Jangan lupa vote & komen..
Bantu tandai kalau ada typo ya makasih
***
Rania meraih sebuah bingkai berukuran sedang yang dirinya letakkan di atas meja kerja. Kedua sudut bibirnya seketika melengkung membentuk senyuman manis kala ia menggulirkan pandangan pada foto lawas yang diambil nyaris 10 tahun yang lalu. Dimana dia berfoto bersama keempat teman dekatnya semasa SMA yang masih menjalin hubungan baik sampai sekarang meskipun kesibukan masing-masing membuat mereka jarang bertemu.
Ia usap foto itu penuh kerinduan. Tak menyangka jika waktu ternyata berlalu begitu cepat. Rasanya belum lama dia dan teman-temannya mengambil foto di pinggiran kolam renang setelah selesai ujian renang waktu itu. Namun ternyata sudah nyaris 10 tahun foto itu diambil. Dan ternyata sudah selama itu juga dia menyukai salah satu pria yang juga berada di dalam foto itu. Sayangnya dia melakukannya secara diam-diam. Cukup menyiksa memang, namun untuk menghilangkan rasa itu juga tidak mudah. Nyatanya move on dari seseorang yang belum pernah jadian rasanya sangatlah sulit.
Dia telah mencoba dekat dengan beberapa pria namun tak pernah sampai ke tahap pacaran. Otak dan hatinya tak pernah berhenti membandingkan pria-pria itu dengan Raffa Ardhana Fahrezi. Pria berwajah manis yang berhasil menguasai seluruh ruang dalam hatinya sekalipun pria itu telah memiliki tambatan hati yang sudah dipacarinya semenjak masuk kuliah.
Dia gila bukan? Mencintai pria yang jelas-jelas tidak akan bisa dirinya miliki. Bahkan gilanya, dia masih saja berpikir selama janur kuning belum melengkung, maka masih ada kesempatan baginya menjadi pendamping hidup Raffa. Padahal jelas-jelas dia telah melewatkan banyak kesempatan untuk mengakui perasaannya dengan alasan malu. Sementara mengakui perasaannya itu pada ketiga temannya yang lain terasa begitu mudah.
"Lagi mikirin apa sih, Mbak? Perasaan dipanggilin dari tadi nggak denger-denger."
Rania menoleh ke samping lalu menarik kedua sudut bibirnya begitu mendapati Rani--teman sekantornya datang ke mejanya.
"Lagi kangen aja sama temen-temen zaman SMA," balasnya sembari menaruh kembali bingkai foto ke meja.
"Memang ya Mbak, kenangan waktu masih seragam putih-abu susah terlupa." kekeh Rani yang diangguki oleh Rania.
"Kamu kesini mau ngajak Mbak makan siang?"
"Iya, Mbak. Beli nasi padang yuk? Mendadak ngidam nasi padang warung sebelah deh."
Rania terkekeh kecil sembari beranjak dari kursi.
"Yuk. Mbak juga udah lama nggak makan nasi padang." Rani langsung mengangkat kedua ibu jarinya kemudian merangkul lengan Rania.
"Beruntung banget ya Mbak jadi Mbak Sera. Siapa yang ngira kalau dia bakalan diperistri atasan super ganteng modelan kayak Pak Sena. Duh, padahal aku udah ngarep jadi Nyonya Sena."
Tak.
"Nggak usah kebanyakan mengkhayal kamu, Ran!" Rani mendesah panjang sambil mengusap-ngusap kepalanya yang barusan dijitak Rania tanpa mengalihkan pandangan dari sang atasan yang baru saja berjalan melewatinya.
"Kira-kira sebelumnya Mbak Sera mengkhayalkan apa ya Mbak? Sampai bisa dapetin Pak Sena gitu."
"Justru Sera nggak suka mengkhayal, makanya bisa dapetin yang nyata." seloroh Rania yang membuat Rani langsung meringis sambil manggut-manggut. "Bener juga sih," kekehnya.
"Tapi siapa yang nyangka ya Mbak, takdir kembali mempertemukan mereka dengan cara yang unik seperti di drama. Mbak Sera benar-benar luar biasa membesarkan anak kembarnya seorang diri. Coba kalau Pak Sena tahu kalau pacarnya waktu itu hamil, mungkin kisah mereka nggak perlu menghabiskan beratus-ratus episode ya 'kan, Mbak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck in Love
ChickLit[FULL NASKAH / E-BOOK HANYA TERSEDIA DI KARYA KARSA DAN KBM] Link ada di profil. *** Bagaimana perasaanmu ketika seseorang yang kamu cintai dalam diam dan sudah berjalan nyaris sepuluh tahun lamanya, tiba-tiba datang mengajakmu menikah? Bahagia? ...