chapter 26

398 45 4
                                    

"ah, sorry tangan gua gerak sendiri"
Ucap lavin dengan senyum ramah namun sebenarnya itu adalah senyum mengejek kelvin

"Sialan!!!"
Umpat Kelvin sambil melayangkan tinjunya ke wajah lavin.

Brughh...

Satu pukulan telak di wajah kiri lavin tepatnya mengenai rahangnya, lavin sengaja tidak menghindar karena ia sedang merencanakan sesuatu atau tepatnya mengincar sesuatu.

"Vin!!!"
Teriak Li yin lalu menghampiri lavin dan memegangi tangannya.

"Waduh Mapren kenapa lu ga elak?!"
Ujar gernald diiringi dengan nada bercanda.

"Cem Mane nak elak—"
Lanjut Krishan tapi malah terpotong oleh ucapan lavin.

"Hehehe..., Pukulan Lo kek kapas"
Ujar lavin lalu sedikit menarik sudut bibirnya, membuat smrik khas yang sudah lama tidak gernald dan Krishan lihat.

"Anj gawat si lavin kelepasan bisa abis tuh Kelvin aduh brabe ni
Ujar gernald dalam hati

Gernald dan Krishan memandang satu sama lain lalu mengangguk memahami situasi.

Gernald dan Krishan menghampiri lavin dan ingin menarik tangannya untuk pergi, tapi mereka berhenti ketika melihat tanganya memberi isyarat ' i'm fine', tentu saja lavin tau kemana pikiran kedua sahabatnya itu tapi lavin yang berdiri di depan mereka bukan lah lavin yang dulu.

Sedangkan disisi lain Kelvin sangat kesal, bagaimanapun di akan tetap salah dan dianggap pecundang, Karena jika ia menang melawan lavin itu hanya akan membuat citranya memburuk, dan jika ia kalah itu sama saja.
"Ck, anjing! Gua bilang minggir ini ga ada urusannya sama Lo dan jangan paksa gua untuk berbuat kasar"
Tegas Kelvin.

"Hoo~, kata siapa ga ada urusannya sama gua?"
Ujar lavin.

Kelvin semakin kesal dengan lavin yang sedari tadi terus memancingnya, entah apa yang lavin inginkan.

"Emang Lo siapanya Li yin?, Ha!!!"
Tanya Kelvin dengan suara lantang.

"Em, siapanya yah?"
Ujar lavin sambil seolah-olah sedang berpikir.

Lalu lavin berjalan mendekat ke arah Kelvin lalu membisikkan sesuatu.
Yang membuat mata Kelvin membelalak.

"Lo!!!, Arghhhh gua terima tantangan Lo di lapangan sore ini, jangan lupa sama janji yang Lo bilang tadi"
Ujar kelvin Lalu pergi.

"Lo juga, jangan lupa kesepakatan yang udah gua bilang tadi"
Teriak lavin

"HEH ADA APA INI KENAPA RIBUT RIBUT?!!, MANA MURID YANG BERANTEM TADI?"
TANYA SEORANG GURU SAMBIL MEMBAWA KAYU ROTAN.
Lalu memicingkan matanya ke arah lavin.

Lavin yang merasakan tatapan tajam itu pun langsung menoleh balik.

"Eh, ga kok ga ada yang berantem kita cuma ngajak sparing basket sama kakak kelas"
Jawab lavin santai

Bukan lavin tidak perduli dengan Li yin dia sedari tadi sudah memperhatikan gerak-geriknya, tanganya gemetar, bibirnya terkatup rapat, bahkan matanya memerah menahan air mata, dan kakinya itu yang seolah-olah akan patah dalam sekali tendangan.

"Ikut gua ke UKS"
Bisik lavin di telinga Li yin lalu menggandeng tanganya dan menggenggam erat tangan Li yin.

Gernald dan Krishan mengikuti tapi tidak.ikut masuk dan hanya memilih untuk menunggu di luar UKS.

"Duduk"
Ujar lavin kepada Li yin.

Dengan patuh Li yin duduk, sesekali ia menatap lavin seolah ingin mengatakan sesuatu tapi tidak berani.

Lavin yang melihat itu hanya bisa menghela nafas.

"Apa gua seserem itu ya?"
Batin lavin.

"Udah nangis aja, kalo mau nangis"
Ujar lavin sambi berlutut di depan li yin sambil mengusap air mata yang lolos dari matanya.

"V-vin"
Lirih Li yin pelan.

"Hmm, tenang gua ga bilang apa apa sama si Kelvin jadi lo ga usah khawatir ten—"
Kalimat lavin terhenti karena Li yin menangkup wajah lavin.

Lavin terkejut sehingga tidak bisa bergerak seolah olah tubuhnya lumpuh, atau karena otaknya terlalu lambat mengirim respon kepada organ tubuh lavin.

"Ga usah ngomong dulu, bi-bibir kamu berdarah"
Setelah itu Li yin mengambil kotak p3k lalu membersihkan luka lavin terlebih dahulu menggunakan alkohol, setelah itu mengkompresnya agar lukanya tidak terlalu menonjol.

Lavin masih membeku, sambil melihat wajah Li yin yang benar-benar dekat dengannya dengan telaten mengkompres lukanya.
Seketika lavin merasakannya lagi hatinya mulai bergejolak, detak jantungnya menjadi lebih cepat, ia merasa tubuhnya sangat ringan dan ingin segera terbang tinggi.
Lavin tau persis perasaan seperti itu, itu yang ia rasakan saat pertama kali bertemu Li yin lavin sebenarnya sudah jatuh cinta pada pandangan pertama pada Li yin, tapi egonya terlalu besar jadi membuatnya malu mengakuinya.

"Vin? Lavin?"
Panggil Li yin karena melihat lavin yang sedari tadi tidak menyimak perkataannya.

"Ah, iya? Kenapa?"
Jawab lavin linglung.

"Udah selesai"
Ujar Li yin.

"O-oh  o-oke, thanks"
Ujar lavin sambil tersenyum.







Next lanjutannya besok.

Author udah buat pertimbangan, huh  author bakal mindahin novel yang satunya lagi ke sini so stay tune v:

Uniq Love (Tergoblok)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang