chapter 31(end)

587 40 10
                                    

"saya curiga, kalau ada orang di balik kecelakaan ini"
Ujar Ruo Xavier.

"Jangan suuzon, pa kalo kata orang mah"
Ujar Cheon.

Tidak berselang lama lavin dan Li yin pun datang.

Mereka berempat berdiskusi.

"Pemalsuan kematian?!"
Tanya lavin

"Iya, papa sudah berdiskusi juga tadi sama papa Li yin".

"Terus sekarang papa di mana pah?"
Tanya Li yin.

"Tenang mereka, aman untuk saat ini kalian harus berhati hati".

Lavin dan Li yin masih kebingungan.

"Huhh, jadi gini ....."

(Karena author lagi males ngetik saya skip ae :v)

"Jadi sekarang kalian berdua harus hati hati, terutama kamu Li yin karena mereka mengincar papa kamu, kemungkinan besar mereka juga akan menargetkan kamu".

"Noh kan bener kata gua pasti ada sabotase, gini amat kehidupan gua kalo tau gini mending meningsoy aje dh. Eh ga jadi kalo meningsoy li yin entar sama Saha? Hmmm"
Batin lavin

"Tenang aja pah ada vin, Vin bakal jagain li yin"

"Nah gitu dong Vin, kamu harus jagain Li yin itu udah jadi kewajiban kamu"
Ujar Cheon.

Xavier mengangguk bangga kepada anaknya.

Sedangkan Li yin hanya diam, dia malu karena ucapan lavin.

Skippppp.

Keesokan harinya seperti biasa mereka pergi ke sekolah untuk menuntut ilmu, padahal ilmu ga salah apa apa tapi di tuntut :v.

Kegiatan menuntut ilmu berjalan lancar seperti biasa, walau ada sedikit gangguan karena vernita yang terus mengikuti kemanapun lavin pergi.

"Lu ga capek?"
Tanya lavin pada vernita

"Engga"
Jawab vernita sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Lavin hanya bisa menghela nafas lalu berjalan menuju kelasnya.

Untung saja mereka beda kelas jadi setidaknya lavin bisa tenang saat berada di kelas, lavin duduk di bangkunya yang berada di dekat jendela lavin melihat keluar jendela memperhatikan beberapa siswa siswi yang berlalu lalang.

Entah mengapa tapi lavin tiba tiba tersenyum. Ya dia tersenyum ini pertama kalinya seisi kelas melihat senyuman lavin yang sangat tulus.

"Woi!!"
Tegur krishan

Lavin pun melihat ke arah sumber suara perlahan senyum di wajahnya memudar.

"Lu kenapa senyam senyum ae, ke sambet apaan lu?"
Kali ini giliran gernald yang berbicara.

"Ho'oh, kenapa lu?"
Ujar Krishan

Lavin tidak menjawab mereka berdua, lavin terdiam menatap kedua wajah temannya, air matanya tiba tiba jatuh membasahi kedua pipinya.

"Kenapa gua ngerasa kalo gua ga bakal bisa ngeliat mereka berdua lagi?"
Batin lavin.

"Eh lu kenapa kok malah nangis?"
Tanya gernald yang panik.

"Ah, ya kali gua nangis"
Ujar lavin yang langsung menghapus air matanya.

Sedangkan di sisi lain tepatnya di kelas Li yin.

"Maksud lo apaan?"
Tanya Li yin kepada salah satu teman kelasnya.

"Maafkan saya, saya tidak bermaksud menyinggung anda, tapi ini kenyataannya".
Ujar teman sekelas Li yin itu.

Uniq Love (Tergoblok)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang