- Chapter 22 •

571 35 1
                                    


Happy Reading❤

Mendapat pesan dari Farrel kalau hari ini cowok itu tidak berangkat sekolah. Membuat Rachel khawatir, apa mungkin bolos dan tawuran atau habis berkelahi. Rachel khawatir dengan Farrel, cewek itu menghubungi Farrel ingin melihat kekasihnya baik-baik saja. Video call adalah salah satu caranya

Tapi Farrel malah menolak panggilan itu, tentu Rachel jadi penasaran dengan keadaan yang sebenarnya. Memanggil pakai panggilan biasa,

"Aku baik-baik aja sayang, nggak papa kok. Kamu jangan khawatir."

"Tapi aku khawatir sama kamu!" balas Rachel"Aku ke apartemen kamu ya?!" sambung Rachel kemudian mematikan panggilannya.

Farrel melongo tak percaya, kenapa Rachel menjadi seperti ini. Bagaimana kalau Rachel tahu muka tampannya ini babak belur penuh luka lebam akibat semalam. Pasti gadis itu akan marah dan mengomel kepadanya.

Ia mencoba keluar dari kamarnya sembari berjalan perlahan. Kelihatannya rumah sedang sepi tidak ada Xellin atau Ibunya. Farrel menuju ke dapur, sejak tadi belum makan apa-apa. Salah dia sendiri, tidak mau diperhatikan oleh Ibu kandungnya. Ada beberapa lauk kesukaannya, Farrel sangat lapar tidak tahan lagi.

Akhirnya ia memakan makanan itu dengan lahap. Perutnya memang perlu di isi kalau tidak Rachel tambah mengomel.

**

Rachel mengizinkan diri untuk pulang dengan alasan ada acara keluarga mendadak. Demi menjenguk Farrel, ini sebuah kesalahan yang Rachel lakukan pertama kalinya. 'Nggak papa, cuma 1 kali aja kok' Rachel naik taxi meminta lokasi dimana Farrel tinggal.

Setengah jam perjalanan, Rachel berjalan memasuki komplek lumayan jauh dari jalan raya. Apartemennya bagus-bagus, Rachel takjub dengan Farrel tinggal di komplek orang kaya. Iya sih, Rachel juga kaya dan rumahnya cukup bagus.

Rachel meminta Farrel untuk menemuinya di depan, agak sedikit malu masuk ke tempat tinggal cowok. Karena ini pertama kalinya untuk Rachel. Gadis itu berdiri sembari memainkan ponselnya sembari menunggu Farrel.

"Kamu udah sampe?" tanya Farrel suara khas lembutnya terdengar, dulu kalau bicara pakai nada kasar. Farrel memakai masker warna hitam dan topi warna hitam pula. Ia menutupi luka lebam di pipi dan di jidat.

"Farrel? Kenapa pake masker?" tanya Rachel khawatir, gadis itu segera membuka masker Farrel tapi di tahan. Tentu Rachel ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya.

"Kamu kenapa?" sambungnya lagi.

"Aku lagi flu, nggak mau kamu ketularan. Jadi, aku pakai masker." jawab Farrel berdusta.

"Nggak! Kamu pasti abis berantem kan?"

"Enggak, kapan berantemnya."

"Semalem, jangan bohong deh. Aku nggak suka!" omel Rachel, gadis itu pun membuka masker. Telihat bibir Farrel pecah dan pipi lebam.

"Aigooo, ini apa? Ck, Farrel!" terkejut melihat keadaan pacarnya seperti ini. Rachel meminta obat yang tersedia di apartemen Farrel. Luka ini belum di obati lagi, tidak peduli kalau Farrel akan kesal dengan Omelan nya pagi ini.

"Aw sakit," desis Farrel

"Sakit kan? Terusin aja besok, bila perlu sampe patah tu hidung!" cetus Rachel mengomel pedas, lagi pula apa sih gunanya berantem? Agar seperti jagoan? Yang ada luka lebam dan patah hidung. Ancur muka.

"Yang sakit tau," balas Farrel mengerek, telinganya cukup kuat menahan omelan pedas dari pacarnya. Ternyata ini sifat asli Rachel? Ugh membuat Farrel gemas.

"Rasain sendiri, inget ya kalau kamu berantem lagi. Aku nggak mau ketemu kamu lagi!" ancam Rachel.

"Kok gitu? Ancamannya ngeri ih." protes Farrel, mendapat ancaman seperti ini. Bagaimana dengan musuh-musuhnya di sana? Haruskah Farrel menghindar? Demi Rachel akan ia lakukan.

"Biarin," cetus Rachel.

Setelah selesai mengobati pacarnya, Gadis itu menuju ke meja belajar milik Farrel,cukup lebar ia pun mengeluarkan beberapa buku pelajaran sembari meminta temannya untuk memberitahu tugas hari ini.

Meski tidak berada di sekolah, gadis itu akan tetap belajar karena itu penting, sebentar lagi ujian. "Sayang, belajar dulu yuk!" ajak Rachel

"Kenapa kamu nggak balik ke sekolah aja, eh jangan aku sendirian." balas Farrel. "Tapi aku males," lanjutnya lagi. Mendapat tatapan sinis dari Rachel, Farrel pun mendekat dan duduk di samping gadis itu.

"Cium dulu, baru mau belajar." Farrel memuncungkan bibirnya, membuat Rachel terkekeh dengan tingkah laku pacarnya yang manja. Ternyata ini sifat asli Farrel, katanya badboy tapi gemesin.

Cup, sekilas Rachel memberikan kecupan di bibir Farrel. Kemudian mengajak cowok itu untuk belajar.

****
"Rachel beneran bolos?" tanya Stella,

"Demi Farrel, tapi barusan minta kirimin tugas ke aku." jawab Iren.

"Kenapa sih Farrel jadi nyusahin Rachel, kasihan tau pagi-pagi dah khawatir." ujar Stella

"Jangan kepo bet, nggak boleh ahah."

"Oh iya, tadi Derry bilang ke aku kalau anak-anak SMA komplek sebelah berantem. Nah, aku yakin pasti Farrel deh." sahut Iren,
Karena memang mereka sahabat Rachel, mereka pun cukup khawatir bagaimana kalau terjadi sesuatu pada Rachel. Musuh Farrel itu banyak, nggak mungkin kan nggak ganggu si Rachel.

Duh, meski mereka yakin Farrel bisa melindungi Rachel. Tetap saja, Farrel tidak setiap saat di dekat gadis itu. Bisa-bisa sesuatu terjadi saat pulang sekolah atau sedang keluar sendirian.

To be continued

• My FucekBoy🔥•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang