- Chapter 10 •

4.3K 188 20
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" H A P P Y R E A D I N G "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" H A P P Y R E A D I N G "

Menyiapkan sarapan pagi sudah menjadi kebiasaan Rachel. Dia anak yang rajin, pintar memasak dan pastinya masakan yang ia buat sangatlah lezat. Berhubung ada Reyhan tinggal dirumahnya, ada tugas tambahan untuk Rachel pagi ini yaitu membangunkan sepupunya.

"Papa, aku bangunin Rey dulu ya." ucap Rachel seraya menaruh secangkir kopi di meja makan, ia hidangkan khusus untuk Ravindra.

"Iya sayang,"

Ravindra adalah sosok ayah yang baik, bertanggung jawab, tegas dan tidak pernah untuk membuat Rachel menjadi anak yang manja. Setelah kepergian istrinya, Ravindra tidak ingin memiliki wanita lagi. Ia akan fokus kepada anak-anaknya. Vindra anak tertua kini sudah menjadi CEO diperusahaan miliknya. Akan menetap di sana selama beberapa tahun. Sekarang tugas terakhirnya adalah membesarkan Rachel dan juga membuat gadis itu selalu tersenyum. Penyakit yang Rachel derita selama 4 tahun terakhir.

Ravindra terus menyemangati putri kecilnya, tidak mau jika gadis itu patah semangat. Alasan Ravindra pindah ke indonesia adalah agar bisa membuat putrinya tidak kesepian ditengah keramaian. Kenapa? Karena Rachel di jauhi oleh orang-orang disekitarnya. Tapi Rachel bersyukur, tidak ada yang membully-nya.

****

"Bangun bagong! Bangun, hisss." gerutu Rachel seraya mengguncang lengan kekar cowok itu berkali-kali. Reyhan tidak mau bangun malah menutupi wajahnya dengan bantal. Menyebalkan,

"Hiss, kalau lo nggak mau bangun. Nggak dapet sarapan pagi ini. Bodo amat, bye!" kesal gadis itu sembari menutup pintu dengan keras. Brakk! Reyhan terpelonjat kaget, lalu menyingkirkan bantalnya yang menutupi wajah.

Kemudian mengusap wajahnya yang masih kusut plus muka bantal."Judesnya ya ampun," gumam Reyhan seraya menggeleng-gelengkan kepalanya heran, lalu beranjak dari ranjang menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah mengenakan seragam serta gaya rambut yang cukup rapi, ia yakin tidak akan mendapat hujatan dari Rachel pagi ini. Reyhan mengambil ponsel yang sudah ia charger semalaman. Kebiasaan, si pemalas! Lalu berlari kecil seraya menuruni tangga penuh semangat. Di meja makan ia mendapati Rachel tengah mengunyah roti berselai coklat dengan wajah malas.

• My FucekBoy🔥•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang