Jendral tau dirinya bukan satu-satunya orang yang menderita di dunia tapi kenapa tuhan seperti tidak adil pada dirinya, bukannya tidak bersyukur tapi tuhan menempatkan dirinya dalam keluarga yang harus akan kesempurnaan jendral muak
Tapi jendral sa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari berganti hari, jika kemarin Jendral di bagi rapot kenaikan kelas maka hari ini adalah hari pertama jendral di kelas sebelas. Selama libur tidak ada yang menarik sebenarnya, Jendral yang selalu sendiri, Dinda -ibu jendral- yang selalu sibuk dengan pekerjaannya dan Jeffri -kakak jendral- yang selalu sibuk dengan kegiatannya
Oh... Mungkin ada sedikit perubahan liburan kemarin dengan liburan sebelumnya, Jendral yang lebih sering keluar rumah untuk bertemu Chandra dan Rendra di warung tempat mereka bertemu pertama kali membahas hal random yang tidak ada manfaatnya, dua Minggu liburan sekolah tidak cukup rasanya jika bermain dengan mereka berdua ahh...bersama Naufal juga adik Rendra
Si janda, motor Scoopy ungu kesayangan jendral sudah terparkir apik di parkiran sekolah bersebelahan dengan si kasep motor merah milik teman sekelasnya. Si janda motor scoopy kesayangan Jendral yang sudah menemani Jendral kemana-mana itu adalah hadiah ulangtahun dari almarhum Ayah Jendral
" Yoo.. bro, tumben datang pagi Jen"
"Tahun ajaran baru, semangat baru Ji " sahut Jendral sambil fokus memainkan ponselnya
Berbalas pesan dan membahas hal random bersama Naufal, Rendra dan Chandra adalah kegiatan dan hobi baru bagi Jendral. Handphone yang dulunya sepi yang hanya sesekali menampilkan pop'up chat, sekarang menjadi lebih berisik dan sering terdengar notifikasi dari aplikasi hijau berlogo telepon.
"Bukan karena mau dapet bangku di depan kan? lo kan anak ambis" ejek Jidan teman sekelas Jendral dan sekaligus teman Jendral di sekolah
"Ambis pala lo trapesium, mana ada gue ngambis. Lo kira gue bocah SD berangkat pagi cuman mau bangku di depan!" Timpal Jendral
Jidan melihat raut wajahnya Jendral yang terlihat aneh
" Kenapa Jen, kebelet boker?" Tanya Jidan setelah melihat jendral yang mengalihkan pandangannya dari ponsel
" Ji menurut lo, bentuk alien itu kaya gimana ijo lancip atau kaya manusia "
" Hah!? " Sialan memang Jendral masih pagi harus membuat Jidan berpikir.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.