"Apa yang membuat kalian begitu lama?" Nathalia bertanya sambil memberikan Josh minuman yang dia minta sebelumnya.
"Sampah menghadang kami," kata Josh mengacu pada orang yang terus mengatakan omong kosong sebelumnya.
Anna dan Leon mendengar itu dan tidak bisa menahan tawa sedikit. Mereka benar-benar melupakan Elizabeth dan meninggalkannya di sana tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Mereka tidak merasa buruk tentang itu, dan itu terlalu lucu hanya mengingat kemerahan di wajah Elizabeth. Karena sangat lucu, mereka menyesal tidak mengambil fotonya.
"Sampah? Apa kau mengacu pada seseorang?" Nathalia tidak bodoh, ia tahu setiap kali Josh mengatakan sesuatu seperti ini, terkadang melibatkan pihak lain.
"Ya. Sampah kotor yang sangat besar." Kata-kata Anna mengejutkan semua orang di meja, kecuali Leon dan Josh. Anna yang mereka kenal tidak pernah berbicara dengan orang seperti itu, bahkan jika dia marah, dia tidak akan melakukannya. Tapi jika dia berbicara seperti itu pada orang lain pasti berarti dia sangat marah?
"Adik tersayang, apa kau mendapatkan cara bicara seperti itu dari Leon?" Aaron bertanya saat alis kirinya naik. "Ck, ck, ck. Kau dan Leon harus menghabiskan lebih sedikit waktu bersama. Dia memberi pengaruh buruk."
Mendengar tuduhan itu dari Aaron, Leon mengerutkan kening padanya dan membalas, "Hei! Bukan aku! Jangan salahkan aku. Aku tidak mengajari Anna hal seperti itu." Jika seseorang bertanya kepadanya, Leon akan mengatakan Josh adalah orang yang mengajari Anna, dan untuk membuatnya lebih jelas, Anna mendapatkan beberapa kepribadiannya dari ayahnya. Tidak heran jika Anna mengatakan hal seperti itu dari waktu ke waktu.
"Siapa lagi yang bisa kusalahkan? Kaulah satu-satunya yang menghabiskan lebih banyak waktu dengan adikku." Aaron berkata dengan nada yang sebenarnya.
"Ck! Jika kau tidak ingin aku menghabiskan waktu dengan Anna, maka kau seharusnya tidak membiarkan aku mengikuti kontes sial ini." Sejujurnya, Leon tidak melihat ada gunanya dirinya berpartisipasi dalam kontes, dan ia bisa melihat Anna merasakan hal yang sama.
Acara ini akan penuh dengan skema dan beberapa hal lain yang terkait dengan itu. Ia dan Anna tidak punya kesabaran untuk berurusan dengan omong kosong semacam itu. Terkadang Leon bertanya pada dirinya sendiri kenapa Aaron melakukan semua ini.
"Jika aku masuk, itu tidak akan menyenangkan, kan, Lannie?" Saat Aaron mengatakan ini, seringai muncul di wajahnya. Lannie menatapnya dan senyum nakal muncul di wajahnya. Ia adalah satu-satunya yang tahu rencana macam apa yang ada di pikiran Aaron, dan ia sangat menyukainya.
"Kalian berdua..." Terkadang, Leon tidak bisa tidak berpikir bahwa dirinya adalah magnet bagi orang-orang aneh. Semua orang yang berteman dengannya semua aneh termasuk bosnya, meskipun sebenarnya mereka bukan teman, tapi tetap saja bosnya juga aneh.
"Ngomong-ngomong, siapa sampah yang kalian bicarakan ini," tanya Nathalia. Jarang melihat Josh marah sampai sejauh ini dan Anna yang seperti itu tidak biasa, wajar saja jika ia penasaran dengan sampah yang dibicarakan ketiganya.
"Tak perlu bagimu untuk mengetahuinya, Nathalia. Yang perlu kau ketahui sampah itu adalah seseorang yang tidak layak mendapatkan perhatianmu." Anna berkata sambil dengan senang hati menatap makanan di depannya.
"Sampah, ya? Kurasa aku tahu siapa yang kalian maksud." Zen berkata dengan senyum dingin di wajahnya. Tanpa mereka memberitahu siapa yang mereka maksud, Zen sudah bisa menebak siapa karena ekspresi marah Josh hanya bisa berarti satu hal, Elizabeth membuat Josh kesal.
"Benarkah? Kalau begitu beritahu aku siapa itu." Meskipun Anna mengatakan padanya orang yang mereka bicarakan tidak layak untuk diperhatikan, Nathalia masih penasaran. Ia ingin tahu siapa orang itu, sehingga dirinya bisa memuji orang itu karena membuat Josh marah, dan berdoa untuk nyawa orang itu.
"Tidak. Aku tidak akan memberitahumu. Aku terlalu sibuk memakan makananku." Sama seperti Anna, Zen mencicipi makanan di hadapannya dengan penuh kegembiraan terpampang di wajah tampannya. "Anna! Makanan ini surga!" serunya.
"Aku tahu! Aku harap aku bisa mempekerjakan orang yang membuat ini." Anna menjawab sambil terus memakan makanannya.
Orang-orang yang ada di sekitar Anna dan Zen hanya bisa menyaksikan keduanya menyantap makanan mereka dengan gembira. Menghela napas dalam, mereka semua sepakat bahwa mereka tidak bisa bersaing dengan selera Anna dan Zen. Mereka berdua sangat cocok dalam hal makanan.
Terkadang, mereka bertanya-tanya jika ada kompetisi makan, siapa yang akan menang antara Anna dan Zen. Tidak ada yang bisa menebak siapa yang akan menang sampai mereka melihatnya sendiri.
****
Waktu telah berlalu dan sekolah sudah berakhir untuk hari itu, satu per satu siswa pergi ke tujuannya masing-masing. Tapi Anna berdiri di depan gerbang seolah sedang menunggu seseorang.
"Anna, kenapa kau masih berdiri di sana? Sopir kita sudah di sini, ayo pergi." Aaron berkata sambil menunjuk mobil yang menunggu mereka.
"Kak, aku akan pulang nanti. Aku akan pergi ke suatu tempat dengan seseorang." Saat Anna mengatakan ini, ada sedikit rona merah di wajahnya. Seolah-olah dia malu hanya untuk berbicara tentang orang yang akan bersamanya hari ini. Tindakan kecil Anna ini membuat Aaron menatapnya dengan curiga.
"Oh? Bolehkah aku bertanya siapa itu?" Anna sedikit terkejut mendengar suara dari belakangnya. Ia melihat ke belakang dan melihat itu hanya Leon.
"Kyle." Hanya dengan itu, Aaron dan Leon sama-sama membeku di tempat, mereka berdua tidak menyangka akan mendengar nama itu dari mulut Anna.
Baik Leon dan Aaron memiliki pemikiran yang berbeda tentang masalah ini. Aaron cukup kesal karena adiknya dan Kyle semakin dekat sementara Leon, dia senang pertunjukan yang dia tunggu-tunggu sekarang dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
REBORN: Revenge (2)
Teen Fiction[Novel Terjemahan - On going] Alternative : Reborn : Revenge Author(s) : C_J_ Taganna Genre(s) : Fantasy, Romance Chapter : 200 - Sinopsis : Dia baru berusia 6 tahun ketika ayahnya tiba-tiba menghilang secara misterius tanpa jejak. Pada usia 16 tah...