𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟏𝟏 : 𝐀𝐥𝐥 𝐈 𝐖𝐚𝐧𝐭𝐞𝐝

354 58 26
                                    

"Kamu sudah dengar beritanya?"

Perempuan dengan seragam pelayan itu berbisik pada perempuan di sampingnya. Keduanya sedang berada di bagian belakang gedung utama, tepatnya di tempat pencucian. Karena sudah waktunya untuk mengganti seprai dan kain-kain lainnya yang harus dicuci, ada banyak pelayan yang ikut membantu mencuci dan mengeringkan kain.

"Berita apa? Ada banyak desas-desus di rumah ini." Seorang perempuan berambut coklat legam dengan bintik pudar di sekitar hidung dan pipinya bertanya. Di sela itu, tangannya tak berhenti bergerak menggosokkan kain putih dengan sabun.

"Kamu tau..," Perempuan itu dengan bersemangat berbisik di telinga si perempuan disebelahnya. "Aku dengar pertunangan Tuan Duke dan Nona Ovrin akan dibatalkan."

"HEI-apa yang kamu katakan?" Perempuan dengan freckles melotot. Dia memelankan suaranya diujung kalimat ketika sadar beberapa pelayan yang ikut mencuci kain di ember yang berbeda dari mereka menaruh perhatian.

Dan, Aria Foster adalah salah satunya. Perempuan yang berada tak jauh dari kedua pelayan yang sibuk bercengkerama itu sedari tadi fokus pada pekerjaannya. Walaupun begitu, telinganya diam-diam mendengarkan apa yang dua perempuan itu obrolkan.

Sejak sehari yang lalu, ada yang janggal di kediaman Duke Demetria. Walau terlampau senyap, Aria beberapa kali mendengar beberapa pelayan saling berbisik mengenai pertunangan Duke Demetria dan Nona Lareina yang akan segera batal. Tapi, setiap kali Aria ingin menginterupsi dia tidak pernah mendapat informasi lebih lanjut tentang desas-desus tersebut. Itu seperti semua pelayan di Kediamaan Demetria menghindar dan mewaspadainya karena dia pernah melayani Lareina secara langsung.

"Aku dengar ada pelayan yang melihat mereka bertengkar tempo hari. Lalu, kamu tau ada yang melihat Tuan Marquiss Ovrin dan Tuan Muda Ovrin datang mengunjungi Nona Ovrin juga!" Si perempuan menceritakan dengan penuh semangat. Seperti para gadis-gadis umumnya yang terbakar oleh gosip yang beredar.

"Benarkah? Itu tidak terduga." Si perempuan dengan freckles membalas dengan tak acuh.

"Kenapa reaksimu begitu?! Kamu tidak tau ini gosip yang sedang panas di ibu kota?! Menurutmu bagaimana jika itu benar? Pasti akan ada banyak gadis bangsawan yang datang untuk meminta lamaran pada Tuan Duke!"

Alih-alih membalas, si perempuan dengan freckles itu beralih memukul bahu perempuan di sebelahnya dengan tangan setengah bersabun. Tidak cukup keras tapi cukup membuatnya mengaduh kesakitan.

"Berhenti mengatakan hal itu dan fokus saja mencuci. Kamu tidak tau jika ini sampai terdengar ke kepala pelayan kamu bisa diusir? Lalu, jangan berani mengatakan hal-hal seperti itu di depan Nona atau Tuan Duke, kamu mungkin akan dipenggal." Perempuan itu menasehati. Dia tahu sebagai konsekuensi bekerja di Kediamaan Duke Demetria, ada hal-hal yang harus pura-pura tidak diketahui. Mereka harus pura-pura buta dan tuli terhadap semua hal yang terjadi di kediamaan Demetria demi kepentingan Tuan Duke sendiri.

"Iya iya! Aku tau! Tidak usah memukulku! Lagipula aku kan hanya bicara tentang gosip! Kamu pikir aku berani mengatakan hal seperti itu di depan Tuan Duke dan Nona?!" Dia membalas ketus. Walau begitu, pada akhirnya dia hanya mengomel pelan sembari menggosok keras kain seprai.

Aria yang mendengar itu, diam-diam menghela napas. Selama kurang lebih dua bulan dia bekerja di kediamaan Demetria dia memang mendengar banyak hal di kalangan para pelayan. Walau mereka dilarang bergosip, terkadang ada banyak rumor-rumor aneh yang terdengar dari mulut ke mulut. Namun, pada akhirnya rumor itu akan tenggelam dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Akan tetapi, rumor yang Aria dengar pagi ini sejujurnya membuatnya sedikit khawatir. Sebelum Tuan Duke kembali dari medan perang pun, Aria sudah banyak mendengar desas-desus tentang pertunangan nonanya di ibu kota.

Demetria : Sail Into You [Chenle]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang