4|Piknik Alakadarnya pt.2

72 9 0
                                    

Sore itu di pasar tradisional yang atensi nya tak pernah sepi dari orang-orang yang tengah membeli keperluan untuk rumah di dominasi oleh ibu-ibu yang sedang tawar menawar dengan penjual

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore itu di pasar tradisional yang atensi nya tak pernah sepi dari orang-orang yang tengah membeli keperluan untuk rumah di dominasi oleh ibu-ibu yang sedang tawar menawar dengan penjual

Berbagai raut muka yang nampak dari berbagai orang pula, penjual dengan wajah masamnya karena barang jualan yang di tawar setengah harga dari aslinya, ibu-ibu yang tersenyum bahagia karena bisa mendapatkan harga yang di inginkan serta tangis anak kecil yang dilarang jajan oleh ibunya

Saat ini Rendra dan Naufal tengah di pasar itu bergabung dengan orang-orang, membeli ayam untuk acara nanti

"Mang ayam satu kilo berapa?" Tanya Rendra pada penjual ayam yang tengah meladeni pembelinya, memotong satu ayam menjadi beberapa bagian lalu di timbang nya

" 22 Per kilo "

"Mau satu kilo mang, di bagi delapan ya paha atas sama dadanya aja" ujar Rendra

Dengan cekatan amang penjual ayam itu memotong dan menimbang pesanan Rendra kemudian di masukkan nya pada kantong plastik dan menyerahkannya pada pembeli

"Makasih ya mang"

Setelah selesai kakak beradik itu memutuskan untuk pulang, pada saat berjalan pada motor yang terparkir yang tak jauh dari pasar Naufal yang sendiri tadi mengekor pada Rendra tak sengaja matanya menemukan kumpulan warna warni anak-anak ayam dalam dus, di tariknya tangan sang kakak menuju anak-anak ayam itu

"Abang beliin Naufal itu" tunjuknya pada gumpalan warna-warni dalam dus

"Buat apa ah Na "

"Tapi mau Abang, beliin dua ya! "

Rendra pasrah nasib belanja bersama bocil pasti selalu ingin yang menurutnya menarik jika tidak di turuti berakhir mengadu pada sang ibu

Dua ekor anak ayam sudah di tangan Naufal di masukkan nya pada kresek bening oleh si amang penjual dan reaksi Naufal tentu saja bahagia

Sesampainya di rumah buru-buru Naufal mencari dus untuk tempat tinggal sementara anak-anak nya

"Abang lihat Jerri sama Jetti lucu yaa.."

Jerri dan Jetti nama baru yang Naufal beri pada anak-anaknya Jerri untuk anak ayam berwarna ungu dan Jetti untuk si pink

"Jet sama Jetti aja, biar gampang "

"Abang ga boleh ganti-ganti nama orang sembarangan!"

Rendra mengerlingkan matanya terserah Naufal saja lah

"Iih..apa ituu, kemasan sachet..." Histeris Chandra yang tiba-tiba saja muncul di depan adik-kakak itu yang belum sempat masuk kedalam rumah masih di teras rumah dan belum juga menyimpan belanjaan mereka

"Ga boleh gitu lo Chan sama anak-anak gue!"

Alat-alat masak sudah di keluarkan, bahan-bahanya pun sudah di persiapkan, tikar yang sudah tergelar dan arang yang tengah di nyalakan remaja-remaja itu sudah siap memulai piknik yang sudah di rencanakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alat-alat masak sudah di keluarkan, bahan-bahanya pun sudah di persiapkan, tikar yang sudah tergelar dan arang yang tengah di nyalakan remaja-remaja itu sudah siap memulai piknik yang sudah di rencanakan. Waktu yang di tetapkan memang sedikit berbeda jadinya mereka memulai ketika sang mentari sudah tak lagi menyinari

Genjrengan gitar yang di mainkan Chandra mengiringi suasana di malam itu, beberapa sibuk dengan urusannya masing masing seperti Jendral yang sibuk dengan apinya atau Rendra dengan tusuk satenya

"Woy Chan! Bantuin ini " keluh Rendra yang merasa hanya kerja sendiri

Chandra menghampiri Rendra duduk bersila di sampingnya dan mulai membantu menusuk sosis dan yang lainnya

"Emang orang-orang kalo piknik kaya gini ya?" Celetuk Jendral

"Engga sih Jen, ini mah abal-abalan piknik kurang dana aja"

Api menyala tusukan-tusukan sate ayam dan sosis sudah mulai di panggang dan chef pada malam ini adalah Naufal yang sibuk mengipas dan membolak-balik sate di atas panggangan, lalau masalah bumbu mereka percayakan pada ibu soalnya di jamin enak daripada mengambil resiko keracunan jika mereka yang buat

Jrengg...

Gitar yang tadi menganggur kini sibuk mengalunkan nada-nada yang di buat oleh  pemainnya, di bawah sinar bulan malam ini

"Yoo, semua yang tau lagunya kita nyanyi bareng-bareng, aku persembahkan lagu ini untuk sahabat aku yang cintanya bertepuk sebelah tangan" ujar Chandra yang berlagak seperti penyanyi yang tengah konser di atas panggung, matanya melirik pada Rendra jahil yang di balas pelototan dari sang empu

" Ku tutup pintu cintaku
Yang sekian lama terbuka untukmu
Lelah hati ini
Apakah selama ini cinta yang ada hanyalah semu?
Betapa sakitnya hatiku
Dan dirimu memilih dirinya
Hingga tak hiraukan cinta kita"

"Ayo semua sama-sama....
Ketika dia yang kau cinta mencintai yang lain
Betapa dalamnya terluka hatiku
Dan bagaimanakah ku harus meyakinkan diriku?
Saat ku dengar suaramu, ku tak mampu pergi"

"Buat yang namanya Rendra Derena yang cintanya bertepuk sebelah tangan, tolong sadar yaa"

Sebuah sendal jepit mendarat di kening Chandra dan gelagak tawa dari jendral menambah suasana ramai pada malam itu, malam yang berbeda dari biasanya tidak ada sunyi tidak ada sepi, malam ini semuanya harus bahagia tertawa melupakan sejenak tentang gelapnya dunia, mengisi hidup dengan warna-warna cerah yang di namakan kebahagiaan

"Ayo semuanya makan makan" Naufal datang dengan sate di tangannya, seperti seorang ibu yang menyuruh anaknya makan

"Wihh...mantep nihh"

Harapan besar yang tak tertulis tapi di inginkan oleh semua orang pada malam ini, semoga kelak kebersamaan ini tak terlupakan

"Enak nih, ibu emang the best banget deh"

"Puji gue juga kalo, kan gue yang masak tu sate"

Jendral melirik lalu tersenyum menyeringai " ululu... Masakan lo paling mantep banget, chef Juna aja kalah sama lo na. Bangga banget gue punya temen kaya lo! Jadi cinta mati deh gue sama lo na!" Ujar Jendral sambil menepuk-nepuk kepala Naufal

Di lanjutkan oleh Chandra " uuhh... sayangg, masakan lo enak banget, cintaku sayangku jangan ngambek! Ayo baby makan lagi baby, Daddy supain yaa!"

Naufal bergidik ngeri, bergantian menatap teman-temannya dan tatapan horor juga Naufal berikan pada Rendra yang tengah menyeringai padanya

"Uhg...Baby, jangan ngambek sini sama abangg!"

"Uhh...jijik kalan semuanya bangsatt!!! Jangan deket-deket sama guee, pergi jauh-jauh sana ke neraka kalian!!" Teriak Naufal dengan wajah merahnya entah menahan malu atau kesal

Gelagak tawa kembali menghiasi malam kali ini dengan beberapa candaan atau ledekan satu sama lainnya

________________________________________

Pendek maaf ya, aku juga tau feel piknik nya itu kurang tapi gimana lagi aku bingung...

Tapi yang pasti 'bersama Rendra inner child terjaga' wkwk

Jangan lupa vote, komen dan follow yaa guys..... Cinta kalian ❤️




Arti Rumah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang