"Ya. Pria itu adalah target kita." Aaron menjawab membenarkan keraguan adiknya tentang target mereka. Tapi entah kenapa, ada yang aneh dengan cara Anna bertanya padanya. "Kenapa kau terdengar sangat kecewa?" Aaron bertanya.
"Tentu saja, aku kecewa; maksudku lihat pria itu, dia jelek dan gendut." Anna bertanya-tanya kenapa sebagian besar orang jahat terlihat seperti itu. Ia tidak bermaksud mendiskriminasi penampilan seseorang, tapi ia tidak bisa menahannya. Ia hanya manusia; semua orang menilai seseorang apakah itu disengaja atau tidak.
"Wow. Aku tidak menyangka pewaris keluarga Coleman seperti ini." Ophius berkata dengan nada suara geli. Setiap kali Lucia menyebut Anna, selalu ada deskripsi yang bagus. Jadi ia berpikir Anna bukanlah tipe orang yang akan mengatakan hal seperti itu.
Anna menatapnya dan kemudian dengan canggung berkata, "Aku sudah lama bertanya-tanya, kamu siapa lagi?" Mereka telah bersama sejak sebelumnya, tapi Anna tidak tahu siapa dia. Ia hanya tahu namanya karena kakaknya dan Lucia memanggilnya; selain itu, Anna tidak mempunyai informasi lain tentangnya.
Senyum di wajah Ophius tiba-tiba membeku, sementara Aaron dan Lucia menahan tawa mereka. Ophius sudah begitu ramah terhadap Anna, namun Anna tidak tahu identitasnya. 'Apa aku tidak terlihat di matanya?'
"Maksudku, aku tahu namamu, tapi aku—" Anna mencoba menjelaskan dirinya sendiri, tapi ia dihentikan oleh Ophius.
"Jangan katakan lagi! Aku tidak tahan mendengarmu mengucapkan kata-kata menyakitkan seperti itu." Ophius berkata; berpura-pura kesakitan karena Anna tidak mengetahui keberadaannya sampai sekarang. Ia benar-benar tidak bisa menyalahkan Anna, karena pada hari pertandingan, ia dan Anna tidak mempunyai kesempatan untuk saling bertemu dengan baik.
Sebelumnya, Ophius tiba-tiba muncul di depannya tanpa memperkenalkan dirinya; dia muncul dan mengganggu Aaron untuk membiarkannya ikut.
Aaron menatap adiknya dan menyadari dia merasa bersalah terhadap Ophius. Ia mencondongkan tubuh ke depan lalu berbisik di telinga adiknya, "Jangan khawatir, dia tidak kesakitan seperti yang dia katakan." Aaron meyakinkan adiknya bahwa tidak ada yang perlu dia khawatirkan karena ia tahu Ophius hanya bertingkah seperti itu berdasarkan kepribadiannya yang menyenangkan.
Mendengar itu dari kakaknya, rasa bersalah yang ia rasakan untuk Ophius sebelumnya sekarang hilang. Kakaknya kemudian berbisik padanya siapa identitas asli Ophius, "Dia adalah putra dari keluarga Cloris; ayahnya adalah salah satu anggota penting dalam organisasi. Tidak apa-apa jika kau tidak tahu siapa dia, bagaimanapun juga, kau baru saja mulai mengenal anggota saat ini dalam organisasi."
Apa yang baru saja dikatakan kakaknya itu benar, untuk saat ini, tidak apa-apa baginya untuk tidak mengetahui setiap penerus masa depan di dalam organisasi karena ia baru saja bergabung. Tapi ketika tahun-tahun telah berlalu, dan ia masih tidak tahu tentang anggota penting lainnya, maka ia akan dicap sebagai orang sombong yang menganggap dirinya tinggi.
Dunia tempat organisasi itu berada adalah tempat yang menakutkan, dan jika dirinya terus bertingkah seolah ia tidak tahu apa-apa atau bertingkah seperti orang yang sombong; dijamin dirinya akan mengalami kesulitan bertahan hidup di dunia yang begitu keras.
Menyadari target mereka berdiri dan akan pergi, Aaron dan Ophius akan mengikuti pria itu, tapi mereka berhenti, lalu mengalihkan pandangan mereka ke arah 2 gadis yang masih duduk. "Kalian hanya akan duduk di sana dan tidak melakukan apa-apa?" Ophius bertanya dengan cemberut.
"Kau berharap kami para gadis melakukan pekerjaan berat?" Lucia menjawab dengan pertanyaan sebagai balasannya. "Kalian lakukan apa yang harus kalian lakukan, Anna dan aku akan menunggu di sana." Ucapnya sambil menunjuk ruangan kosong.
Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Anna dan Lucia mulai berjalan menuju ruangan kosong itu. Aaron dan Ophius ditinggalkan sendirian di tempat asalnya.
"Jadi, kita melakukan pekerjaan dan mereka tidak melakukan apa-apa? Di mana keadilan dalam hal itu." Setelah berbagi keluhannya dengan Aaron, mereka berdua mempercepat langkah mereka dan mengejar target mereka.
Pria itu telah mengonsumsi terlalu banyak alkohol sehingga dia bahkan tidak bisa berdiri tegak atau berjalan dengan benar. Dia terus menabrak orang lain, tapi itu tidak membuatnya marah. Biasanya, gangster ini tidak akan membiarkan siapa pun pergi tanpa goresan jika seseorang menabrak mereka, tapi karena pria mabuk ini yang menabrak mereka, mereka membiarkannya pergi seolah-olah tidak ada yang terjadi.
Satu-satunya alasan kenapa mereka toleran terhadap pria itu adalah karena orang-orang yang bekerja untuk pria itu. Mereka takut pria itu akan pergi dan lari ke atasan tempat dia bekerja; para petinggi itu bukanlah orang yang bisa ditangani para gangster ini. Terakhir kali seseorang benar-benar memukul orang itu, keesokan harinya seseorang ditembak di kepala di depan semua orang.
"Wow, mereka benar-benar sekelompok pengecut," gumam Ophius, tapi Aaron mendengarnya dengan keras dan jelas.
"Mereka hanya bertindak seperti itu karena orang itu mempunyai kedudukan yang lebih tinggi. Antara kita dan para gangster ini? Para gangster ini hanyalah lalat rendah yang bisa kita injak hanya dalam satu gerakan," kata Aaron. Sebenarnya, Aaron tidak menyukai gangster karena gangster ini mengincar orang-orang yang tidak terkait dengan hal-hal gangster. Mereka bertindak seolah-olah mereka memiliki segalanya ketika mereka bahkan tidak bisa melawan seseorang seperti pria gendut itu.
Satu-satunya gangster yang ia sukai adalah anggota geng ibunya. Mereka tidak melakukan apa yang dilakukan gangster rendahan lainnya; itulah mengapa Aaron paling mengagumi ibunya. Ibunya tahu apa yang salah dan benar.
Aaron dan Ophius pergi ke depan pria gendut itu, dan dengan pikiran nakal, Ophius meletakkan kakinya ke depan dan pria itu tersandung kakinya, lalu akhirnya, mendarat di tanah dengan bunyi gedebuk.
Ophius tertawa terbahak-bahak, dan berkata, "Bung, apa kau baru saja melihatnya? Hahaha! Dagingnya bergoyang saat tubuhnya mendarat di tanah."
Aaron melihat itu juga, dan ia juga ingin tertawa bersama Ophius. Tetapi ia harus menjaga wajahnya tetap lurus agar tidak merusak apa yang disebutnya sebagai image keren. 'Ini siksaan.'
KAMU SEDANG MEMBACA
REBORN: Revenge (2)
Teen Fiction[Novel Terjemahan - On going] Alternative : Reborn : Revenge Author(s) : C_J_ Taganna Genre(s) : Fantasy, Romance Chapter : 200 - Sinopsis : Dia baru berusia 6 tahun ketika ayahnya tiba-tiba menghilang secara misterius tanpa jejak. Pada usia 16 tah...