--
-
Di sini, di tempat kumuh ini, Taehyung mungkin sudah mendaratkan tiga pukulan di wajah tampan Jaehyun. Ada bekas yang tertinggal disana dengan cairan berwarna merah. Taehyung tidak memberi Jaehyun kesempatan untuk menjelaskan, mau bagaimana lagi? Ia sudah di kuasai oleh amarah. Jaehyun tak membalas pukulan dari Taehyung, hanya menahan agar tak kena, sebab ia hanya dapat menangkap beberapa kata saja ketika Taehyung nyerocos menyalahkan Jaehyun tak ada jeda. Hingga saat Jaehyun menyebut nama Yoona, barulah Taehyung berhenti dan membuat jarak dengan pria yang wajahnya sudah lebam akibat ulahnya.
"Ini karena Yoona?"
"Berani sekali kau menyebut noona-ku bahkan tanpa sopan santun!"
"Memangnya kenapa? Dia kakakku, bukan kakakmu!" Ucapan ini membuat Taehyung ingin sekali meninju mulut Jaehyun lagi.
"Aku membencimu dan kau tidak berhak untuk menjadi adik dari noona-ku. Aku sudah punya firasat bahwa mungkin kedatanganmu dalam kehidupan kami bukanlah suatu hal yang baik."
"Kami?" Setelah Jaehyun menjeda ucapannya, ia melanjutkan "Siapa yang kau sebut kami? Dan jika kau membenciku, itu hakmu. Tapi untuk menjadi adik Yoona memang sudah hakku karena orang tua kami sudah menikah." Jelasnya.
"Tapi kau hampir mengambil Gyuri dan kau juga merubahnya! Lalu sekarang, aku baru mengetahui bahwa ternyata kau sudah lebih dulu mengambil noona-ku! Tidakkah menurutmu kau terlalu serakah? Bagaimana bisa bajingan sepertimu mengambil dua gadis yang ku sayangi?"
"Kalau kau menyayanginya, biarkan mereka bahagia bersamaku." Ujar Jaehyun sambil tersenyum.
"SIALAN!"
Seketika tubuh Jaehyun ambruk mengenai bangku-bangku bahkan beberapa ada yang patah. Taehyung yang melakukannya. Ini benar-benar bukan Taehyung, ini adalah Taehyung yang sudah kesetanan!
Jaehyun tidak bangkit kembali dan berbicara dalam posisi yang sama, "Kau hanya takut kehilangan mereka! Walau pun Yoona menjadi kakakku dan Gyuri juga menjadi kekasihku, kau harus melakukan sesuatu untuk membuat mereka bahagia dengan mengikhlaskan mereka bersamaku!"
Sontak rahang Taehyung mengeras, namun Jaehyun sudah lebih dulu melanjutkan ucapannya :
"Kau tidak bisa terus-menerus menginginkan Yoona menjadi noona-mu! Kau juga tidak bisa terus menerus menjauhkan Gyuri dari semua lelaki yang mendekatinya! Mereka memiliki impian untuk mempunyai keluarga yang harmonis dan pasangan hidup seperti yang mereka inginkan. Kau tak bisa mengatur kehidupan orang lain. Jika kau menyayangi Yoona atau bahkan mencintainya, kau masih bisa menjadi kekasihnya dan menikah dengan nya, itupun jika Yoona mau. Dan Gyuri, kau tidak ingin dia seperti Yoona, sehingga kau terlalu berlebihan kepadanya. Aku memang menyukai Gyuri dan mungkin aku telah mencintainya, tapi jika dia mencintai orang lain aku akan merelakannya agar dia dapat hidup bahagia."
Taehyung terdiam, tak menoleh apalagi menjawab. Taehyung segera pergi dengan perasaan yang bercampur aduk. Dia masih marah tapi juga menangis. Meninggalkan Jaehyun yang tengah meringkuk berusaha untuk bangkit. Jaehyun benar-benar telah dibuat babak belur oleh Taehyung, banyak lebam diwajah nya, tulang rusuknya pun seakan ada beberapa yang retak akibat tubuhnya yang menimpa bangku. Bangku! Bukan kasur!
Tapi Jaehyun masih sempat-sempatnya tersenyum walau pun ada nyeri yang dirasa di sudut bibirnya. Jaehyun lega karena sudah mengatakan semuanya, Jaehyun memang telah mengetahui Taehyung, Gyuri dan Jungkook. Yoona tahu, kepergiannya sulit diterima oleh Taehyung, tapi Yoona tak ingin membiarkan ayahnya hidup sendirian selama sisa hidupnya. Dari situlah Jaehyun menyayangi Yoona seperti kepada seorang kakak begitu pun sebaliknya, keduanya terbuka dalam hal apapun sehingga itulah yang membuat mereka dengan senang hati menjodohkan orang tua mereka.
Yoona banyak bercerita tentang Taehyung, Jungkook, juga Gyuri. Namun, Jaehyun lebih tertarik pada cerita yang terdapat Gyuri di dalamnya, karena menurutnya Gyuri sangat menarik walau Jaehyun tahu hanya dari apa yang Yoona ceritakan saja. Padahal usianya masih kecil, tapi Jaehyun sudah mendambakan pertemuan menyenangkan dengan Gyuri.
-
Jungkook jarang ikut bergabung dengan Gyuri dan Taehyung. Ia pun tidak tahu mengapa dirinya seperti itu. Setelah beberapa hari ia memikirkan dengan keras apa yang terjadi padanya, ia kemudian berpikir untuk berkunjung ke rumah Gyuri, karena sebulan terakhir ini ia tidak pergi ke sana. Kalau ke rumah Taehyung ia masih sempat berkunjung beberapa kali, walau pun tidak sering.
Jungkook hampir sampai ke rumah Taehyung setelah berjalan kaki dari rumahnya. Mata Jungkook terfokus pada apa yang ada di depan rumah Taehyung, tentu saja manusia. Orang tersebut masuk ke halaman rumah Taehyung dengan melompati pagar, Jungkook terkejut! Bisa-bisanya ada maling jam 9 malam. Ia pun berlari untuk menangkap si pencuri.
Tepat sekali Jungkook berada di atas pagar dan bersiap melompatkan diri ke tubuh si pencuri. Namun sayang sekali, seribu sayang, si pencuri berbalik karena melihat bayangan karena cahaya lampu, Jungkook yang kaget pun dan nyaris terjatuh ke belakang. Tapi si pencuri berhasil menarik lengan Jungkook sehingga tubuh Jungkook menimpa tubuh si pencuri.
Jungkook kembali sadar dari kagetnya dan segera melingkarkan tangannya di leher si pencuri, takut-takut kehilangan kesempatan menjadi seorang pahlawan, lalu mengatakan:
"Hei! Badanmu bagus, cukup atletis, tapi kenapa kau malah mencuri? Untuk bersenang-senang? Atau membiayai kekasihmu? Atau alasan terbaik adalah untuk kebutuhan keluargamu? Tapi, mencuri itu tetaplah salah!"
"Bedebah!" Ucap si pencuri berusaha melepaskan tangan Jungkook yang membuatnya sulit berbicara.
"Apa? Aku tidak salah dengar? Hei! Aku tahu kau masih muda mungkin seumuran atau bahkan lebih muda dariku! Jangan berbicara tidak sopan!"
Rupanya si pencuri menggelitiki Jungkook hingga membuat tangan Jungkook terlepas. Kini si pencuri membuka penutup kepala dan melepas maskernya. Oh sungguh! Jungkook terpaku melihat pencuri di hadapannya, tidak! Bukan pencuri! Itu Kim Taehyung!
-
-
-