- Chapter 16 •

1.2K 97 12
                                    

Jangan lupa vote ya!
Spam komen boleh kok!

Monggo....

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• H A P P Y  R E A D I N G •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


• H A P P Y  R E A D I N G •

Malam hari ini ada pesta ulang tahun dirumah Rachel. Sebenarnya Rachel tidak mau mengadakan acara seperti ini, lebih menginginkan kebersamaan keluarganya saja. Tapi apa boleh buat jika Ayahnya yang sudah mengundang para tamu untuk perayaan Ulang tahun anaknya. Rachel mengenakan dress selutut berwarna kalem seperti dirinya. Rambut yang memakai mahkota princess putih terlihat anggun.

"Ra, kamu cantik banget." puji Vindra seraya memandangi adiknya tanpa kedip. Rachel cantiknya pake banget apalagi abangnya ya ampon.

"Pasti dong, adiknya siapa dulu. Hehe." canda Rachel.

Vindra mengulum senyum bahagia, raut pucat dan bibir membiru sekarang telah berubah menjadi warna yang indah. Senyuman Rachel yang kini membuat dirinya nyaman dan bahagia. Tanpa rasa cemas dan kekhawatiran seperti dulu. Jujur saja, jika melihat ke masa lalu dimana keluarganya tengah mendapatkan musibah yang sangat-sangat menyayat hati. Rachel dulu memiliki sebuah penyakit kanker darah, sampai divonis hidupnya tidak akan lama lagi. Hanya bertahan beberapa bulan saja. Kenyataan itu membuat keluarga seperti hilang separuh nyawa. Menyakitkan sekali, melihat wajah pucat Rachel namun gadis itu tetap tersenyum lebar dan tegar menghadapi semuanya. Akhirnya setelah mendapatkan pengobatan yang cukup bagus di luar negeri. Rachel bisa kembali seperti dulu hanya untuk sementara.

"Kak, kenapa bengong?" Rachel bertanya seraya menepuk pundak kiri kakaknya.

Vindra merantangkan tangannya kemudian tersenyum hangat, adiknya mengerti lalu memeluk kakaknya dengan erat. "Kak, aku bahagia banget punya papa dan kakak, sama Reyhan juga si tapi kepaksa." Balasan Vindra juga erat sampai Rachel sulit bergerak "Kak, rada direnggangin. Sesak nih." ujar Rachel

Masih aja diajak bercanda,

"Kakak juga bahagia kok, banget malah. Punya adik setegar kamu, sehebat kamu. Kakak selalu semangat lihat senyum kamu. Reyhan itu sama aja kayak kakak, dia berhak buat menjaga kamu." balas Vindra.

"Kakak....," Rachel terisak dalam pelukannya, menangis lagi.

"Eum, kenapa sayang?"

"Rara kangen mama, kangen banget kak."

Rapuh, sudah pasti.

Vindra mengusap air mata yang membasahi pipi adiknya, ia mencoba untuk tidak ikut meneteskan air mata. "Rara kan udah janji nggak akan nangis lagi, kakak juga kangen sama mama. Kita berdoa saja, semoga mama bahagia diatas sana. Jangan sedih nanti mama ikut sedih loh." ucap  Vindra seraya mengelus rambut Rachel.

"Vindra, Rara, ayo acara udah mau dimulai." ujar Ravindra memanggil kedua anaknya untuk turun dan memulai acara pesta tersebut.

****
"Cantik banget," ujar Reyhan sembari memicingkan mata dari atas sampai bawah memandangi penampilan Rachel. Mempesona sekali gadis itu dihadapan para tamu.  Penampilannya cantik dan tidak bisa dikatakan jelek, ini sangat Perfect!

"Waw," iren membulatkan matanya,

"Em, gue jadi kalah saing sama dia." ceplosnya lagi.

"Diem aja napa sih, ren. Kalau muji yang bener, jangan nggak enak omongan akhirnya." celetuk Stella.

"Bercanda ih, serius banget." balas Iren.

Acarapun dimulai hanya beberapa pembukaan  yang Rachel berikan. Begitu juga dari keluarga dan teman Rachel  mengucapkan Selamat ulang tahun untuk Rachel. Kehadiran seseorang yang entah mengapa, paling Rachel tunggu. Sebelum meniup kue ulang tahun, ia mencari keberadaan orang itu. Meski ia tahu, pasti cowok itu tidak akan datang. Rachel mendengus pelan, lalu kembali fokus kepada peniupan kue ulang tahun.

Baru Rachel memuncungkan bibirnya serta akan menyemburkan nafas mematikan lilin angka 17 tahun. Ia tersentak kaget, melihat seseorang berada tepat dihadapannya serta membawa paper bag warna biru muda. Rachel tidak tahu siapa lelaki itu, karena memakai topeng bercorak gold. Jika di lihat dari pawakan dan postur tubuh, Rachel masih menebak-nebak.

"Selamat ulang tahun, Rachel." suara itu, Rachel mengenalinya. Namun yang lain tidak.

Rachel mengulas senyum,"Terimakasih yah sudah datang."

Lelaki itu mempersilahkan Rachel untuk meniup lilin tersebut, Setelah lilin sudah mati Rachel memotong kue lalu  ia berikan untuk Ayah, kakak dan teman-temannya. Raut bahagia menghiasi wajah cantik Rachel. Betapa senyum itu menyilaukan mata Farrel. Yaps, cowok tadi adalah Farrel. Kenapa memakai topeng, karena muka Farrel sedang tidak bagus alias bonyok. Habis duel dengan Gabriel.

Lalu mana Gabriel?
Sepertinya dia akan datang.

Setelah acara bebas habis makan-makan bersama, Rachel ingin sekali menemui cowok bertopeng itu. Karena rumahnya memang sangatlah besar, luas dan mewah. Sedikit sulit untuk menemukan Farrel. Rachel celingukan sendiri, apalagi tidak bertanya ke siapapun. "Eum, dia dimana ya?" ujarnya seraya matanya menyapu ruangan besar sebelah kiri dekat tangga.

Rachel merasa ada yang menepuknya dari belakang, saat ia menoleh ternyata cowok bertopeng. Rachel mengulum senyum, sempat nyerah dan mengira sudah pulang.
Farrel membuka topengnya, wajah memar dan bibirnya terluka membuat Rachel terkejut. Mata sipit gadis itu membulat sempurna penuh kecemasan.

Kemudian Farrel menarik pergelangan tangan Rachel lalu mengajaknya berjalan ke luar. Tanpa persetujuan dari gadis itu. Jujur saja, tangan Farrel sangat kasar seperti mencengkram tangannya. Sesampainya di taman kecil disamping rumah Rachel. Farrel menatap wajah merah merona Rachel yang terlihat cantik dan bahagia. Namun, matanya penuh kecemasan.

Saat Rachel akan menanyakan sesuatu bibirnya pun sudah terbuka, tapi dengan cepat Farrel membungkam bibir merah muda itu menjadi sebuah ciuman dalam. Farrel sudah hilang akal, ia tidak bisa menahan aroma tubuh Rachel yang membuatnya tergoda. Ia mengeratkan tangannya di pinggang menjadi sebuah pelukan hangat. Ciuman itu menjadi pagutan dan hisapan yang Farrel sukai. Rachel membalas pelukan itu dengan mengalungkan tangannya ke leher Farrel. Tidak ada penolakan untuk malam indah ini. Lenguhan Rachel membuat Farrel sadar apa yang telah ia lakukan sekarang.

Untuk saat ini, Farrel berhenti memikirkan hal yang entah apa yang menjanggal dalam dirinya. Ternyata sebuah perasaan yang muncul, kenyamanan dan ketenangan saat bersama Rachel. Gadis mungil berambut panjang sedada, berponi imut namun bukan seperti kaki tarantula. Katakan Farrel menyukai gadis ini.

Tanpa mereka sadari sepasang mata memandangi dari jarak yang cukup jauh. Melihat pemandangan itu sangat menyesakkan dada. Apa ini tandanya dia harus mengalah? Cowok jangkung berkemeja biru dongker, kedua tangan yang ia masukkan ke dalam saku celana. Memejamkan matanya sebentar menikmati nyerinya ulu hati melihat kedua manusia itu bercumbu. Untuk kedua kalinya tersakiti. Gila. Ia tak paham mengapa harus ada cinta jika harus membuat hati terluka. Selanjutnya, ia harus pergi meninggalkan tempat ini dengan dada yang sesak.

To be countineud❤

• My FucekBoy🔥•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang