𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟕.𝟓 : 𝐘𝐨𝐮'𝐫𝐞 𝐒𝐚𝐟𝐞 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐌𝐞 (𝟐)

207 56 23
                                    

Sesaat, pikiranku terasa kosong.

Apa yang terlihat, apa yang terdengar semuanya berkeliling di sebuah kejadian yang paling tidak ingin kuingat.

Bau ruangan yang menjijikkan, para bangsawan berbau busuk yang berkeliling menyorakkan nilai harga manusia dengan tinggi. Tangan-tangan yang menyentuh tubuhku secara tidak hormat. Laki-laki bertopeng yang membawa pedang lalu suara jeritan yang secara tiba-tiba terdengar.

Di menit-menit berikutnya, saat hanya aku yang terpaku di dalam sebuah jeruji terbuka, yang tersisa hanyalah darah dan mayat yang berceceran memenuhi aula.

Orang-orang menjijikkan itu mati secara menyedihkan setelah sebelumnya mereka memperlakukanku seperti sebuah barang.

Lalu, dia, sosoknya yang paling kuingat—

"LAREINA!"

Bahu yang diguncang membuyarkan pikiran Lareina. Di depannya, Cadfael berlutut dengan jarak sedekat mungkin untuk menyadarkannya. Saat perempuan itu benar-benar tersadar pada apa yang ada di sekelilingnya, suara-suara yang ada di pikirannya menghilang. Pandangannya akan mayat pria berjubah dan pedang berlumuran darah membuatnya bingung dan terkejut pada saat bersamaan.

Apa yang— Aku ingat tadi aku melihat Aria—

Dengan pandangan bingung dan tubuh yang separuh gemetar, perempuan itu mencoba mengidentifikasi sekitarnya. Namun, yang selanjutnya terjadi adalah tubuhnya yang tiba-tiba melayang karena diangkat oleh Cadfael secara tiba-tiba. Lareina tersentak untuk sesaat, ketika tubuhnya berdempetan di dalam pelukan Cadfael rasanya seperti seolah kecemasan yang tiba-tiba menyerangnya menghilang.

"PANGGILKAN DOKTER!"

Suara berat itu meninggi dalam sekejap. Di setengah kesadaran Lareina yang masih diambang batas, berada di dekapan Cadfael membuat perempuan itu ingin menutup matanya. Di dalam pikirannya, dia ingin memberitahukan pada Cadfael bahwa dia tidak apa-apa, Cadfael tak perlu cemas karena Lareina hanya ingin tertidur sebentar.

Tetapi sebaliknya, tenaga Lareina sudah banyak terkuras ketika kegelisahan dari traumanya tiba-tiba muncul. Dia tidak bisa mengeluarkan suaranya lagi dan sebaliknya hanya masih bisa mendengar Cadfael yang berjalan membawanya dengan langkah panjang yang cepat. Sesaat, di dalam pikirannya, Lareina bertanya-tanya mengapa Cadfael begitu baik padanya.

Apa dia khawatir? Tapi, kenapa..?

Alih-alih mendapat jawaban atas pertanyaannya, yang Lareina dapati hanyalah suara langkah kaki yang memburu untuk melangkah lebih cepat. Di sela itu, rasa kantuk yang tiba-tiba menyerang membuat Lareina menutup matanya yang hanya tersisa setengah.

Lareina ingin bermimpi. Mimpi dimana dia tidak perlu merasakan penderitaan lagi.

Dan seperti yang seharusnya, kesadarannya lenyap dalam lautan detik.

***

Sejak kecil, ibuku sudah meninggal.

Karena itu, di masa-masa aku kecil yang paling sering menemaniku adalah ibu asuhku—Bibi Margareth. Dia dulunya adalah pelayan ibu, tetapi setelah kematian ibu karena melahirkanku Bibi Margareth beralih mengasuhku. Bibi Margareth seringkali mengatakan bahwa setiap ulang tahunku, akan ada surat yang ibu tulis untuk diberikan padaku sebagai hadiah.

'Lareina kamu harus bahagia. Tolong hidup bebas seperti yang kamu inginkan.'

Di ulang tahunku yang ke delapan tahun aku ingat ibu menulis itu di baris surat terakhirnya. Seiring berjalannya waktu, aku ingin memenuhi permintaan ibu, karena itu kuputuskan untuk hidup seperti apa yang ibu inginkan.

Demetria : Sail Into You [Chenle]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang