Part 18

2 0 0
                                    

Flashback on

Menatap matamu itu candu, tapi sayangnya semua itu berujung rindu, sedang apa dirimu dan bagaimana keadaanmu. Juan memandang makalah nya kosong, pikirannya terbagi dengan kerinduan yang meradang.

Gita haninda satu nama terdiri dari lima suku kata membuat juan soestro handoko seperti mabuk kepayang, diserang rindu, diseret waktu, dan dijiwai nafsu. Juan tau tak semudah itu mengendalikan amarahnya, nafsu syahwat nya terhadap gita, sungguh juan tidak ingin gita menjadi pelampiasan nafsunya.

" gak makan lo ju? "

Juan tersentak kala jeno kakaknya berdiri dibelakangnya entah sejak kapan, jeno melihat tugas yang dikerjakan juan tubuhnya mendekat dengan mata yang menatap lekat materi disana.

" salah ni lo tanda bacanya ngawur " ujar jeno memberi tahu.

Juan membalikkan kursinya menatap layar laptop dan benar banyak tanda baca yang salah serta penulisan kalimat asing tanpa garis miring.

" bangg apa gue harus punya hubungan sama gita " tanya juan.

Jeno mengambil tempat duduk di sofa samping meja belajar juan, tangannya menopang dagu seolah berpikir keras, padahal bisa dikatakan perkara seperti ini awam baginya yang sudah khatam.

" iya lah, lagian gita lo udh bawa kemana-mana tapi gak dikasih kepastian " terang jeno.

" tapi niatan gue waktu itu mau ngelamar gita, belum ada balasan dari nyokapnya " ucap juan frustasi.

" lo sabar nunggu waktu yang tepat " jawab jeno memperingati.

Juan mengusap wajahnya kasar mencoba fakos dengan tugas yang menantinya untuk dibenarkan, ia bingung mendekati gita adalah hal mudah karena pada dasarnya perempuan seperti gita naif dan bodoh menurutnya, tapi untuk keluarga sepertinya tantangan besar bagi juan.

Juan melangkahkan kakinya tegas menyusuri koridor sekolah, tidak kebanyakan drama seperti siswa lain yang mengagumi dia secara terang-terangan terlalu murahan menurutnya, semuanya berjalan lancar tanpa drama, yaa. hanya jalan biasa.

Netra hitamnya menatap satu objek yang dia rindukan, gita haninda wajah cantik dengan senyum yang mengembang seperti adonan yang diberikan baking powder ketika dia tertawa manis, gurih, dan lembut semua rasa ia rasakan.

" ehh kakk juan " sapa sesil gugup.

Gita mendengar nama juan dipanggil pun membalikkan badan, menatap juan yang berdiri dibelakang nya, sesil yang meresa mereka butuh privasi pun pergi ke kelas meninggalkan gita dihalaman depan kelas.

" kenapa gak masuk? " tanya juan.

" nungguin lina berangkat " jawab gita.

Juan sedikit kesal melihat tingkah gita yang menghindari dan mengabaikannya tanpa kepastian seperti ini, menunggu jawaban  persetujuan atas niat nya tidak ada, padahal baru niat jika waktu itu ia melamar dengan boyongan keluarga malu sudah juan.

" seminggu lo tanpa kabar " ujar juan

" aku sibuk bantu-bantu mbah uti " balas gita.

" tapi akun lo online " sangkal juan menyeringai.

" bantuin apa? emng lo bisa bantu pekerjaan rumah " tanya juan remeh.

Wajah gita memerah kalimat juan sangat menyakitinya sungguh, ini tidak lebay sebenarnya bukan tidak bisa, pasti bisa. semua itu hanya terjadi karena belum terbiasa.

" ihh gak usah ngomng gitu " jawab gita kesal.

Juan terkekeh mendengarnya, " yakin lo? udh gedde gak bisa bantu orang tua beban lo " ejek juan.

Gita meremas roknya tangannya mengepal eratt, dan juan tau itu tapi ia ingin membalas perbuatan gita yang mendiaminnya.

" gak usah nangis " ucap juan datar menenangkan.

Juan meraih tangan gita mengusapnya lembut, matanya mempengaruhi gita yang gugup tapi masih tetap cantik menurutnya.

" Ayo gitt kita jalin hubungan "

Gita menggeleng pertanda tak mau, juan menggeram mengcengkram lengan gita erat, tak perduli rintihan gita yang membuat dirinya muak.

" aku gak mau, gak usah maksa " ucap gita sengit.

" gak tau diri yaa lo " gertak juan.

Gita mendorong tubuh juan kuat ketika bu rini menyapanya, " gita ayok masuk kelas "

Gita berjalan lebih dulu menuju kelasnya tak perduli tatapan juan yang menghunus, meninggalkan bu rini dan juan dihalaman tanpa mau menoleh.

" saya tadi liat kamu mencengkram tangan gita " tegur bu rini.

Juan mengangguk membenarkan, " kenapa emng buk? " tanya juan santai.

" gak baik juan, perlakuan kamu itu kasar dan ibu tadi lihat " terang bu rini.

" ibu tau kamu diluar seperti apa, mungkin pergaulan kamu gak membawa pengaruh buruk buat gita secara langsung tapi semua itu bisa melalui kamu juan " tuding bu rini.

Mungkin kalian bertanya mengepa rini seperhatian itu dengan gita? Rini adalah adik angkat dari hana dan anak angkat dari marsih nenek gita, dirinya berprofesi sebagai guru disekolah tempat gita belajar.

Bertemu dengan gita tak hanya sekali dua kali, jadi dirinya cukup tau tingkah laku gita yang dibilang manja, dan sangat jauh dari kata sempurna.

" gak usah ikut campur " balas juan sengit.

Rini tersenyum miring, " apa kamu tau orang tua gita telah bercerai?" tanya rini remeh.

" perempuan semuda itu menanggung beban berat, orang tuanya selingkuh, usahanya diambang kebangkrutan dan ditipu, tekanan dari lingkungan hidup menjadikan dia mandiri dan bisa dalam waktu dekat, hal itu penuh keterkejutan bagi gita "

" semakin kamu menekan gita, semakin jauh pula gita " terang rini.
























Vote and comment nyaa

Go To Smile Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang