaan anaknya itu.

Kini pria itu sampai di toko buku untuk membeli pesanan sang anak.

Ketika berada di rak khusus bacaan cerita anak, betapa terkejutnya Radit menemukan keberadaan Renata disana.

Perempuan itu tidak sadar akan kehadirannya karena ia terlalu fokus membaca salah satu buku cerita disana. Radit mengernyit heran, akan tetapi dirinya memilih untuk menyapa Renata.

"Mas Radit?"

Radit pun tersenyum. "Kamu suka cerita anak-anak ya?"

Renata pun mengangguk malu. "Aneh ya? Saya tidak pernah membaca buku cerita dari kecil, makanya mumpung ada kesempatan kesini, saya ingin membeli beberapa buku cerita."

"Jangan terlalu formal. Aku-kamu tidak masalah, kita sudah beberapa kali berbincang bukan?"

"Ah, iya.."

Radit pun melirik beberapa buku di tangan Renata. "Itu yang mau kamu beli?" Renata pun mengangguk.

"Sekalian saja bayarnya, tunggu ya aku mau ngambil beberapa buku pesanan Raka."

Renata lagi-lagi mengangguk.

Perempuan itu menatap Radit yang terlihat memilih beberapa buku cerita. Sebuah senyum tipis muncul di wajah dingin seorang Renata.

Dalam hati ia kagum akan sosok Radit. Pria itu terlihat begitu sayang kepada keluarganya. Renata masih ingat bagaimana binar mata Gio ketika menceritakan perihal sang kakak.

Radit memang benar-benar seorang pria yang baik.

"Udah nik. Yuk!" Renata mengangguk dan berjalan berdampingan dengan Radit menuju kasir.

Ketika Renata hendak membayar, Radit terlebih dahulu menyodorkan sebuah kartu kepada kasir tersebut.

"Mas?"

Radit hanya tersenyum dan langsung mengambil tas kain berisi buku-buku milik Raka dan Renata yang baru saja dibayarnya.

"Mas, punyaku berapa? Biar aku-"

"Nggak usah, sekalian aja."

Renata memberengut kesal. "Nggak bisa gitu dong, Mas! Ini kan buku ku!"

Radit tertawa. Renata tampak seperti gadis remaja yang tengah merajuk.

"Ya udah."

"Mana?"

The UnseenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang