REBORN: Revenge (2)

283. KERAGUAN DI BENAK MEREKA

"Bibi Claire, apa menurutmu pemuda itu cocok untuk putriku? Bagiku, kurasa tidak."

"Arion, kau pikir Harrison berpikir kau cocok untuk Mary? Dia menentang kau bersama Mary, tapi kau dan Mary masih berakhir bersama. Aku tidak berpikir kau bisa berbuat apa-apa, dan jika kau tetap melakukannya, ingat ini bahwa aku akan memburumu."

Claire mungkin sudah tua, tapi dia setia pada kata-katanya. Ketika dia mengatakan sesuatu yang akan dia lakukan, dia akan melakukannya, dan itu adalah bagian yang menakutkan. Claire melakukan lebih dari apa yang dia katakan.

"Dari apa yang kulihat, anak yang saat ini merayu putrimu tampaknya lebih bisa dipercaya daripada dirimu." Apa yang dikatakan Leonardo adalah kebenaran. Sepintas, Leonardo sudah menyukai Kyle untuk Anna. Leonardo tidak yakin mengapa ia berpikir seperti itu, tapi ia yakin itu bukan karena prestasi Kyle.

"Apa? Kau sudah mengenalku selama bertahun-tahun, dan anak itu? Kau hanya melihatnya di berita atau apa pun itu." Arion merasa diperlakukan tidak adil oleh Claire dan Leonardo, dan ia merasa sedih karenanya.

Arion tidak punya masalah dengan Kyle, bahkan Kyle menarik minatnya. Namun, seperti seorang ayah yang terlalu protektif, Arion tidak bisa membiarkan putrinya mengalami sakit hati seperti itu ketika berhadapan dengan pria tampan seperti Kyle. Seperti yang ia katakan sebelumnya, orang-orang seperti Kyle memiliki banyak gadis yang mengejar mereka, dan beberapa dari mereka akan tergoda, dan orang yang paling terluka adalah orang yang benar-benar menyukai mereka.

Yang pasti Anna sangat menyukai Kyle, bukan berdasarkan penampilannya tapi berdasarkan kepribadian yang Kyle tunjukkan. Juga dalam sudut pandang Arion, putrinya adalah tipe orang yang tidak sepenuhnya percaya pada cinta. Ia tidak mengerti bagaimana putrinya yang manis menjadi waspada terhadap cinta, tapi ia akan melakukan apa pun yang ia bisa hanya untuk memastikan bahwa Kyle tidak akan menghancurkan sepotong hati putrinya.

"Ya, aku sudah mengenalmu selama bertahun-tahun, namun, aku tidak mempercayaimu sama sekali, dan setelah kau meninggalkan Mary dan anak-anakmu sendirian, kau telah membuatnya jauh lebih buruk. Jika kau berpikir kami memperlakukanmu dengan tidak adil, maka jangan salahkan siapa pun kecuali dirimu sendiri. Dasar goblok."

Leon sekarang memiliki idola baru, dan nama orang itu adalah Leonardo. Bosnya dikenal sebagai seseorang yang sangat berbahaya dan orang yang tidak ingin kau ganggu, namun, Leonardo begitu berani berbicara seperti itu pada bosnya.

Terlepas dari apa yang Leon lihat dengan matanya sendiri, ia bisa mengatakan bahwa jauh di lubuk hatinya, Leonardo sangat menghormati bosnya. Namun, pada saat ini, Leon bisa merasakan Leonardo sedang diselimuti oleh kemarahannya dan dia kesulitan memperlakukan bosnya dengan cara yang sama seperti sebelumnya.

"Aku benar-benar berharap mereka akan bersatu kembali sebelum mereka memulai misi," gumam Leon pelan ketika ia menjawab kembali pesan Anna.

****

Di rumah Coleman, si kembar dan tamu mereka, Nathalia, saat ini sedang bersantai di ruang tamu, menonton film yang menarik minat mereka. Karena fokus mereka pada film, Mary tiba-tiba masuk dan kemudian berbicara dengan Nathalia.

"Nathalia sayang, di mana ayahmu?" Selama 3 hari berturut-turut, sepertinya temannya telah menghindar. Ia tidak mengerti mengapa tapi ia melihatnya seperti itu, jadi ia bertanya pada yang lain, namun, jawaban mereka tidak membantu seperti yang ia harapkan.

"Ayahku mengatakan dia akan pergi ke pertemuan, aku tidak tahu persis di mana pertemuan itu," jawab Nathalia.

"Begitukah. Kalau begitu, bersenang-senanglah menonton film itu, anak-anak." Setelah mengatakan itu Mary meninggalkan ruang tamu dan langsung pergi ke kamarnya untuk berganti pakaian.

Entah kenapa, Mary merasa sangat aneh Leonardo menghadiri pertemuan lain tanpa sepengetahuannya. Ia tahu Leonardo harus mengerjakan bisnisnya sendiri tanpa memberitahunya segalanya, namun, ia sudah membuat rencana dengannya bahwa mereka akan bertemu klien dan dia tiba-tiba mundur tanpa memberitahu alasannya.

Jika alasannya untuk backing-an adalah karena dia ada di pertemuan lain, maka dia seharusnya memberitahunya. Ia akan mengerti. Tapi sekali lagi, Leonardo biasanya mengiriminya pesan bahwa dia tidak bisa datang karena dia memiliki pertemuan penting lainnya.

Seluruh situasi membuatnya merasa ada sesuatu yang terjadi, dan ia ingin memastikan dirinya hanya berpikir terlalu berlebihan. "Aku harus bertanya padanya ketika aku melihatnya," kata Mary pada dirinya sendiri.

****

Begitu film berakhir, ponsel Aaron tiba-tiba bergetar, menandakan pemberitahuan tentang misi yang sedang ia kerjakan. Ia mengeluarkan ponselnya, dan seringai muncul di wajahnya ketika melihat notifikasi seperti apa yang ada di ponselnya.

File yang ia unduh sekarang sudah siap.

"Adikku tersayang, kurasa kita harus mulai menyelidiki pria bernama Rolfe Lance ini. Kita mendapatkan semua yang kita butuhkan." Ia dan adiknya telah menunggu untuk mendapatkan setiap detail penting tentang Rolfe Lance, tapi ada 1 informasi yang tidak bisa mereka peroleh.

Mereka tidak mempermasalahkannya karena informasi yang mereka miliki di tangan mereka lebih dari cukup untuk menjatuhkan pria itu. Saat pria itu jatuh, Juan tidak punya siapa-siapa lagi untuk melarikan diri. Memikirkannya saja sudah membuat si kembar gemetar kegirangan.

"Kalian benar-benar perlu memberitahu ibu kalian tentang misi kalian ini. Maksudku, itu bisa berbahaya, tahu?" Dalam sudut pandang Nathalia, tidak peduli seberapa percaya diri mereka, si kembar tetap harus memberitahu ibu mereka bahwa mereka akan menghancurkan organisasi Rolfe.

Mungkin ada beberapa masalah yang mungkin harus mereka hadapi, dan kemudian mereka tidak memiliki kekuatan untuk mengatasinya. Untuk mengatasinya adalah dengan memiliki seseorang yang mendukung mereka ketika mereka membutuhkannya.

"Kau terlalu khawatir, Nathalia. Kita akan baik-baik saja, dan tolong jangan beritahu ibuku tentang ini. Dia sudah sibuk menjalankan bisnis keluarga." kata Aaron. Sebenarnya, ia dan adiknya ingin menunjukkan kepada para tetua di organisasi bahwa mereka cukup layak untuk menjalankannya.

Hingga kini, masih ada keraguan di benak mereka, tentang si kembar yang menangani organisasi.