Chapter 27

124 9 2
                                    

Happy reading. Hallo hadir lagi nih, lama banget yak hiatusnya wkwk

 Hallo hadir lagi nih, lama banget yak hiatusnya wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ganteng bgt pacar kita

Ganteng bgt pacar kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mbak bucin mbak


Ketika Rachel sedang duduk bercerita entah tentang apa itu, senyumannya membuat Farrel senyum-senyum sendiri. Bungah hati rasanya melihat sang pacar ada di dekatnya serasa penyemangat hidup dan penyembuh luka.

Lagi di masa-masa bucin jadinya apapun akan begitu sempurna. "Namanya juga hidup, aku hidup tanpa orang tua tapi aku hidup dengan Rachel. Serasa begitu, aku akan menjaganya sampai aku menikahinya dan seterusnya." ucapnya dalam hati.

"Bro, Gabriel minta ketemu lagi tuh. Mukanya belum hancur jadinya nantang terus," kata Gavin.

"Ck. Males berurusan sama tuh pengecut. Belum lagi Reyhan, dia nyari masalah terus sama temen-temennya."

"Kalau Reyhan mah udah beneran jadi musuh bebuyutan kita. Dia ngincer pacarmu, hati-hati."

Farrel menoleh. "Jangan sampai dia nyentuh Rachel sedikitpun, kalau dia berani lawan aku jangan pacarku!" Geramnya. Ya siapa sih yang bakalan berani melawan Farrel kalau tidak akan mengusik orang terdekatnya dulu.

Kalau tahu pacarnya Farrel itu Rachel mana mungkin akan menyerang, mungkin saja Farrel yang akan berulah dulu sebelum Reyhan. Nanti bakalan tahu siapa sepupu kandung musuhnya itu. Dia baru saja menyelesaikan tugasnya sambil bucin sama Rachel.

"Btw Gabriel kapan matinya sih. Nggak ada bosan dia hidup di dunia ini yang tidak menginginkannya." Farrel berdiri dengan lesu mengambil botol Aqua yang ada di meja.

"Gabriel mah idup, tuh Meira katanya naksir bakalan jadian kagak ya?" Gavin merasa aneh. Kenapa Meyra masih mau sama cowok nakal kayak Gabriel yang jelas-jelas nggak ada pengaruh bagus buat dia.

"Ya biarinlah. Malahan mereka cocok pacaran nggak ganggu hubungan Farrel sama Rachel ya kan, haha." sahut Derry.

"Sebenernya bagus. Tapi mana mungkin Gabriel bakalan nyerah, kalau belum dapat serangan dariku masih aja tetap ganggu kami. Nggak akan ada kapoknya juga say," ujar Farrel.

Gabriel salah satu musuh bebuyutan yang belum selesai sampai sekarang. Masalah terus berlanjut, ini urusan cewek pula tak ada yang pasti Farrel tidak akan tinggal diam toh. Cewek yang susah didapatkan lalu mau diambil orang ya tidak bisa. Enak saja. "Nggak akan ada yang bisa rebut Rachel dari tanganku. Enak aja, selama ini perjuanganku dapati dia cukup lama. Giliran udah dapet terus mau diambil sama Gabriel? Minimal tebas dulu," ujarnya.

"Haha, lagian Gabriel itu bocah mau ngapain dapatin Rachel. Banyak cewek diluar sana yang pastinya suka sama dia, naksir cowok jangkung, ganteng dan pemain basket." sahut Derry.

"Ya, dia mana mungkin begitu cok. Kalau udah suka sama satu cewek bakalan pengen dapetinlah. Minimal tantang dulu tuh pacarnya, haha." Gavin terkekeh mengatakannya karena dirinya juga pernah menyukai Rachel. Cuman karena memandang Farrel sahabatnya jadi dia menghentikan rasa suka itu.

"Gilak ya. Berani lawan Farrel yang udah kesetanan?" Lawak Derry.

"Kayaknya berani deh. Lawak banget nggak sih kalau kalah cuman gara-gara cewek, eum tapi kayaknya Rachel bakalan marah jadi rebutan lagi. Resiko jadi cewek cantik," ujarnya lalu mendapatkan lirikan sinis dari Farrel.

"Matamu kenapa? Bukannya ada benernya nggak sih? Si Rachel emang cantik, nggak main-main pokoknya." ujar Gavin.

***

"Ra, nggak ada niatan buat jajanin kita ke mall gitu?" tanya Iren sembari mengayunkan tangan Rachel dengan goletan rayuan.

"Enggak. Males ah ke sana ngapain coba, mendingan juga makan bakso aja." kata Rachel. Sementara dia memang ingin makan itu tetapi tidak bagus untuk kesehatannya. Ya sesekali, makan enak ya nggakpapalah.

Mie ayam favoritku.

"Boleh juga tuh, tapi kita-kita aja jangan ajak yang lain. Yang ada malahan ngabisin duit kamu," ujar Iren.

"Agak laen nih bocah!" Stella langsung menjambak rambut Iren dari belakang dengan pelan tidak kasar kok.

Iren langsung terkekeh. Mereka cuman berempat karena satu temannya sedang tidak masuk kelas. Dan maksudnya Iren tidak perlu mengajak pacarnya Rachel, bakalan jadi obat nyamuk lagi kalau mereka ikutan. "Ren, makan dimana enaknya?" tanya Rachel.

"Di dekat simpang sana aja, gimana?"

"Boleh banget, tuh rekomendasi buat kamu."

Baru saja mereka memikirkan tempat untuk makan di mana yang paling enak. Tiba-tiba ada rombongan Farrel yang datang bertanya. "Kalian mau ke mana?" Cowok itu dengan percaya dirinya bertanya pasti tentu akan ikut dengan rombongan Rachel.

"Aish. Kenapa harus pada ikutan sih," celetuk Iren.

"Lah kitakan cuma tanya woi," ujar Farrel.

"Oh begitu. Awas ya kalau ikut sama kita, awas kalian bikin ulah!!!" Iren kesal. Sepertinya kekesalannya malah membuat mereka terkekeh. Tingkah lucu itu ada saja. "Kalau kita ikut emangnya kenapa? Keknya masalah banget dalam hidupmu ya?" celetuk Farrel.

"Sudah-sudah kalian malah ribut. Ya udah buruan sekarang kita ke sana, gue yang bayarin semuanya. Ya itung-itung sedekahlah sama kalian, takutnya metong tiba-tiba! Hehe," katanya sambil terkekeh.

"Apa sih Rachel, ngomongnya gitu BANGET ih!" Stella langsung menyahut.

Masih ada yang baca nggak?
Lanjut nggak nih😭🙏

Masih ada yang baca nggak?Lanjut nggak nih😭🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mas Farrel ganteng kan💦

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

• My FucekBoy🔥•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang