3 {Sekolah Baru}

70 33 7
                                    

Dihitung dari hari  pertama tiba di Indonesia, genap dua minggu sudah Farezky berada di sini. Yang dia lukakan hanya berdiam diri di rumah, keluar rumah jika ada perlu sesuatu dan ketika pergi joging.

Tapi keadaan tenang dirinya di rumah harus terganggu oleh kedatangan sepupunya, yang tak lain adalah ALVARO GARANTRA. Walau minus akhlak, Farezky akui dengan keberadaan Alvaro dirinya jadi ada teman jika lagi gabut.

Waktu malam telah usai dan digantikan dengan hari yang cerah, secerah langit biru yang datang bersama hangatnya sinar matahari yang muncul dari arah timur.

Bahkan Farezky pun tidak ketinggalan untuk menyambut hangat sinar matahari, dengan melakukan olahraga di balkon kamarnya.

Farezky mengakhiri push up nya karena merasa sudah cukup untuk olahraga pagi ini. Beranjak meninggalkan balkon dan melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya dari bulir-bulir.

Sekitar kurang lebih 15 menit, Farezky keluar dari kamar mandi dengan lilitan handuk di pinggangnya. Berjalan menuju walk in closet, ketika keluar dari walk in closet, dirinya mendapati kehadiran sosok manusia yang tak di undang sedang duduk lesehan di karpet bulu, dengan tangan yang sibuk mengotak atik stik PS dan mata yang fokus ke tv. Siapa lagi kalau bukan sepupunya yang minus akhlak.

Ehemm.

Dehaman Farezky untuk yang ketiga kalinya, tetapi bukannya mendengarkan deheman Farezky, Alvaro malah makin asik main PS dan semakin ribut. Karena merasa kesal, Farezky melemparkan rubik yang berada di atas meja ke arah kepala Alvaro.

TAK...

" Aduuhh.......Sakit woyy" celetuk Alvaro seraya mengusap kepalanya yang terasa sedikit ngilu akibat lemparan dari Farezky.

" Kalau masuk kamar gue tidak usah ribut, sudah masuk tanpa izin, berisik lagi" cibir Farezky dengan sini.

" Sinis banget lu, sesama sepupu harus saling sayang" ucap Alvaro.

" keluar sana" usir Farezky.

" yaelah, sama sepupu sendiri aja  pelit amat" cibir Alvaro yang masih asik main PS.

" bukan sepupu gue" jawab Farezky acuh dan beranjak ke arah balkon, mengambil hpnya.

" Awas ya, gue aduin ke emak bapak gue" ancam Alvaro.

"Sana ngadu, matiin nggak itu!. Berisik!!"Kesal Farezky.

"Nanggung ini, bentar lagi gue menang" keukuh Alvaro.

"Matiin atau gue aduin ke mami lo, kalau Lo yang pecahin guccinya" ancam Farezky.

" ya ya, ini di matiin"pasrah Alvaro.

Alvaro mematikan layar tv itu dengan berat hati, padahal sebentar lagi dirinya akan menang. Tetapi apa boleh buat, pemilik kamar mainnya ancaman sih, kan dia jadi tak ada pilihan. Bisa aja dia mengaku ke maminya , tapi kalau maminya sudah marah bisa kena potong uang jajan sebulan.
Setelah mematikannya, Alvaro merebahkan dirinya di ranjang Farezky, dengan menjadikan paha Farezky sebagai bantal.

"Apaan sih, geli nyet, kek orang guy aja lo" kata Farezky jijik dan mendorong kepala Alvaro dari atas pahanya.

"Dihhh, kita sepupuan juga, jadi wajar saja" ucap Alvaro.

"Sewajar hidup lo yang suram" celetuk Farezky.

" Eh btw, lo udah selesai urus semua berkas-berkas perpindahan lo kan? " tanya alvaro.

"Sudah semua, besok Senin gue masuk" jawab Farezky.

" Lo pilih satu sekolah sama gue kan? ". Tanya Alvaro memastikan.

FARRIAN || Farezky & Oriana(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang