Part 4

3 0 0
                                    

Juan menatap foto gita yang ia ambil 2 tahun lalu saat pertama kali bertemu gadis manja itu, suara tangisnya yang sangat melekat gendang telinganya.

" hiks... hikss.... mamaa... " tangisnya gita sesugukan berdiri diatas trotoar.

Juan yang memang sedang lewat dengan moge nya sedikit heran melihat gadis menangis sesugukan dipinggir jalan dan memakai seragam sekolah yang sama dengannya, ia berpikir siapa gadis ini dan dirinya tak pernah melihat disekolah sebelumnya, dan akhirnya spekulasi itu muncul bahwa gadis itu adalah murid baru karena juan ingat hari ini sekolahnya mengadakan kegiatan Mpls.

Juan yang tak perduli melewati gadis itu begitu saja tanpa mau menolong, diliriknya gadis itu dari spion motor, dan juan menyerah berbalik lagi untuk menghampiri gadis yang masih menangis itu.

" kenapa? " tanya juan setelah turun dari motornya.

" hikss... Haaa..... Hp gitaaa ilanggg " tangis gita kencang yang membuat juan kelimpungan.

Pengendara yang kebutulan lewat sempat heran dan tersenyum menganggap mereka sepasang kekasih yang bertengkar.

" Oke nanti gue beliin hp baru buat lo, emng lo gak mau sekolah? " bujuk juan yang memang tak tau cara menyenangkan perempuan.

Gita mengangguk antusias, dan itu membuat juan tersenyum lebar, " ayo naik,  gue ini kakak kelas lo " ucap juan yang sudah naik keatas motor memberitahu gita.

Gita menggeleng, " gak mau naik motor, naik mobil aja " ucap gita sambil memilin tali tasnya.

Juan menghela nafas kasar, pening kepalanya memikirkan gadis didepannya ini, " lo mau telat? " gita menggeleng.

" ya udh naik " perintah juan sedikit kesal.

Gita yang sedikit terpaksa itu naik dengan bantuan juan yang mengangkatnya, dan benar saja sampai sekolah gerbang telah tertutup rapat, juan menghembuskan nafasnya kasar, " gara-gara siapa kita telat? " tanya juan.

" ihh mana aku tau " jawab gita sewot

Juan berdecak malas mendengar jawaban gita, ia kembali membelokkan motornya meninggalkan sekolahan, ia tak peduli gadis ini akan meronta minta dipulangkan, dan nyatanya juan kembali heran, melihat gita yang anteng diajak orang yang tak dia kenal, terbukti lagi ketika gita dengan lelusa tertidur diatas tempat tidurnya tanpa ada rasa takut padanya sama sekali.

" gitaa... " teriak juan sedikit membangunkan gita yang sama sekali tak kunjung bangun.

Gita mengerjapkan matanya, lalu duduk dengan menatap juan yang juga menatapnya, " masihh ngantuk... " rajuk gita pada juan.

" hehh lo gak ada takut-takutnya ya sama gue " ujar juan kesal.

" kenapa harus takut? " tanya gita heran.

" kalo gue ngapa-ngapain lo? " tanya juan balik.

Gita mengernyit dahi heran, " ngapa-ngapain apa? " tanya gita  kebingungan.

Juan diam mendengar kalimat-kalimat yang dilontarkan oleh gita, satu kata akan tersemat di jati diri gita ' polos ' itu menurut juan, " oke ayo gue beliin beli hp terus anter lo pulang " ajak juan.

Gita mengangguk antusias, " nanti beli mainan untuk devan juga ya " pinta gita pada juan yang sedang memakai jaket.

Juan menatap gita, " devan? " tanya juan pada gita yang menatapnya.

" iya devan adek akuu tersayangg umurnya baru 6 tahun Hihihihi... dia suka tirex " jelas gita dengan tawa lucunya.

"Ohhh gitaaa, kamu special sangat special gitt... " lenguh juan panjang sambil memejamkan matanya.

Tok.. Tok..

" juann anterin mama yukk " teriak ningsih mama juan dari luar pintu.

Juan berdecak malas lalu bangkit membuka pintu kamarnya, " kemana si ma? " tanya juan malas.

" kepasar beli ayam, udah cepetann mama tunggu diluar " ucap ningsih sambil berlalu.

Juan kembali menghelas nafas lelah, ketika mamanya tak kunjung keluar dari pasar padahal sudah 30 menit juan menunggu area parkir mobil, tidak akan sebadmood ini mungkin jika ia menelpon gita namun sayang gita ditelpon sebanyak lima kali tetap tak diangkat. Akhirnya juan pasrah mengunggu sang mama dengan ayam yang akan mamanya olah lalu ia makan pastinya.

" juann.. buka bagasinya.. " juan kaget sedikit lega mendengar teriakkan mamanya tanpa babibu ia segera membukakan bagasi.

" loh katanya cuman beli ayam " gerutu juan kesal ketika melihat belanjaan yang tidak sedikit itu.

Ningsih nyengir, " abis mama tadi liat sayuran masih fresh terus ada piring-piring cantik yaudh mama sekalian beli " jawab ningsih.

Juan yang akan kembali kekursi kemudi dicegah oleh ningsih, " ehh bantuin tuh mamang nya masa angkat-angkat sendiri " tunjuk ningsih pada pria yang sedang mengangkat kardus piring, " pelan-pelan mangg nanti pecah " imbuh ningsih.

" iyaa mamaa " jawab juan kesal.

Tak menunggu lama, juan telah selesai membantu mamanya dan kini mereka dalam perjalanan pulang, " gimana kabarnya gita juan? " tanya ningsih menatap anaknya.

" baik ma, makin manja sama aku "

Ningsih terbahak mendengar nya, " gak nyangka hubungan kalian sudah berjalan 2 tahun " ujar ningsih disertai tawanya.

Juan terdiam, hubungan yaa? sejauh ini dirinya tak tau apa yang sedang ia jalani bersama gita.

🍭🍭🍭

Dikamar serba animasi Ben10 itu terlihat anak kecil yang sedang bersiap-siap dibantu oleh seorang perempuan yang tubuhnya lebih besar darinya.

" kak juan tau kalo kita mau kesana? " tanya bocah lelaki itu.

" gak tau lah devan, kan kita mau ngasi kejutan " ujar gita pada devan yang diam saat dirinya membantu merapihkan rambut devan.

" udhh ayo berangkatt " titah gita.

Mereka menuruni tangga bersama, senyum mereka pun sama ketika melihat sang mama yang sedang mengeluarkan kue dari oven.

" udh siap ma? " tanya gita pada hana yang sedang memasukkan kue kekotak berwarna pink.

Hana mengangguk lalu memandang anaknya secara bergantian, " cantik banget anak mama, devan juga anak mama paling ganteng " ujar hana dengan bangganya.

Gita terlihat semakin cute, mengenakan gaun selutut warna putih berbahan katun dengan motif ice cream perpaduan pink dan coklat serta bendana yang berwarna peach dengan rambut panjang yang tergerai indah dan anting berbentuk ice cream, beda dengan devan tentunya yang mengenakan celana jeans pendek serta kaos bergambar ben10.

" mama.. bisa ajaa, kita berangkat yaa maa " pamit gita pada mama lalu bergantian mencium sang mama dengan devan.

Hana menatap punggung mereka sayu, " semoga kalian bahagia selalu nak, doakan mama agar kuat " ucap hana lirih dengan tetesan air mata.













Ada apa dengan cinta? Ehh.. Salahh
Ada apa dengan juan?  Atau...
Ada apa dengan gita? Dan mengapa? Juan bingung dengan hubungan nya?

Jangan lupa vote comment





Go To Smile Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang