-
-
-Katakan bahwa hari ini adalah hari yang memberatkan seorang Jeon Jungkook, bagaimana tidak? Dia harus menuntun Gyuri pergi ke sekolah dan membawakan tas pinknya, semua karena apa yang terjadi semalam. Tapi Jungkook tidak tahu apa yang terjadi semalam, Taehyung tidak memberitahu kan sahabatnya itu karena tahu—bahwa jika sahabatnya tahu maka semua tidak akan setenang ini. Karena Jungkook itu seorang mood maker dan sensitif—ah bukan, lebih tepatnya ia mudah terpancing emosi.
Jika Jungkook tidak tahu apa yang terjadi semalam, lalu apa alasan Gyuri meminta Jungkook membantunya pergi sekolah? Berbohong? Tidak. Untuk apa berbohong jika akan membeberkan kenyataannya dalam beberapa saat? Percuma. Gyuri mengatakan bahwa ia tidak tahu, tapi Taehyung akan menjelaskan semuanya.
"Kau benar ingin masuk kelas?"
"Hmm"
"Kenapa harus Taehyung yang menjelaskan? Padahal kau yang seperti ini". Protes Jungkook.
"Sudah ku bilang aku tidak tahu, lagipula yang tahu kan Taehyung"
"Iya terserah kau, aku akan duduk"
"Jungkook-ssi, kau akan membiarkan Riri yang sudah imut ini berdiri di bis sepanjang perjalanan ya?" Ucap Gyuri sembari memberikan aegyo kepada sahabatnya itu.
"Kau duduklah". Jungkook pasrah.
BRUKKK!
Gyuri terjatuh, tersenggol oleh gadis berambut pendek yang sedang tergesa-gesa dengan nafas yang masih naik-turun. Gadis itu melanjutkan langkah nya hingga ke kursi paling belakang di bis, sedangkan teman gadis yang menyenggol Gyuri hanya menatap kaget atas perlakuan temannya. Dan Jungkook? Bukan lagi, dia kesal. Jungkook bergegas membantu Gyuri untuk duduk.
"Maafkan sahabatku, dia mungkin tidak sengaja". Permohonan maaf dari gadis berambut panjang yang tidak lain adalah teman si rambut pendek.
"Dia harus mengakui kesalahannya dan meminta maaf pada sahabatku. Bukannya langsung pergi begitu saja"
"Dia yang salah kenapa kau yang meminta maaf?"
"Iya, aku tahu. Tapi dia sedang tidak dalam keadaan yang tenang".
"Kubilang dia yang harus meminta maaf!" Ucap Jungkook dengan penekanan.
"Lalu, bagaimana denganmu? Yang harusnya kesal itu temanmu, bukan kau" Gadis berambut panjang itu pun ikut terpancing emosi.
"Dia benar Kook. Sudahlah lagi pula aku tidak apa-apa"
"Tapi dia— baiklah". Jungkook menyerah pada Gyuri.
"Kamsahabnida sunbae" Ucap gadis itu sambil menunduk pada Gyuri lalu pergi menghampiri temannya.
-
-
-Taehyung sudah menceritakan kejadian kemarin malam pada Jungkook. Jungkook yang sejak pagi sudah kesal semakin kesal saat mendengar apa yang terjadi pada Gyuri kemarin.
"Tae, kau ikut? Aku akan meminta penjelasan lelaki pindahan itu".
"Kau pikir apa? Baru saja akan mengajakmu"
"Hei! Kalian membicarakan apa? " Gyuri yang merasa heran dengan yang kedua sahabatnya ucapkan itu.
"Ini urusan pria, gadis tidak perlu tahu" Ucap Taehyung membingungkan.
"Ya sudah. Lagi pula aku ingin bertanya siapa yang menjatuhkan nametag disaku tasku?"
"Nametag?" Tanya Taehyung.
"Iya, sepertinya dia sekolah disini juga"
"Mana, coba ku lihat" Tawar Taehyung.
"Mungkin nametag gadis tadi" Jungkook bersuara.
Taehyung menghiraukan penjelasan Jungkook, ia melihat-lihat nametag tersebut. Dari belakangnya bertuliskan gadis ini masih siswa kelas 1.
신 려 진
Shin Ryujin, pemilik nametag itu.
"Kalau begitu kembalikan, Kook"
"Kenapa aku? Suruh Taehyung saja, atau aku akan memaki gadis itu habis-habisan".
"Ah kau benar. Tae, kau mau kan?"
"Hmm"
"Gomawo"
Bukan bohong jika Gyuri benar-benar malas hari ini. Ia masih sedikit pusing. Tapi ia tahu, jika masuk sekolah saja nilainya selalu dibawah rata-rata bagaimana jika ia tidak masuk sekolah? Mungkin impiannya masuk Universitas hanya menjadi nyata dalam imajinasinya.
-
-
-Jam pembelajaran kedua hari ini adalah olahraga. Kelas dengan jadwal yang sama dengan kelasnya Gyuri adalah kelas 2-1 . Gyuri, Jungkook dan Taehyung berada dikelas yang sama, kelas 2-3.
Gyuri ikut pembelajaran, meskipun tidak maksimal dan guru pembimbing nya pun memakluminya. Gyuri terpaku, menatap pada satu arah dimana seorang lelaki berjalan kearah lapangan. Gyuri merasa canggung. Dan kini lelaki itu sudah didepan mata.
"Kau?" Ucap Jungkook memecahkan suasana.
"Aku? Kenapa?" Tanya lelaki itu.
"Kau gila" Saut Jungkook. Gyuri yang mendengar hanya memalingkan pandangannya dari lelaki yang sedang kebingungan.
Sementara Taehyung mendekat dan membisikkan sesuatu pada lelaki yang seingat Taehyung—bernama Jaehyun.
"Kau berhutang penjelasan, kita bertemu disekolah saat malam" Ucap Taehyung pelan namun penuh penekanan.
Gyuri gugup, karena ia bahkan tak sempat berterimakasih pada Jaehyun atas kejadian kemarin. Gyuri ingat bahwa Jaehyun memangku nya dari jalananan juga sepi—ah, dia tidak tahu lagi apa yang akan terjadi padanya jika Jaehyun tidak menolongnya. Gyuri juga malu karena timbangannya sedang naik, pasti berat memangku dirinya.
"Aishh" Gyuri kesal, pada dirinya.
"Kenapa?" Tanya Jungkook.
"Aku belum berterima kasih padanya, bagaimana ini?"
"Lupakan saja, apa kau tahu kejadian detailnya seperti apa?"
"Ya tidak, tapi setidaknya aku ingat dia berniat baik menolong ku. Lagi pula kan aku sudah bilang kemarin aku mengobrol dengan kakaknya"
"Gyuri-ya!" Sapa Jaehyun.
"Ne?"
"Kau sudah baikan?"
"Iya, terimakasih at—"
"Aku mengerti. Sebagai balasannya, mari pergi keluar lain waktu"
"Hah? Ah— itu i iya, ayo keluar lain waktu" Jawab Gyuri gugup.
Taehyung menatap mereka dingin, Jungkook menatap mereka malas.
"Kalau begitu sampai nanti" Pamit Jaehyun.
"I–iya, dahhh" Saut Gyuri sembari melambaikan tangan.
"Ahh. Yang benar saja, hari ini benar-benar banyak hal terjadi. Dari membuatku lemas, membuatku terjatuh, membuat sahabatku harus mengembalikan barang, dan sekarang membuatku berdebar" Rengek Gyuri polos.
"Apa? Apa yang membuat Riri–kita berdebar?" Kini Taehyung menunjukkan sisi lain dirinya, berbicara dengan aegyo.
"Apa lagi? Mungkin juhyun tadi" Tebakan Jungkook asal.
"Namanya Jaehyun, Kooooooooook".
"Lebih pantas juhyun"
"Aishhh!"
Taehyung tertawa melihat kedua sahabatnya saling mengejar, seperti biasa—ia lebih sering menonton. Kalau dulu ia yang selalu mengejar kedua sahabatnya, tapi sekarang sudah berbeda. Sejak seseorang pergi dari hidupnya hingga saat ini, dan ia pun tak pernah berhenti berharap suatu saat ia akan bertemu dengan seseorang pernah sangat peduli padanya.
Saat merenungkan hal itu, terlintas dipikiran Taehyung untuk lebih mengetahui tentang anak pindahan—Jaehyun itu.
Kau tebak, kenapa Taehyung meyakinkan diri untuk mengetahui tentang Jaehyun itu?
-
-
-