Keesokan harinya
Malam yang panjang untuk Fares dan kea,kini malam itu sudah berganti menjadi pagi. matahari yang gagah menyinari bumi
daaaari ufuk timur hingga ke ujung barat (bacanya jangan di nyanyiin ya).dengan malu-malu cahaya masuk melalui celah jendela kamar mereka sehingga membuat ruangan kamar sedikit lebih terang.
Fares sudah terbangun sedari tadi karna alarm kea yang di pasang jam 4:50,Fares terus mengamati wajah sang istri dan tak berhenti menerbitkan senyum terbaik yang di miliki Fares.
Fares menyelipkan anak rambut yang mengganggu wajah kea ke belakang telinga kea,sang empu pun merasa terganggu dan kea pun menggeliat meregangkan tubuhnya,kebiasaan pagi setelah bangun tidur.
Membuka mata,meraba tubuhnya yang tidak memakai benang sehelai pun.ingatan akan kejadian semalam membuat bulu kuduk kea meremang dan susah payah menelan ludah agar tidak gugup
"Eh kebangun ya?, Tidur lagi ajh mas ngga sengaja ko buat bangunin kamu"ujar Fares menatap kea dan tak berhenti tersenyum
"Mas jangan liatin kaya gitu malu"ujar kea memasukan kepalanya ke dalam selimut
"Ngapain harus malu toh semalem mas udah liat semuanya"ujar Fares menarik selimut yang menutupi wajah sang istri
"Mas aku ngga kuliah dulu sehari ya masalahnya nih liat gara-gara kamu buat kerajinan jadi banyak gini aku kan malu, boleh?"ujar kea dan menunjukan bekas kissmark
"Boleh" Fares pun mengangguk dan dia memberikan tatapan seolah olah mengintimidasi
"besoknya aku jamin kamu ngga bakalan bisa jalan, eh ngga bisa bangun maksudnya"ujar Fares
Kea pun bergidik ngeri"ah Iyah, aku lupa mas ada tugas yang harus aku kumpulkan deadline nya sekarang jam mata kuliah pagi, jadi mending aku ke kampus ajah dari pada kena omel dosennya kan"
"Istri Solehah"ujar Fares, dengan tanpa dosanya ia berdiri dan berjalan menuju kamar mandi tanpa sehelai benang pun
"Mas astaghfirullah di tutupin atuh aih kamu mah"ujar kea dan menutupi matanya dengan jari
"Kenapa? Kamu juga udah liat ngapain aku malu coba"
Setelah Fares selesai mandi kini gantian kea pun maemasuki kamar mandi.
Setelah kea selesai mandi ia memakai baju yang telah ia ambil dari almari, setelah selesai kea menghampiri Fares agar membantu memakaikan plester di bagian lehernya
"Mas bantuin pasang dong"ujar kea memberikan satu gulung plester yang sudah tersedia
"Ngga usah di tutup bagus tau yang karya aku, kalau di tutup jadi jelek bekas aku cape cape begadang buat bikin itu"ujar Fares
"Ssstttt" ujar kea memegang bibir Fares "ngga usah banyak omong cepet pakein nangis ni ya"
"Cup cup cup Iyah sayang sini mas pakein "ujar Fares mengambil plester yang ada di tangan kea
"Mas nanti pulang agak malem ya, kayanya sekarang mas lembur ada meeting sampe malem "ujar Fares lembut
"Iyah mas"
Setelah selesai memakaikan plester Fares mengecup kening sang istri dan berucap
"Makasih sayang atas yang semalem mas seneng banget"ujar Fares, kea pun pipinya bersemu merah karna menahan malu, lagi-lagi Fares pun menunjukan senyum terbaiknya bikin yang baca diabetes
"Sama-sama udah kewajiban aku mas, dan maaf aku baru kasih hak kamu sekarang"
"Gapapa sayang mas ngerti ko kalau kamu belum siap, beneran kalau hamil gapapa?"tanya Fares
KAMU SEDANG MEMBACA
Married to a lecturer
Romance"Yang ayok"ujar Fares "Ayok kemana,mending kamu tidur kan lagi sakit nga baik abis minum obat lari-larian" "Bikin anak" bisik Fares vulgar