[8] Will it?

156 27 33
                                    

-------
Setelah kejadian mengerikan kemarin banyak hal yang berubah, mereka semua cenderung menjadi pendiam bahkan Ni-ki yang periang sekalipun, mereka sangat terpukul dengan kejadian kemarin mereka harus kehilangan banyak teman di area pertempuran.

Untuk Keadaan Sunoo bisa di bilang cukup baik, dia di rawat di rumah sakit karena mengalami Koma. Setidak nya Sunoo masih bertahan.....mungkin.

Disinilah Nara berada, di meja makan memandang kosong ke arah jendela yang menyajikan langsung panorama pantai yang indah, namun itu sama sekali tidak mengobati rasa sakit yang di alami Nara.

"hey kenapa ngelamun terus hm?" Tanya Heeseung membuat lamunan Nara buyar.

"Kak, kayaknya gw disini udah gak guna ya? Gw gagal" ucap Nara membuat Heeseung tersenyum sendu.

"Nara gak gagal.." ujar Heeseung mengusak rambut Nara.

"Gagal.." jawab Nara.

"Liat mata gw, Lo gak gagal Nar so stop salahin diri Lo Sendiri" ucap Heeseung.

Nara tak memperdulikan sama sekali ucapan Heeseung, karena faktanya dia memang gagal dia gagal melindungi mereka, lagi dan lagi.

"Kenapa? Kenapa gw udah terbiasa dengan rasa sakit saat kena senjata? Tapi kenapa gw sampe sekarang belum terbiasa saat kehilangan mereka?" Lirih Nara.

"Lo orang yang paling kuat Nar, kuat banget bisa bertahan sampe sini"

"Oya? Asal kakak tau gw bertahan bukan karena mau, tapi terpaksa. Jujur gw capek" kekeh Nara.

Heeseung terdiam saat mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Nara, Nara terdengar sangat putus asa.

"Gw mau pergi..." Lirih Nara membuat Heeseung mendekap tubuh Nara erat.

"Jangan pergi, Lo masih punya kita oke" ucap Heeseung berusaha meyakinkan Nara.

"Maaf"

----------

"Nar!!!" Teriak Ni-ki mencari keberadaan Nara.

"Berisik, napasih?" Omel Jay membuat Ni-ki mendecih.

"Bang liat Nara gak? Di kamar gak ada soalnya" tanya Ni-ki.

"Enggak, daritadi gw di dapur gak liat juga" jawab Jay membuat Ni-ki mengangguk paham.

Heeseung yang baru keluar dari kamar nya menatap aneh kepada Jay dan Ni-ki.

"Kenapa?" Tanya Heeseung bingung.

"Nara gak ada" Jawab Jay membuat Heeseung mengangguk paham, ia lantas melanjutkan langkahnya menuju dapur yang sudah menjadi tujuan awal nya.

Heeseung lantas mengambil sekaleng soda dari dalam kulkas dan menenggaknya sambil menikmati pemandangan hamparan laut yang membentang.

Namun netra nya terpaku kepada pemandangan seorang wanita yang tengah berdiri di samping tebing, namun yang menjadi janggal adalah wanita itu tidak asing di mata Heeseung

"NARA!!!" Panik Heeseung sambil berlari berjalan keluar membuat Jay dan Ni-ki saling melempar tatapan bingung satu sama lain.

"Kenapa?" Tanya Ni-ki yang di balas gelengan tak paham dari Jay, mereka pun memutuskan untuk mengikuti kemana Heeseung berlari.

Heeseung panik bukan main, ia takut bahwa Nara benar benar pergi meninggalkan mereka, Heeseung tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika memang itu benar benar terjadi, namun sepertinya ia terlambat.

Byur

Nara melompat kedalam ganas nya ombak laut di saat Heeseung baru tiba, hati Heeseung mencelos seketika.

Berbeda dengan Heeseung yang berdiam berusaha mencerna apa yang sedang terjadi, Jay langsung berlari ke tepi pantai dan melompat ke dalam air sambil berharap dia masih bisa menyelamatkan Nara.

"Bang Jay!!!" Panik Ni-ki saat melihat Jay yang berusaha menyelamatkan Nara, tentu saja ia panik karena ombak yang tinggi dapat membahayakan keselamatan Jay.

Jay tidak mempedulikan apapun, ia hanya ingin Nara selamat hanya itu yang ia pikirkan. Jay terus menyelam hingga hati nya merasa sedikit lega saat melihat tubuh Nara yang belum terlalu jauh.

Jay mempercepat laju berenang nya untuk mencapai Nara sebelum Nara tenggelam lebih jauh, Jay meraih lengan Nara membuat kedua netra Nara terbuka perlahan.

Jay lantas menarik tubuh Nara untuk ke permukaan, namun ia tersentak saat Nara tiba tiba menarik tubuhnya hingga ia merasakan Nara tengah mengecup bibir nya cukup lama.

Entah perasaan darimana Jay lantas menutup matanya dan memeluk pinggang Nara membiarkan bibir mereka saling menyatu di tengah dinginnya air laut, hingga semuanya tiba tiba menjadi gelap.

--------

"Jay!!"

Jay mengerjapkan kedua netra nya saat cahaya yang sangat menyilaukan, saat ia membuka matanya ia hanya di sajikan oleh hamparan kebun bunga dengan nuansa putih.

"Jayy!!"

Mendengar namanya di sebut Jay menoleh dan melihat seorang gadis mungil yang sangat terlihat bahagia.

"Nara?" Tanya Jay membuat sang gadis terkekeh lalu memeluk tubuh Jay yang masih kebingungan.

"Nara mau pergi" lanjut Nara membuat Jay terdiam.

"Pergi? Pergi kemana?" Tanya Jay bingung.

"Nara mau pergi sama Sunoo, bilang ke Kak Heeseung sama Ni-ki maaf.." ucap Nara.

Jay terdiam saat mendengar ucapan Nara, hingga tiba tiba Nara melepaskan pelukannya dan menatap Jay sendu.

"maaf" ucap Nara sebelum cahaya menyilaukan membuat Jay mau tak mau menutup kedua matanya.

--------

Kedua netra Jay mengerjap menyesuaikan penglihatan nya dengan keadaan sekitar, yang ia lihat kini hanya ruangan dengan Beberapa alat kesehatan yang menempel di tubuh nya, Jay masih berusaha mencerna apa yang terjadi.

Jay terkejut saat tiba tiba seseorang membuka pintu dengan pakaian serba hitam seperti habis menghadiri sebuah pemakaman.

"Jay?!" Kaget Heeseung sambil berjalan menghampiri Jay.

"Sebenernya ada apa? Terus kenapa lo pake baju kayak gitu? Siapa yang meninggal?" Tanya Jay terus menerus membuat Heeseung tersenyum simpul.

"Kemarin setelah lo masuk ke dalam air udah 2 jam Lo gak keluar keluar, sampe tim penyelamat akhir nya turun tangan dan ngeliat Lo yang gak sadarkan diri" jelas Heeseung.

"Gw? Terus Nara?" tanya Jay lagi.

"Mereka cuman nemuin Lo, sampe 2 hari kemudian mereka nemuin tubuh Nara udah gak bernyawa dan pada saat itu juga Sunoo menghembuskan nafas terakhir nya.." lanjut Heeseung dengan raut wajah yang sendu.

Jay terdiam, hingga tanpa sadar air mata nya keluar. Kenapa? Kenapa ia harus menerima kenyataan bahwa teman nya pergi lagi?

"Gw gak sadar berapa lama?"

"Satu Minggu" jawab Heeseung membuat Jay tertegun.

"Gw habis dari pemakaman Sunoo sama Nara" lanjut Heeseung membuat dada Jay terasa sakit.

Jay menatap langit-langit dengan tatapan kosong, kenapa hidup nya harus seperti ini? Kenapa takdir nya harus seburuk ini?

------

Magic island {ENHYPEN & TXT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang