Laila yang sedang menyuapi Fatimah tiba tiba mendengar mendengar derap langkah seseorang menuju dirinya. Seorang wanita sexy berdiri angkuh di depannya, mata wanita itu menatap rendah dirinya kemudian beralih menatap Fatimah lalu mendengus kesal karena sangat mirip dengan Edward.
"Bawa pakaianku ke kamar Edward", perintah wanita itu lalu berlalu begitu saja sedangkan Laila dengan segera menahan bawahan wanita itu yang seorang waria. Waria itu juga sama, merendahkannya.
"Aku istri pria yang kau cari itu dan aku tidak mengijinkan kau berkeliaran di rumah ini. Keluar sekarang!". Sungguh, Laila juga tidak menyangka reaksinya akan sebegininya. Tapi ini wajar kan? Dari pada hanya diam bagai orang dungu atau hanya menangis padahal itu hak kita untuk menampar orang yang melampaui batas.
"Persetan dengan gelarmu itu. Aku wanita yang lebih dulu ada dalam hidup Edward. Kau tidak punya hak meski kau adalah istrinya. Dia tidak pernah cukup dengan satu wanita."
PLAK!!
Laila menatap wanita itu cukup kuat. Annie yang baru saja menidurkan Fatimah setelah di suruh Laila tadi terkejut menyaksikan itu. Para penjaga dan waria juga wanita itu sama terkejutnya dengan itu.
"Beraninya....". Wanita itu akan menghajar balik Laila,
PLAKKK
Satu tamparan dari Laila untuk wanita itu membuat suasana makin memanas. Dari awal Laila tidak berharap bahwa suaminya adalah pria dengan masa lalu yang baik, hanya saja melihat tingkah menjijikkan wanita ini membuatnya marah. Mengatakan sifat suaminya di masa lalu sama saja menghina Laila, dan dia sebagai istri yang menjaga baik nama baik suaminya tidak terima meski itu kebenarannya. Tapi itu adalah masa lalu dan sekarang suaminya adalah miliknya.
"Kau hanyalah bagian dari masa lalu suamiku. Meski kau berkoar bagaimana hubungan kalian dulu pun, kau tidak bisa menang dari seorang yang sudah menjadi hak atas dirinya. Jangan menjadi wanita bodoh karena nafsumu itu, itu membuat para wanita di pandang menjijikkan."
Yah, untuk ini semuanya mengakui istri tuannya memiliki kemiripan dengan tuan mereka.
"Apa kalian semua ingin ku pecat atau ku serahkan pada suamiku? Cepat seret mereka keluar!", ancam Laila yang geram dengan para penjaga Edward.
Wanita itu berteriak tidak suka dan beberapa kali mengumpat ketika para penjaga menyeretnya keluar, bertepatan dengan itu Edward tiba. Wanita itu tersenyum senang namun luntur begitu Edward menatapnya tajam dan mencengkram erat tangannya.
"Beraninya kau mendatangi rumahku! David, sebarkan skandalnya lalu biarkan dia merana di jalanan!", Perintah Edward lalu menghempaskan wanita itu kasar kemudian dengan gusar memasuki rumahnya.
Di kamar,
"Laila, aku..."
Edward terpaku dengan jantung yang berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Keringat dingin membasahi pelipisnya, untuk menelan ludah saja bagi Edward terasa sulit.
Istrinya menyambutnya seperti biasanya. Dengan pakaian terbaik Laila, wanginya yang membuat Edward kecanduan, dan senyum... Antara manis atau sedang kesal padanya. Edward dengan ragu mendekati Laila yang masih tersenyum padanya. Kemudian.....
Edward meringis cukup keras tapi kemudian mendadak kicep begitu melihat senyum yang masih terpatri di wajah istrinya. Cukup lama Laila mencubit dada bidang Edward hingga Edward beberapa kali ingin berteriak. Sungguh, cubitan Laila bukan main. Itu karena Edward mencintainya. Kalau orang lain yang seperti ini mungkin sudah hangus dibuat Edward.
Edward duduk di pinggir kasur dengan Laila di sampingnya. Kemejanya tadi sudah dia lepas. Di depannya seperti biasa Laila menyuguhkan minuman dan makanan untuknya, dan keduanya masih di dalam kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Mafia [END]✅
Romance🥇niqob (10-08-2021) Laila, gadis yang mengikhlaskan dirinya menjadi tebusan hutang keluarga sang paman yang telah merawatnya sejak kecil. Edward, sang pria blasteran Amerika-Mesir menikahi Laila karena ingin mendapat pewaris. Benar benar kisah yang...