Jendral tau dirinya bukan satu-satunya orang yang menderita di dunia tapi kenapa tuhan seperti tidak adil pada dirinya, bukannya tidak bersyukur tapi tuhan menempatkan dirinya dalam keluarga yang harus akan kesempurnaan jendral muak
Tapi jendral sa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hampir satu Minggu Jendral bertemu dengan dua orang aneh di warung kopi pinggir jalan itu. Si pendek yang ternyata cerewet dan si aneh yang memang aneh, Jendral akan menganggap mereka teman dekat mungkin karena mereka asik
Satu Minggu lagi tahun ajaran baru akan di mulai yang artinya hari Senin menjadi hari paling menjengkelkan lagi dan Jendral sungguh benci itu
Omong-omong tentang sekolah ternyata Chandra dan Rendra bersekolah persis di pinggir sekolah Jendral, sekolah negeri yang lumayan banyak peminatnya dan Jendral sekolah di sekolah swasta, no komen kenapa memang dengan sekolah swasta toh Jendral orang kaya bisa bayar SPP tiap bulan! Ternyata mereka tetanggaan di sekolah mereka satu gerbang cuman beda gedung haha
Jendral memeriksa notifikasi di handphone nya banyak pesan masuk dari grup buatan Chandra yang mengajak untuk berkunjung ke rumah Rendra karena adiknya sudah pulang dari rumah sakit
Jendral mengendarai si janda motor Scoopy warna ungu kesayangan nya menuju rumah Rendra
Rumah sederhana definisi dari lagu sal pardi 'kita usahakan rumah itu'. Pekarangan rumah luas yang di tanami berbagi macam tanaman dari bunga sampai cabe yang berbuah merah,dua kursi di teras rumah dan sebuah mobil angkot yang terparkir apik di pinggir rumah itu
Jendral memarkirkan motornya di lahan kosong dekat motor lainnya yang sepertinya milik yang punya rumah
"Assalamualaikum, Rendra"
Jendral mengetuk pintu rumah yang tertutup rapat di depannya berharap temannya segera membukakan pintu untuknya
Perlahan pintu terbuka menampakkan sosok laki-laki yang sudah lumayan berumur dengan beberapa helai rambut yang sudah memutih, tubuhnya masih tegap berdiri dengan wajah garang yang terpatri
Seulas senyum Jendral pancarkan ketika mendapati sosok laki-laki dewasa di depannya, kedua kali Jendral mampir ke rumah ini dan dua kali juga Jendral bertemu dengan pria ini ayah dari Rendra
"Assalamualaikum om, Rendra nya ada om" tanya Jendral sambil mencium punggung tangan pria dewasa di depannya itu
Wajah garang di awal pertemuan itu terganti dengan senyuman tulus mempersilahkan tamunya untuk masuk ke dalam rumah
"Tunggu sebentar ya Jendral om panggil dulu anak-anak"
"Oke om"
Beberapa menit setelah kepergian pemilik rumah Jendral mengedarkan pandangannya ke setiap sudut rumah itu, rumah dengan interior sederhana namun terasa hangat gorden biru bergambar angsa keluaran tahun 90an kursi ruang tamu dengan beberapa bagian yang mulai terasa tidak enak di duduki, pintu rumah yang terlihat lapuk termakan usia
"Eh Jen, dah lama nunggu?" Tanya Rendra basa-basi sebagai pemilik rumah
"Engga, santai aja ren"
Rendra men dudukan bokong nya di kursi depan Jendral, di susul seorang pemuda jangkung yang memegang segelas air putih yang di letakan nya di depan Jendral
"Kembaran lo Ren?" Tanya Jendral setelah pemuda yang baru ia lihat itu duduk di sebelah Rendra
Rendra terkekeh " Ini Naufal adik saya, beda satu tahun Jen "
"Tapi kata Chandra kembar katanya " bingung Jendral
Memang jika di lihat sekilas muka Rendra dan Naufal terlihat mirip namun jika di teliti lebih lama keduanya berbeda, dari bentuk wajah hingga tinggi badan jelas tak sama
" Si Candra mah jangan terlalu di denger "
Mereka berbincang dengan asik seakan telah kenal lama saling tertawa dan lebih terbuka di ikuti Chandra yang tidak lama datang dan ikut dalam obrolan ringan mereka. Empat remaja yang mencoba menjalin persahabatan dan menjalin tali persaudaraan yang kelak bisa membawa pada mereka pada sebuah kepercayaan antara satu sama lain
Bukankah akan jadi kombinasi yang sangat bagus Rendra si cerewet, Chandra si slengean, Naufal si tidak enakan dan Jendral si penengah bukankah mereka saling melengkapi untuk menjadi sebuah sahabat yang bahkan tidak pernah terpikir akan terbentuk?
"Kalian pernah mikir gini ga sih" Chandra men jeda ucapannya, pandangan nya masih terfokus pada langit-langit rumah keluarga Derena " Kalo semisal kalian udah nikah terus punya anak cewe terus dia pacaran dan pacarnya mutusin anak kalian terus lebih parahnya lagi... Anak kalian jadi nikah sama umbi-umbian gara gara di putusin " jelas Chandra
"Gue ga bakal setuju lahir dan batin" ucap Naufal menanggapi Candra
"Kenapa "
"Soalnya gue mau dia jadi.... ORANG YANG MENGUASAI DUNIA"
" Keponakan saya nanti join circle power bank soalnya " ujar Rendra santai
Mereka terkekeh dengan obrolan tersebut jika di pikir geli juga jika punya menantu umbi-umbian
"Eh liburan sekolah kan masih satu Minggu lagi ya kann...gimana kalo kita ngecamp?" Ujar Chandra memberi usulan
Mereka ingin sungguh! Membayangkan berkumpul melingkari api unggun di kelilingi pohon rindang dan udara sejuk serta menikmati indahnya langit malam sambil ngejreng gitar dan menyanyi sebelum suara seorang perempuan melarang nya
"Ga bisa, Naufal nya kan baru sembuh nanti kalo sakit lagi kan repot" Sari ibu dari Rendra dan Naufal datang meletakkan pisang goreng untuk menjamu tamu anak-anaknya
"Yah atuh Bu, Naufal nya juga udah sehat da bener"
Sari tersenyum menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju dengan usulan yang di berikan lalu memutuskan pergi dari perkumpulan anak muda itu
Naufal merasa tidak enak hati dengan Chandra, teman barunya, serta abangnya yang tadi terlihat antusias gara-gara dirinya menjadi tidak jadi melakukan camp
"Maaf ya gara-gara gue jadi ga bisa pergi"
" Ahh, udah lah ga usah di pikirin gapapa ko kita bisa lain kali kan perginya" sela Jendral
Rendra yang melihat adiknya murung merasa bersalah itu jadi tidak enak hati "gini aja besok kalian nginep di rumah saya kita bakar-bakar gimana?"usul Rendra
"Bakar apa?" Tanya Chandra
"Bakar gunung!"
___________________________________________
Halo hai guys maaf baru update Makasih udah mau baca cerita aku, bersyukur banget ada yang baca hehe.