Bagian 5

4K 570 103
                                    


Sekarang sudah pukul 1 siang sementara yedam masih tertidur nyenyak diranjang king size milik doyoung.

"Nih anak gak bangun-bangun lagi simulasi meninggal atau gimana si" Keluh doyoung seraya mengeringkan rambutnya karna sehabis mandi.

Et mandi biasa loh ya bukan mandi wajib habis nganu, ah nganu dikit deh, biasa kaum laki-laki suka memanjakan adik kecilnya dikamar mandi, lupakan!.

"Hoi anak kecil, bangun cepet" Ini udah kesekian kalinya doyoung membangunkan yedam.

Tidak ada respon apapun melainkan hanya tubuh mungil yang semakin merapatkan selimutnya.

Doyoung memeriksa yedam menaruh tangan didahi si mungil yang membuatnya mengernyit.

"Pantes aja orang panas gini, aduh jangan-jangan dia emang mau meninggal lagi" Katanya panik.

Doyoung mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang.

"Lo ke apartemen gue sekarang jangan lupa bawa dokter" Kata doyoung dengan seseorang diseberang sana dan langsung mematikan sambungannya sepihak.

Duh yong,kalo lo temen gue udah gue gepuk pala lo!, g.

"Anak kecil bangun dulu ya,makan dulu deh biar gak terlalu lemes" Kata doyoung sambil membangunkan yedam yang sekarang ini lemas setengah mati.

"Om kepala damie sakit,hiks" Keluh yedam dengan tangisan kecilnya didada selebar meja billiard milik doyoung

Doyoung mengelus kepala si mungil menenangkan, jujur saja saat ini ia sedang panik tapi tetap memasang wajah datar.

"Nanti kita periksa ya sekarang kamu makan dulu,kalau gak mau nanti saya bakal perkosa kamu disini" Kata doyoung yang membuat yedam semakin menangis keras.

Dasar doyoung bodoh!.

Doyoung tambah panik,yedam yang tadinya menyender didada doyoung sekarang memilih menjauh dan menyelimuti seluruh tubuhnya, takut benar-benar diperkosa.

"Buna damie mau pulang, hiks" Lirihnya yang membuat doyoung makin prustasi, aduh bodoh sekali memang si rambut merah terang itu, bisa-bisanya menakuti manusia mungil macem yedam.

"Aduh maafin saya deh, saya cuma nakut-nakutin kamu aja ko,sekarang makan ya, saya gak mau nanti kamu beneran meninggal"

Oke doyoung emang bener-bener bodoh.

Srottt

Itu suara ingus yedam pemirsahh.

"Damie ndak mau maafin om kalo gak dibeliin kinderjoy satu dus" Kata yedam yang sekarang sedang mengerucutkan bibirnya.

Doyoung bengong terus menarik yedam kedadanya.

Alah baru kenal kemarin udah main peluk-peluk aja nih om-om,mana yedam iya-iya aja lagi.

"Sepabriknya juga bakal saya kasih kekamu asal sekarang makan dulu" Kata doyoung yang membuat yedam memekik girang.

"Oh maaf menganggu" Jihoon,sekretaris doyoung datang tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu,biasalah.

Doyoung mendelik sebal "Dimana akhlak lo" Katanya yang disauti kekehan jihoon.

Dokter yang berada dibelakang jihoon hanya tersenyum maklum, sudah biasa.

"Jadi si mungil ini yang sakit?" Katanya serasa duduk dipinggir ranjang memeriksa yedam.

Sementara yedam semakin merapatkan pelukannya dengan doyoung.

"Om,dami takut disuntik, hiks" Katanya sambil menangis lagi.

"Tenang,ada saya, lagian engga disuntik ko cuma diperiksa aja"ucap doyoung menenangkan sambil terus mengelus lembut rambut yedam.

"Cuma demam biasa nanti saya akan kasih resep obatnya,kamu juga punya asam lambung tolong diperhatikan lagi jadwal makannya ya" Kata si dokter.

"Baik dok, terimakasih" Doyoung yang menjawab.

Begitu selesai memeriksa dan memberikan resep obat untuk yedam sidokter pamit pulang begitupun dengan jihoon,tapi sebelum itu

"Ekhem,jangan bilang lo udah unboxing nih anak?" Kata jihoon tiba-tiba

"Unboxing itu apa om?" Tanya yedam polos

Doyoung lagi-lagi hanya mendelikan matanya "Mending lo pergi sekarang sialan!" Kata doyoung seraya mengusir jihoon.

"Gue tunggu ceritanya" Kata jihoon dengan kekehannya,ia merasa doyoung harus menjelaskan sesuatu padanya.

"Om damie laperrr" Rengek yedam

"Ayo makan dulu, mau saya gendong atau kamu jalan sendiri?" Kata doyoung

Lihatlah pipi simungil yang sekarang sudah seperti tomat busuk.

"Damie takut diperkosa om,jadi mending jalan sendiri aja damie masih kuat ko" Katanya meninggalkan doyoung yang terbengong.

"Astagfirullah,sabar doy" Katanya seraya mengusap dada lebarnya.

Berpindah ke rumah mewah nan klasik yang sekarang berisi pria bongsor tapi menggemaskan yang sedang mengutak-atik ponselnya.

"Damie dimana si,ini udah jam 3 sore tapi dia belum pulang dari semalem, hiks" Keluhnya dengan air mata berlinang.

"Bunaaaa,damie ndak pulang-pulang hiks" Teriaknya yang membuat si buna berlari kecil ke anaknya.

"Tenang sayang,orang suruhan buna udah dapet informasi tentang kembaranmu ko,jangan nangis lagi nanti mata kamu sakit" Katanya seraya menenangkan si gemes.

"Permisi nyonya,den damie sekarang berada di sebuah apartemen dekat cafe tempatnya bekerja" Kata si pengawal suruhan buna jisoo.

Jeongwoo yang mendengar langsung berdiri "ayo buna jemput damie sekarang" Katanya tidak sabar.

"Iya sayang bentar,mending kamu ganti baju dulu ya" Ucap jisoo yang diangguki jeongwoo.

Sementara sekarang doyoung sedang menyuapi si mungil yang tampak lahap, tidak seperti orang sakit pada umumnya.

"Habis makan saya bakal anter kamu pulang" Ucap doyoung dengan suapan terakhirnya.

"Tapi om belum beliin damie kinderjoy loh" Katanya menagih si dominan.

Doyoung dengan muka datarnya hanya berdehem mengiyakan ucapan simungil.

"Ayo, pake hoodienya,saya gak mau nanti kamu bener-bener meninggal karna keanginan" Ucap doyoung yang disambut gepukan manja pada kepalanya.

"Om ini udah tua tapi masih aja bodoh ya " Katanya membuat doyoung speechless.

"Sabar doy,belum aja gue unboxing beneran nih anak" Gumamnya yang masih bisa yedam dengar,kemudian berjalan keluar.

"Om yedam mau ko di unboxing!" Teriak yedam yang membuat doyoung kaku.

"Yaallah tolongggg!" Teriaknya prustasi

Tbc

Beri tanda kalau book ini ada yang baca ya.

MUNGIL : DODAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang