" Jendral nilai kamu turun lagi, mama kan sudah bilang jangan terlalu sering main game " Seru Dinda sambil melempar buku raport ke atas meja.Suasana di ruang tamu tidak begitu bersahabat ketika ia pulang dari sekolah bersama ibunya, Jendral yakin sesuatu yang tidak mengenakkan akan terjadi
Jendral menunduk, meremas celana sekolah abu-abunya mendengarkan Dinda yang marah karena nilai sekolahnya. Padahal Jendral sudah berusaha lebih keras untuk mendapatkan nilai yang sempurna seperti yang di inginkan Dinda.
" Memang ya kamu itu tidak sama seperti kakak kamu! Lihat dia memenangkan olimpiade di mana mana aktif dalam organisasi. Sedangkan kamu?! Mengecewakan."
Hah.. lagi-lagi kak Jeffri kenapa juga harus dengan sang kakak bukan anak tetangga, jika anak tetangga banyak alasan yang bisa Jendral lontarkan
"Tapi ini aku ma Jendral. Bukan kak Jeffri " lirihnya, tak tega rasanya jika membentak sang ibu takut jadi anak durhaka
"Tapi kalian sama sama anak mama"
Suasana berubah ketika pintu utama terbuka menampilkan Jeffri dengan seragam sekolah yang masih terlihat rapih sambil menenteng buku raport nya
" Kakak.. sudah pulang pasti capek ya habis dari sekolah? Maaf ya tadi mama ga bisa ngambil raport kamu, bareng sama punya Jendral soalnya" ucap Dinda lembut
Cara berbicara nya begitu terbalik ketika ia dengan si bungsu, kadang itu membuat Jendral iri pada Jeffri
"Bagaimana nilai kakak?"
"Baik, mama ga perlu khawatir sama nilai Jef"
"Bagus, sekarang kamu makan gih pasti laper ya" Dinda mengelus puncak kepala Jeffri dengan lembut
"Dan kamu Jendral,sekarang kamu masuk kamar renungkan apa kesalahan kamu!!" Lanjut Dinda.
"Aku ga di suruh makan juga ma?"
★★★
Jendral tau dia memang tak sesempurna kakaknya, tapi Jendral sudah berusaha semampunya untuk membuat mama bangga padanya tapi tak satupun usahanya Dinda lirik. Sulit rasanya bersanding dengan kakak sendiri ketika kamu tak sesempurna dirinya
Jendral masuk ke kamarnya, mengunci pintu dan merebahkan dirinya di atas ranjang. Rumah rasanya sepi setelah ayah di panggil terlebih dahulu ke pangkuan tuhan satu tahun yang lalu. Dinda hanya menyuruhnya bisa melakukan segalanya dengan baik, lelah juga jika harus memenuhi semua keinginan ibunya.
Ingin rasanya Jendral mengadu, tapi pada siapa tidak ada satu orang pun di rumah yang dekat satu sama lain, Jeffri seperti orang asing setelah kepergian Ayah.
" Ayah bilang Jendral harus kuat, karena kata ayah Jendral adalah pangkat tertinggi di angkatan militer." Gumam jendral sambil memejamkan mata, bermaksud menenangkan pikiran dari ucapan sang ibu
KAMU SEDANG MEMBACA
Arti Rumah
Ficção AdolescenteJendral tau dirinya bukan satu-satunya orang yang menderita di dunia tapi kenapa tuhan seperti tidak adil pada dirinya, bukannya tidak bersyukur tapi tuhan menempatkan dirinya dalam keluarga yang harus akan kesempurnaan jendral muak Tapi jendral sa...