Hancur

2.8K 176 36
                                    

"IBU!!!!!!!! HIKS- KENAPA NINGGALIN KAMI???!!!!" Raungan dan tangisan dari pada anak remaja. Anak yang harus di tinggal oleh ibunya karna kecelakaan.

Pemakaman selesai.
Setelah meraung-raung dan menangisi kepergian sang ibu

Para anak remaja itu kembali ke rumahnya. Dan hari sudah sore menjelang malam

"Hiks, ibu...." Masih ada beberapa segukan kesedihan di muka mereka semua.

Halilintar, sebagai kakak tertua, ia yang selalu dingin, kini mengeluarkan air mata di hadapan banyak orang.

Hali berusaha menghibur para adik-adiknya. Menenangkan mereka dari kesedihan yang mendalam

Taufan hanya menunduk dalam diam, membiarkan air mata mengalir di pipinya, namun.... Semua seperti tidak melihat dia, hali hanya menenangkan ke-5 adik mereka.

Taufan semakin sedih. Ia bahkan bingung, apa kesalahannya? Bahkan dia tidak tau apa apa

Sesampainya di rumah, semua masuk, mereka masih merenung dalam diam

Taufan juga langsung berlari ke kamarnya, ia di salahkan....... Atas kematian ibunya.

Taufan langsung mengunci pintu kamar, membiarkan jendela terbuka, dan membiarkan lampu yang mati. Ia menangis dalam gelap, ia membenci semua ini, kebencian saudara saudaranya kepadanya, tanpa ia sendiri ketahui kesalahannya.

"Ibu... Hiks- mereka membenciku Bu. Mereka tidak menyukaiku Bu. Sama seperti ayah Bu, sekarang mereka semua juga membenciku..... Hiks, kenapa ninggalin Taufan sendiri Bu?? Taufan masih butuh kasih sayang ibu..... Hanya ibu yang bisa buat Taufan nyaman. Hiks hiks hiks, ibu ....." Taufan menangis di kegelapan sambil memeluk lututnya, ia bahkan tidak mempedulikan angin kencang, petir dan hujan deras yang membuat sekitarannya dingin.

"Kedinginan, kegelapan... Semuanya terasa lebih nyaman Bu. Hiks, kalo kau tidak ingin aku kedinginan, kembalilah, peluklah tubuh lemah ini Bu, hiks" Taufan menundukkan kepalanya, tidak mempedulikan dirinya yang sudah basah karna angin dan air di luar sana

"Aku rindu kak hali, aku rindu menjaga adik adikku, aku sangat rindu dengan mereka Bu...." Taufan mulai kelelahan, kepalanya mulai sakit, ia terbaring begitu saja di lantai kamar yang basah oleh air hujan

"Bu.... Setidaknya jemputlah aku, jangan tinggalkan aku sendiri, aku merindukan mu dan......... Mereka semua." Mata yang awalnya berkunang kunang kelamaan Taufan terlelap dalam kedinginan dan kegelapan itu.

'~di ruang makan~'

"Haruskah ku panggil kak Taufan untuk makan malam kak??" Gempa bertanya, sebenarnya ia juga tidak mau menerima bahwa Taufan penyebab ibunya meninggal, tapi ia tak bisa pungkiri bahwa ayah meninggalkan mereka karna membenci Taufan.

"Tidak perlu, biarkan ia turun sendiri kalo mau makan" Ucap Hali dengan dingin

"Baik kak" Gempa nurut aja

"Makan setelah itu ke kamar masing-masing" setelah mengucapkan itu Halilintar langsung makan dalam diam

"Baik kak" semua pasrah, karna mereka juga takut dengan kakaknya yang satu ini

'~selesai makan~'

"Gem, besok aja nyuci piringnya. sekarang semua langsung masuk kamar" ucap hali dengan tegas

"Baik kak"

Setelah itu semua masuk ke kamar masing-masing kecuali hali, ia sebenarnya agak khawatir dengan Taufan, apalagi melihat pintu kamar yang tertutup, dan lampu yang tidak menyala

"Fan... Fan, Taufan, upan!!! UPAN!!! BUKA PINTU!!!" Hali emosi melihat pintu yang tak kunjung di buka.

Hali yang sudah tidak sabaran langsung mendobrak pintu

I will go (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang