[9] - Surprise

1K 243 19
                                    

Sudah hampir 5 hari Renata tidak pulang ke kediaman milik Leon dan menginap di apartemen milik Gio.

Selama itu pula, Renata merasa bebas sejenak. Perempuan itu bisa pergi ke minimarket yang berada di lantai dasar gedung dan membeli beberapa camilan yang ia suka. Semua itu berkat Gio.

Laki-laki itu membebaskan Renata melakukan hal yang ia suka disini. Awalnya, Renata merasa sedikit sungkan, akan tetapi Gio mengatakan kepada Renata untuk merasa santai.

"Pake aja fasilitas disini. Apart ini emang jarang aku kunjungin karena aku tinggal sama Mas Radit. Adanya kamu disini itung-itung buat ngehidupin apart ini lah. Kartu akses ini juga bisa dipake buat makan di restoran di lantai dasar, minimarket, sama laundry. Karena jarang aku pake, saldonya masih banyak. Pake aja."

Renata tersenyum. Berkali-kali perempuan itu mengucap syukur karena bisa bertemu dan berteman baik dengan laki-laki sebaik Gio.

Namun disisi lain, Renata khawatir jika suaminya mulai sadar bahwa ia tidak sedang berada di rumah. Renata tidak takut dipukul atau dikurung selamanya oleh Leon. Ia takut jika keluarga Gio yang terkena dampak karena dirinya.

"Mungkin aku harus pulang sekarang. Mumpung Gio bilang dia nggak bakal kesini hari ini," gumam Renata pelan.

Renata lalu beranjak bangun dari kamarnya dan mengambil cardigan miliknya yang berada di gantungan. Hanya itu barang yang Renata bawa. Ia memilih meninggalkan baju-baju yang dibelikan Gio untuknya dan berjanji akan membayarnya kepada Gio.

Ketika baru saja memegang gagang pintu apartemen, Renata dikejutkan dengan suara klik, pertanda pintu apartemen dibuka dari luar. Ia mengira bahwa itu adalah Gio.

Namun setelah pintu terbuka lebar, Renata tidak bisa menahan keterkejutannya.

"Renata?"

Mata Renata membelalak terkejut melihat pria yang berada di depannya adalah ayah dari bocah kecil bernama Raka.

Begitupula Radit, pria itu juga sangat terkejut melihat Renata berada di apartemen milik Gio, sang adik.

"Kamu kenapa bisa disini? Bentar," Radit mengerjapkan kedua matanya. "Jadi perempuan yang dimaksud oleh Gio selama ini itu kamu?"

Renata terdiam. Ia tidak mengerti apa maksud perkataan pria di depannya ini. Radit yang melihat raut wajah bingung Renata pun menghela napasnya.

"Masuk dulu, saya perlu bicara sama kamu."

Radit berbicara dengan intonasi yang menenangkan, membuat pikiran buruk yang sempat berkecamuk di pikiran Renata hilang seketika.

Mereka lalu memutuskan untuk berbicara di ruang tamu karena memang lebih dekat dengan pintu utama. Renata duduk dengan posisi tegapnya yang terkesan kaku, sedangkan Radit memilih untuk menaruh kantong kresek berisi makanan pesanan Gio di meja makan.

Tak lama kemudian, Radit kembali ke ruang tamu dengan membawa dua gelas jus jeruk. Pria itu menyerahkan segelas kepada Renata.

"Saya Radit, kakak dari Gio."

Mendengar itu, Renata tersedak tiba-tiba. Wanita itu langsung meraih beberapa lembar tisu di meja.

Jadi selama ini, Radit yang diceritakan oleh Gio adalah ayah dari anak laki-laki yang dikenalnya. Tunggu, berarti Raka keponakan Gio adalah Raka yang sama, yang memberinya mawar putih tempo lalu?

Sungguh sebuah kebetulan.

"Saya bisa tahu kenapa kamu disini?"

"Ah, itu saya menumpang sementara disini. Sebenarnya saya hari ini juga hendak pulang-"

The UnseenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang