210. MEREMEHKAN

243 33 1
                                    

"Nathalia, kenapa kau terlihat sangat lelah?" Anna berbicara dengan nada terkejut. Saat Anna membuat dirinya nyaman di kursinya, ia tiba-tiba memperhatikan ekspresi wajah Nathalia.

Ia telah melihat wajah lelah Nathalia berkali-kali sebelumnya, tapi kali ini, Anna merasa berbeda kali ini.

"Oh... aku," Nathalia tidak berani mengatakan yang sebenarnya pada Anna kenapa dirinya terlihat sangat lelah. Ia malu untuk mengatakan bahwa dirinya menangis sampai tertidur, dan mengalami mimpi buruk tadi malam. "Aku terjaga sepanjang malam bermain di komputerku."

Anna sedikit yakin dengan pernyataan Nathalia karena ia tahu bahwa selain meretas sistem beberapa organisasi lain, Nathalia juga suka bermain game online. Saat Nathalia mulai bermain, butuh waktu berjam-jam baginya untuk berhenti bermain.

Bertingkah seperti dirinya yakin, Anna berkata, "Nathalia, bermain sepanjang malam akan merusak kesehatanmu. Aku tahu kau suka bermain, tapi kau harus membatasi waktu bermainmu."

Saat Anna memarahi Nathalia, ia mengamati setiap reaksi yang dibuat Nathalia. Ia melihat Nathalia mengeluarkan ekspresi lega; Anna sedikit mengernyit padanya, 'Kenapa dia berbohong?'

Anna hendak bertanya apa yang terjadi dengannya, tetapi ia tidak dapat melakukannya karena beberapa siswa yang keras dari belakang berbicara dengan keras.

"Hei! Kudengar kepala sekolah berencana untuk mengadakan acara baru untuk sekolah." (Gadis 1)

"Acara macam apa itu?" (Gadis 2) bertanya dengan penuh semangat.

"Kudengar itu acara kontes Tuan Raja dan Nona Ratu, dan setiap kelas harus memilih perwakilan untuk bersaing dalam acara tersebut." (Gadis 1)

Nathalia dan Anna mendengar percakapan mereka; Anna tidak tertarik dengan acara kontes itu karena ia sudah tahu siapa yang akan menjadi perwakilan kelas mereka dan siapa yang akan memenangkan acara ini. Namun, Nathalia, di sisi lain, melihat ini sebagai cara baginya untuk menghindari pertanyaan Anna yang akan datang tentang dirinya.

Nathalia tidak padat (ga peka), ia tahu Anna memperhatikan sesuatu dalam perilakunya dan Anna hanya menunggu waktu yang tepat untuk menanyainya. Tapi ia tidak akan membiarkan Anna mempunyai kesempatan itu.

"Anna, kau dengar itu?" Ia dengan bersemangat berkata pada Anna. "Jika kita akan mengadakan acara itu, maka kau harus menjadi perwakilan kelas kita." Ada 2 alasan mengapa Nathalia mengatakan ini; alasan pertamanya ia ingin melarikan diri dari pertanyaan Anna yang akan datang, dan alasan kedua ia berpikir Anna adalah orang yang tepat untuk mewakili kelas mereka. Lagi pula, Anna memiliki kecantikan dan otak, peluang mereka untuk menang tinggi.

"Aku?" Anna menunjuk dirinya sendiri, "Apa kau bercanda? Kemungkinan aku terpilih menjadi perwakilan kelas kita rendah." Ada sedikit nada konyol dalam nada bicara Anna, dan Nathalia mengerutkan kening saat ia menyadari itu.

"Kenapa aku merasa kau meremehkan dirimu sendiri? Kau mempunyai bakat untuk mengikuti acara itu, bagaimana kau bisa mengatakan itu?" Nathalia berkata dengan nada kesal. Ia benci ketika beberapa orang meremehkan diri mereka sendiri ketika jelas mereka bisa melakukannya.

Saat Nathalia memikirkannya, ia menyadari dirinya tidak berhak mengatakan itu pada orang lain ketika ia juga melakukan itu pada dirinya sendiri.

Mengatakan pada dirinya sendiri sejak tadi malam bahwa ia tidak akan pernah bisa mengatasi ketakutannya dan akan selalu menjadi budak dari kenangan buruknya. Ia merasa ingin menangis sekarang, tapi ia tidak berani melakukannya karena ia tidak ingin Anna terlalu mengkhawatirkannya. Josh, Zen, dan orang tuanya juga mengkhawatirkannya, dan ia tidak ingin menambah daftar orang yang mengkhawatirkannya.

Sangat melelahkan baginya untuk memberitahu orang-orang bahwa dirinya baik-baik saja padahal sebenarnya tidak.

"Aku tidak meremehkan diriku sendiri, Nathalia. Aku hanya menyatakan fakta." Alasan Anna berpikir seperti itu adalah karena di kelas ini, teman-teman sekelasnya pasti akan memilih siapa yang populer di kelas. Dan satu-satunya orang yang populer di kelas mereka adalah Rebecca, dan di masa lalu, itu juga sama.

Meskipun Anna berencana untuk memperlakukan semua orang di kehidupan kedua ini secara berbeda dari sebelumnya, tapi entah kenapa Anna memutuskan untuk tidak memperlakukan teman sekelasnya secara berbeda; ia tidak memperhatikan mereka. Lagi pula mereka tidak penting baginya. Sama seperti kehidupan sebelumnya, ia dibenci oleh teman-teman sekelas perempuannya karena mereka berpikir Anna bertindak arogan.

Anna hanya bisa mengejek mereka, 'Hmph! Mereka berpikiran sederhana seperti biasa.'

Anna membenci bagaimana fungsi otak teman sekelasnya. Hanya karena ia tidak berbicara dengan mereka dan tidak memperhatikan mereka, itu bukan berarti dirinya sombong.

Nathalia ingin mengatakan sesuatu kembali, tapi guru mereka tiba-tiba masuk dengan wajah yang familiar di sampingnya. Tiba-tiba, Nathalia merasa tidak bisa bernapas dengan benar.

Anna yang belum menyadari reaksi Nathalia menatap gadis di samping guru mereka. Anna mencoba mengingat sesuatu dari kehidupan masa lalunya jika ia pernah melihat wajah itu sebelumnya, tapi setelah beberapa pemikiran, ia tidak bisa mengingatnya sama sekali. Lebih tepatnya, gadis itu tidak pernah menunjukkan dirinya di kehidupan masa lalunya. 'Sungguh tidak biasa, apa yang bisa menjadi pemicu munculnya gadis ini di kehidupan ini?' tanya Anna dalam hati.

"Hei, Nathalia—" Anna berhenti bicara saat melihat tingkah laku Nathalia yang sangat aneh. Tapi saat ia hendak mendekatinya, Nathalia tiba-tiba jatuh dari kursinya.

Anna terkejut, ia buru-buru mendekatinya dan melihat Nathalia telah kehilangan kesadarannya. Panik di dalam, Anna buru-buru membangunkan kakaknya yang tidur sepanjang waktu. "Kakak! Bangun!"

Terkejut oleh suara adiknya, Aaron memelototi Anna, tapi segera digantikan oleh keterkejutan. "Jangan hanya duduk di sana! Bantu aku membawa Nathalia ke perawat!" Tanpa menunggu sepatah kata pun dari adiknya, Aaron segera bangkit dari tempat duduknya dan menggendong Nathalia dalam pelukannya.

Semuanya terjadi begitu cepat hingga semua orang di kelas tidak bisa berkata apa-apa; bahkan sang guru pun tak mampu menghentikan Aaron dan Anna untuk berlari keluar kelas.

REBORN: Revenge (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang