Esokan harinya oriana tidak masuk sekolah, izin untuk menemani abangnya di rumah karena tiba tiba suhu abangnya naik karena nggk tega ninggalin abangnya dia izin tidak masuk sekolah.
"Kita ke dokter aja ya, panas abang nggk turun turun juga" Ajak oriana
"Nggk usah, tunggu bentaran aja lagi"
"Yaudah tapi kalok sampe nanti siang panasnya tidak turun kita ke dokter"
"Yaya, sana kamu sarapan " Suruh raefal
"Iya, oriana keluar dulu, nanti kalok abang ada perlu abang panggil nana aja atau teken belenya" Suruh oriana lalu beranjak keluar dari kamar abangnya
Selesai sarapan oriana berjalan lagi menuju kamar abangnya untuk mengecek suhu abangnya dan untungnya suhu abangnya mulai turun. Lalu oriana beralih ke ruang keluarga untuk nonton TV rencananya nanti siang bakal ke RS buat jenguk farezky
Triing triing
Bunyi nada oangilan dari HP oriana dan tertera nama elina disana
"Halo lin"
"Lo kesini ya " Kata elina di seberang sana
"Kesini kemana? " Tanya oriana
"Ke RS, buruan kesini"
"Siapa yang sakit? Lo? "
"Bukan gue, udah cepetan lo kesini"
"Gimana gue nggk banyak nanya orang lo suruh gue kesana dan gue nggk tau untuk apa kesana" Kesal oriana
"Buruan kesini farezky keadaanya semakin memburuk"
Deh
Tanpabalas ucapan elina oriana langsung bergegas menuju RS. Untungnya jalanan tidak terlalu rame jadi dia bisa cepat membawa laju motor
Sampe di area rumah sakit dengan asal oriana memalirkan motornya dan berlari menuju ruangan farezky. Bisa ia lihat di luar ruangan disana sudah ada teman temannya beserta ayah dan bunda dengan bunda yang sudah menangis dalam pelukan ayah
"Al" Panggil oriana pada Alvaro yang berdiri menatap kedalam ruangan
"Tadi farezky kejang kejang" Kata Alvaro
"Tapi dia nggk bakal kenapa kenapa kan? Cuma kejang biasa kan? " Tanya oriana
"Hiks hiks" Isak oriana entah kenapa dia menangis
"Kita tunggu dokternya keluar, lo jangan nangis kek gini dong nanti gue kena gibeng pacar lo" Kata Alvaro menenangkan oriana dan memeluknya
Tak lama dokter keluar dan diikuti beberapa suster di belakangnya
"Keadaan anak saya gimana dok? " Tanya bunda
"Pasien baik baik saja untuk saat ini, tapi dengan berat hati saya mengatakan bahwa harapan untuk pasien lebih lama lagi tidak ada" Jawab dokter itu
"Kalian bisa masuk, pasien sudah sadar dan ingin ketemu keluarganya" Lanjut dokter itu lalu pergi diikuti Suster
"A-yah bunda" Lirih farezky saat mereka masuk, yang masuk kedalam hanya ayah bunda dan Alvaro serta oriana, sedangkan Gavin, elina dan zhafira menunggu di luar, mereka tidak masuk suapay di dalam tidak terlalu sumpek buat farezky
"Kami disini nak" Jawab ayah, bunda hanya diem dan megang tangan farezky tanpa berkata hanya air matanya yang mengeluarkan air
"Ma-aafin farez, belum bisa bahagiain ayah sama bunda" Parau farezky
"Ayah sama bunda sudah bahagia karena farez anak ayah dan bunda"jawab ayah dan memeluk farezky
" O-ri" Panggil farez pada oriana
"Ya, ori disini buat nemenin farez" Jawab oriana dan berjalan mendekati farezky
"M m maaf karena nggk bisa selalu ada buat ori" Kata farezky lirih dan mengenggam tangan oriana dengan tangannya yang di infus
Oriana hanya diam dengan mata yang sudah berair menatap kearah farezky
"Jangan nangis, arez nggk bisa hapus air mata ori"
"Al jagain mereka buat gue" Kata farez kepada Alvaro
"Gue bakal jagain mereka buat lo" Jawab Alvaro karena dia tidak mungkin berkata suapay farezky tetep ada buat mereka karena aitu hanya menyiksa farezky
"B-bun sakit, farez capek"
"Mana yang sakit? " Tanya bunda dengan terisak sambil mengelus kepala farez sayang
"Semuanya, tubuh farez sakit" Adu farez
"A-yah bunda, izinin farez buat pergi" Pintar farez dengan susah payah karena amenahan sakit dari tubuhnya
Bunda, oriana serta Alvaro yang mendengar itu sudah meneteskan air mata. Mereka nggak tau rasa sakit yang farez rasakan tapi mereka tau bahwa farez sangat merasa sakit.
"Jika itu buat farez bisa jauh dari rasa sakit, ayah sama bunda ikhlasin farez pergi" Kata ayah dan mengecup kening farez
"Tolong kasih mata farez buat abang raefal, setidaknya kalian masih bisa liat bagian farez yang masih ada" Kata farez menatap semua yang disana
Mereka semua hanya diam dalam tangis mendengar farezky.
"Al panggilin mereka yang di luar" Suruh farezky
Alvaro keluar memanggil elina, zhafira, gavin u tuk masuk
"Terima kasih sudah berteman sama gue, dan maaf nggk bisa lama lama sama kalian" Kata farezky kepada mereka bertiga
"Kita juga berterima kasih karena lo sudah jadi temen kita" Kata gavin dan diangguki sama elina dan zhafira
"Gue minta maaf jika sering buat lo kesel" Kata zhafira
"Gue juga minta maaf kalok sering buat lo marah" Timpal elina
"O-ori" Panggil farezky
"Iya, arez mau apa? " Tanya oriana. Wajah oriana sudah memerah
"Boleh peluk? " Tanya farezky, tanpa berkata oriana memeluk farezky dan tangisnya pecah kembali. Dan tidak lama memeluk farezky oriana melepaskan karena takut jika terlalu lama bisa buat farezky sakit karena badannya yang di timpa
"Yah sakiit, farez capek" Lirih farez memegang dadanya
"Farez mau istirahat? " Tanya ayah yang sudah menitikkan air mata karena tak tahan melihat keadaan farez
"Iya, bolehkan yah bun? " Tanyanya dengan bersusah payah menahan sakit dari tubuhnya
"Kalok farez bisa nggk sakit lagi ayah bolehin" Kata ayah
"Bimbingan farez ayah" Pinta farez
"Asyhadu an laa ilaaha illallaah" Bimbingan ayah
"A-asyhadu an laa ila-aaha ill-lallah".
" wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah"
" wa asyh-aduanna muha-mmadar-rasuulullah"
Dan sunyi, farezky sudah menutup matanya dan hembusan napasnya sudah tak ada, bunda sudah histeris dan memeluk ayahnya begitupun dengan teman temannya
"Arez hikss arez sudah nggk ngerasa sakit kan? Kita nggk jadi kuliah bareng tapi ori nggk marah hikss setidaknya arez nggk ngerasa sakit lagi hikss" Kata oriana dan memeluk tubuh farezky
"Al farez udah pergi, dia ninggalin kita"
"Iya dia udah pergi dan tidak ngerasa sakit lagi" Jawab Alvaro dan memeluk oriana
Setelahnya Alvaro keluar dan izin pulang untuk mengurus pemakanan farezky sekalian mengabari kedua orang tuanya. Sedangkan yang lain juga mengabari pihak sekolah serta kerabat kerabat dekat
KAMU SEDANG MEMBACA
FARRIAN || Farezky & Oriana(End)
Ficção Adolescente"Kita semua mampu, yang menyebabkan tidak mampu itu karena kita terlalu memikirkan dan melihat kemampuan orang lain sampai lupa dengan kemampuan diri sendiri"_Dariku " Tujuan kita sama yang membedakan adalah niat awal dari tujuan itu sendiri"_Dariku...