Fitnah

1.3K 138 18
                                    

Taufan, elemental ceria yang selalu tertutup. Anak yang di asing kan oleh saudaranya, bahkan hanya untuk makan saja harus menunggu mereka selesai.

Ia sendirian, tanpa siapapun. Walau, masih ada salah satu adiknya yang masih mempercayai dan menyayangi dia

Malam yang berbintang, memberikan keindahannya. Taufan menatap bintang² dilangit, membuatnya teringat akan mendiang sang ibu.

"Hai ibu, sudah satu bulan loh, ibu sayang aku gak sih? Pergi gitu aja tanpa ada berita awal" Taufan menatap bintang di langit melalui jendela kamarnya

"Bu? Ibu dengar Taufan kan?? Kata ibu, kalo Taufan rindu ibu, tinggal liat bintang. Karna ibu bakal jadi bintang Taufan... Bener gak Bu? Hiks- Bu... Apa nyusul ibu jalan yang bener??" Taufan mulai mengeluarkan air matanya

"Ibu.... Peluk Taufan donk, Taufan rindu pelukan hangat ibu, kasih sayang ibu. Taufan juga perlu kasih sayang mereka, selemah lemahnya Taufan, Taufan tetap punya potensi Bu. Peluk Taufan donk" air mata mulai meluncur deras di pipinya

Angin berhembus pelan, membuatnya mengantuk, Taufan mulai tertidur. Angin berhembus pelan, membisikkan alunan lembut di telinga safir biru. Taufan merasa dirinya di peluk seseorang, dengan alunan lembut menenangkannya.

Ice masuk kedalam kamar Taufan tanpa mengetuk, dan ternyata pintunya benar benar belum dikunci

"Kak, kak Taufan. Heloo, hey... Bangun kak" ice menggoyangkan badan lemah itu perlahan

"Hm?? Oh, iya iya" angin mulai mereda, seruan ice membuatnya terbangun

"Ada apa ice??" Taufan berjalan ke kasurnya

"Boleh ice tidur sama kakak??? Ice gak bisa tidur..." Ucap ice sambil memeluk bonekanya

"Boleh, sini tidur, samping Taufan" Taufan mulai menutup matanya kembali, mamasuki alam mimpinya

Ice yang mendengar itu senang, ice mulai membaringkan badannya, dan tertidur di samping Taufan

Dimalam tenang itu, tiba tiba bintang mulai ditutupi oleh awan, dan angin tiba tiba mengencang.

Seseorang berbaju serba hitam dengan masker dan topi memasuki rumah elemental brother

Dia menyelinap ke kamar si bungsu, kamar solar dan Thorn.

Dia membius Thorn, lalu melukainya dengan puas. Darah tersebar, orang misterius itu hanya melukai sekitar badannya.

Lalu, ia menjatuhkan topi biru di lantai, dan melarikan diri. Dirinya secara tidak sengaja menjatuhkan pisau dekat dengan jendela kamar tersebut

Untung, hari itu sudah menjelang pagi. Solar berteriak histeris, saat melihat kembarannya di penuhi luka dan darah segar

"THOOOOOOORN!!!!!" Solar menangis tersedu-sedu

Semua yang mendengar teriakan solar langsung masuk ke kamar mereka. Dan, terkejut. Melihat adik mereka yang bersimbah darah

"KAK!!! TOLONG THORN!!! HIKS-" Solar menangis

"Iya! Kakak siapkan mobil" hali langsung ke garasi, tanpa sengaja matanya melihat topi biru, seperti milik Taufan

Hali memungutnya, lalu pergi ke garasi terburu buru

"MOBIL SIAP!!! BLAZE GENDONG THORN!!!" Hali berseru dari luar. Blaze yang tersadar langsung menggendong Thorn. Dan berlari ke luar di ikuti dengan yang lain

"Boleh Taufan ikut kak??" Taufan berharap agar dirinya di perbolehkan si sulung

"Tidak, kau pembunuh. Aku tidak akan biarkan kau membunuh adikku lagi" tatapan sinis dan penuh benci di arahkan ke arah Taufan

I will go (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang