Pada sebuah ruangan mewah dengan dinding lapis emas, terdapat seorang perempuan dengan gaun mewah tengah duduk di antara sofa empuk dengan pinggiran yang di ukir mahal. Rambut pirang pucatnya di sanggul dengan rapi, menyisakan beberapa helai anak rambut yang terjatuh di sela telinganya yang tergantung anting-anting dengan permata indah. Di lehernya yang putih pucat, terdapat kalung berlian senada dengan antingnya.
Wajah cantik yang terpoles oleh dandanan tipis, bibir semerah pohon peach, jemari lentik dengan elegan memegang secangkir teh hangat dengan aroma yang khas. Ekspresi yang tak tampak terganggu walaupun seorang duduk di hadapannya menatapnya intens. Hannelle dengan imbangnya menata ekspresi wajahnya seolah dia tidak terganggu dengan apapun yang terjadi di sekitarnya.
"Itu sudah cangkir kedua,"
Di dalam ruangan yang hanya tersisa mereka berdua, Caius berbicara dengan nada pelan. Berlarut-larut dalam keheningan, akhirnya ada pembicaraan yang tercipta di antara pasangan suami-istri yang sudah lama seperti orang asing.
"Sepertinya saya terlalu menikmati tehnya." Hannelle menjawab dengan nada lembut. Alih-alih begitu, tatapannya tampak tak hidup—seperti boneka yang telah diatur untuk bertindak dan berbicara.
"Kenapa kita tidak berbincang lebih banyak? Kupikir kita bisa menghabiskan setidaknya sehari penuh untuk saling berjumpa." Dibalik senyuman tipis Caius, tertangkap sesuatu yang paling Hannelle benci.
"Yang Mulia, bukankah Anda punya banyak pekerjaan yang lebih mendesak? Daripada menghabiskan waktu dengan saya, lebih baik Yang Mulia kembali ke istana utama." Hannelle menanggapi dengan dingin. Dia meletakkan cangkir tehnya dengan elegan, lalu menatap sang suami dengan sorot permusuhan tersirat.
Setelah posisi Ratu diambil oleh Ilaria, kesehatannya terus memburuk. Akibat dari itu, istana tempat Hannelle tinggal ditutup dan tidak mengijinkan seorangpun untuk berkunjung. Caius—bagi Hannelle bukan hanya seorang kaisar, tetapi juga suaminya. Wanita itu tak akan angkat bicara sebanyak apapun Caius ingin memiliki istri dan selir. Hanya cukup untuk tidak mengambil posisi kepala pemerintahan darinya.
Selama bertahun-tahun hidup sebagai orang yang harus menjadi pasangan kaisar, Hannelle bermimpi untuk bisa membantu laki-laki itu sebagai permaisuri dan akan terus berada di sisinya. Tetapi, semua itu musnah sejak Caius berpindah pada Ilaria. Semua milik Hannelle hal-hal yang seharusnya bisa dia genggam dengan mudah, terlepas dari tangannya seperti pasir.
Tidak ada yang tersisa.
"Saat ini saya lelah. Yang Mulia, Anda harus kembali sekarang." Perempuan itu berdiri dengan anggun. Melangkah setelah memberi salam, sebelum akhirnya kakinya membawanya menjauh dari sosok Caius.
"Hannelle." Entah sejak kapan, tangan hangat itu menyentuhnya kembali. Caius merengkuhnya dengan pelukan yang terasa sama. Ini pertama kalinya sejak terakhir kali Hannelle merasakan kontak fisik dengan Caius.
"Aku rasa ini sudah terlalu lama. Kupikir aku bisa membuatmu mengerti tentang hal yang kuinginkan."
"Apa Anda ingin tidur dengan saya?" Hannelle bertanya dengan nelangsa. Sebaliknya, tatapannya tampak seperti lautan yang dalam.
Ada keheningan sejenak, sebelum laki-laki itu berbisik dengan pelan. "Apa kamu pikir aku datang kesini hanya untuk tidur denganmu?"
"Lalu apa? Apa Anda hanya bermaksud menggoda saya? Apa Anda pikir saya ingin bertukar sapa dan berbincang dengan Anda setelah semua hal yang telah terjadi?" Hannelle menyalak dengan dingin.
Namun alih-alih membalas, Caius hanya diam. Ekspresi yang tampak dingin dan tenang adalah satu-satunya yang dia tunjukkan di balik punggung Hannelle yang dia rengkuh dari belakang. Semua yang terjadi, detik demi detik, menit demi menit yang berlalu semua telah di atur di tangannya. Pada akhirnya, Hannelle pun terpaksa harus terluka di balik rencananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demetria : Sail Into You [Chenle]
Fiksi Penggemar[featuring chenle ft. renjun] Lareina Ovrin merupakan putri satu-satunya Keluarga Ovrin yang harus melakukan pernikahan politik dengan pewaris tunggal Keluarga Demetria, Cadfael Demetria. Dua tahun sebelum pernikahan mereka dilaksanakan, mereka bert...