𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟐 : 𝐓𝐡𝐞 𝐈𝐬𝐬𝐮𝐞𝐬 (𝟏)

300 59 21
                                    

Suara dentingan cangkir yang baru saja diletakkan di atas sebuah piring kecil mengisi kekosongan sebuah paviliun di tengah taman. Hembusan angin yang tenang berpadu dengan hangatnya matahari, hamparan tipis salju di atas rerumputan, juga bunga-bunga yang tampak kontras dengan putihnya butiran salju. Walaupun sudah memasuki musim dingin, ibu kota tetaplah tempat yang hangat. Salju yang turun tidak akan sebanyak di wilayah utara hingga harus dilakukan pembersihan agar orang-orang bisa beraktivitas. Tapi, walaupun begitu, udara dingin tetaplah terasa.

Duchess Crystalline yang baru saja menghabiskan secangkir tehnya tersenyum tipis begitu pelayannya menuangkan kembali teh yang baru. Dengan selendang yang hangat, dan gaun yang lebih tebal menutupi tubuhnya, dia tidak akan mudah kedinginan. Terlebih, Duchess Crystalilne terbilang memiliki hobi yang cukup aneh. Dia suka menghabiskan musim dingin dengan meminum teh sendirian di paviliun.

"Nyonya, apa Anda butuh selimut? Saya takut Anda terkena flu jika terlalu lama diluar." kata pelayan muda itu.

"Aku baik-baik saja, Anna." Duchess berujar sembari menyesap tehnya dengan anggun. "Daripada itu, apa ada kabar tentang Cadfael? Dia tidak mengirimiku surat sama sekali bahkan setelah perang dideklarasikan berakhir."

"Saya yakin Tuan Muda tengah sibuk. Saya dengar para ksatria juga harus menulis laporan yang panjang setelah perang berakhir." Anna dengan senyum sopan menjawab.

"Ya, itu benar. Tapi, aku juga ingin melihat putraku bertindak seperti anak lainnya. Bukankah dia mirip dengan ayahnya? Dia sangat kaku. Daripada bermanja dengan ibunya dia memilih menghabiskan masa mudanya di medan perang." Duchess Crystalline terkekeh begitu mengingat sifat Cadfael.

Putra sulungnya yang satu itu memang tidak pandai mengekspresikan diri. Sifatnya juga tidak terbuka, dan Duchess Crystalline selalu merasa bahwa Cadfael tumbuh dewasa terlalu cepat.

"Tuan Muda sudah dewasa, Nyonya. Dia pasti akan marah pada Anda jika Anda mengatakan hal itu," Anna tertawa kecil.

"Benar dia akan marah," Duchess Crystalline tersenyum di sela-sela tawanya. Kecantikannya yang seperti peri tampak berkali lipat lebih indah begitu dia tersenyum.

Karena selama ini Duchess Crystalline yang selalu berdiri di depan publik adalah orang yang berpendirian teguh dan berhati dingin. Sebelum menikah dengan Duke Keegan-mendiang suaminya yang telah meninggal-Duchess Crystalline adalah putri kelima Kekaisaran Eurigent. Dia cantik dan anggun dengan caranya sendiri. Bukan kecantikan yang melimpah seperti bunga yang bermekaran pada musim semi, tapi seseorang dengan kecantikan bermartabat tinggi. Itu juga alasan Duke Keegan jatuh hati padanya dan melamar Duchess Crystalline. Kisah romansa mereka adalah kisah romansa yang terkenal di kalangan bangsawan saat itu.

"Ngomong-ngomong bagaimana kabar yang satunya lagi? Ini sudah tiga bulan, tapi dia tidak ada tanda-tanda ingin kembali."

"Ah, apa maksud Anda Tuan Muda Elvern?

"Ya,"

"Tentang itu, Anda tidak perlu khawatir. Sir Willard akan membawa Tuan Muda Elvern sebelum Tuan Muda Cadfael kembali," ucap Anna dengan senyuman ringan.

"Itu kabar yang bagus. Aku ingin tahu, apa yang anak itu pikirkan dengan lari dari rumah sementara ibunya khawatir." jawab Duchess Crystalline.

Elvern Demetria adalah putra bungsu dari adik Keegan Demetria. Namun, karena sejak kecil sudah bertubuh lemah dan sering sakit, ia akhirnya meninggal dunia tiga tahun yang lalu. Setelahnya, istri dan kedua putranya memilih untuk kembali ke rumah Count Wylan dan tinggal di sana. Umur Elvern hanya terpaut dua tahun dari Cadfael. Berbeda dengan kepribadian Cadfael yang tampak pendiam dan kaku, Elvern cenderung lebih blak-blakan dan selalu menjadi biang keonaran. Elvern juga sangat bebas, dia adalah tipikal orang yang tidak suka terkekang dengan peraturan dan tata krama bangsawan.

Demetria : Sail Into You [Chenle]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang