Cahaya lilin di atas perapian telah padam. Ruangan itu hanya diisi oleh pelita bulan yang menyorot dari langit-langit ruangan—terpantul melalui jendela yang tak ditutupi oleh tirai. Pintu ruang kerja miliknya itu ditutup rapat, dan kakinya melangkah menyusuri lorong yang sunyi dan gelap. Rambut hitamnya bergoyang, matanya yang merah terasa berat karena kelelahan, dan pakaiannya yang masih lengkap dengan seragam militer masih melekat di tubuh Cadfael yang tegap.
Setelah hari yang panjang di istana kekaisaran, dia akhirnya bisa kembali ke kediaman Demetria. Rezef sepanjang perjalanan bersorak karena seluruh pekerjaan dan dokumen telah tuntas, dan yang tersisa hanyalah pengelolaan masalah yang tersisa dan duchy. Karena itu, walaupun sudah larut, Cadfael berpikir untuk kembali ke rumah. Walaupun yang menyambutnya hanyalah Edison yang sedang berkeliling membawa lentera. Kereta kuda Duke Demetria yang baru sampai tidak banyak mengundang kericuhan para pelayan yang sudah beristirahat dan sosok Lareina yang mungkin telah terlelap.
Cadfael berpikir untuk mengunjungi perempuan itu. Karena setelah pesta dansa terakhir kali, keduanya belum ada bertemu kembali karena Cadfael dikejar dengan kesibukan yang tidak terkira—yang memaksanya untuk tidak meninggalkan istana kekaisaran. Beberapa kali, dia hanya mendengar kabar bahwa Lareina baik-baik saja, tapi hari ini dia belum mendengar apapun tentang perempuan itu.
"Oh, astaga! M-maafkan saya Tuan Duke!" Aria yang baru saja keluar dari kamar Lareina berjengit kaget saat dia mendapati sosok Duke muda itu berada di balik pintu.
"Apa dia sudah tidur?" Cadfael bertanya sembari mengangkat tangannya, memberi isyarat agar gadis muda itu tidak terlalu berisik. Dia khawatir jika Lareina sedang terlelap, dia terinterupsi dengan keributan kecil itu. Cadfael hanya berpikir bahwa dia hanya ingin Lareina bisa tidur dengan nyaman.
Aria menundukkan badannya sedikit. "Ah, soal itu, Nona saat ini sedang berjalan-jalan di dekat konservatori. Saya hanya diperintahkan untuk menyiapkan air untuk Nona membasuh kaki."
"Selarut ini?" Ada kerutan ringan di dahinya.
"Tentang hal itu..., sebenarnya sejak siang, Nona terus murung." Aria mengatakannya dengan ragu-ragu. "Nona tidak banyak bicara sejak kembali dari kediaman Viscount Calliope. Saya rasa, suasana hati nona sedang tidak baik," Aria mengatakannya dengan pahit di ujung lidahnya. Itu karena pada kenyataannya Lareina tidak tampak ingin diganggu sejak kembali dari tempat itu. Dia banyak menyendiri sampai Aria maupun Lilian tidak dapat mendekatinya.
"Viscount Calliope?" Cadfael mengangkat alisnya dengan keheranan ringan di matanya. Tapi pada akhirnya dia mengangguk kecil. "Kamu kembalilah. Aku yang akan berbicara dengan Lareina." Ujarnya sembari berbalik langkah untuk berjalan ke lorong yang berlawanan arah, meninggalkan Aria yang menundukkan tubuhnya sebagai tanda penghormatan.
Perjalanan menuju konservatori hanya diisi dengan keheningan malam yang sunyi. Cahaya bulan hanya mengikuti jejak di setiap sisinya yang bercelah masuk. Mata merah itu menatap ke depan, menyorot pada ujung pintu yang mengarah pada paviliun halaman belakang, tempat konservatori itu dibangun untuk biasa diadakan pesta minum teh.
Ada banyak tanaman yang dibudidayakan. Kebanyakan adalah bunga, yang biasanya jadi tempat favorit ibunya untuk menghabiskan waktu seorang diri. Tempat yang dibangun dari tembok kaca, memantulkan sinar bulan yang terang. Entah karena cahayanya yang begitu menyorot hingga menelusup di celah-celah atau memang surai keemasan milik Lareina yang terurai tampak begitu lebih indah—mencolok—dan mampu Cadfael temukan entah di mana pun dia berada.
Kakinya berhenti menuntun. Netranya hanya termanggu. Sorot yang terpancar di matanya, hanyalah sebuah lautan yang mendayu-dayu. Lareina yang berdiri menatap langit di bawah atap kaca konservatori tampak termenung. Gaunnya melekat begitu jatuh di atas lantai semen yang dirancang begitu halus. Anehnya, pemandangan itu terlihat lebih cantik dan indah di mata Cadfael. Sebagai seseorang yang terpesona, yang terus-menerus jatuh cinta, dan terus membiarkan dirinya ditarik oleh gadis bangsawan muda itu. Demi Tuhan, laki-laki itu tidak tahu sampai mana perasaannya meluap-luap seirama dengan jantung yang berdegup begitu keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demetria : Sail Into You [Chenle]
Fanfiction[featuring chenle ft. renjun] Lareina Ovrin merupakan putri satu-satunya Keluarga Ovrin yang harus melakukan pernikahan politik dengan pewaris tunggal Keluarga Demetria, Cadfael Demetria. Dua tahun sebelum pernikahan mereka dilaksanakan, mereka bert...