Happy Reading guysss
Harap maklum jika terjadi typo dimana-mana😁
Hujan. Itu yang dikatakan Cia saat melihatnya dari pinggir jendela, Cia sangat suka hujan karena setiap bunyi rintikkannya terdengar menenangkan. Langit yang mendung cuaca yang berubah menjadi dingin dan sejuk seketika. Cia menghirup udara yang terasa segar. Cia tak sendiri disampingnya ada Jae yang tengah merangkul Cia, gadis itu pun menyandarkan kepalanya di dada Jae yang bidang.
Cia saat ini berada di apartemen Jae karena kejadian lima hari yang lalu saat Cia masuk ke rumah sakit. Karena Natta tak ingin adiknya terjadi apa-apa lagi sebelum papa mereka ditemukan oleh polisi jadi Natta percaya kepada Jae pacar adiknya itu untuk menjaga Cia selama beberapa hari kedepan. Cia tidak tinggal berdua dengan Jae, ada Yona, Jeno dan juga selalu ada Ajun yang siap menjaganya. Tidak perlu khawatir karena apartemen yang ditinggali Jae saat ini adalah apartemen yang mewah dengan tempat yang sangat luas jadi kalau diisi orang banyak tidak perlu takut merasa sempit.
Cia tiba-tiba tertawa saat melihat Yona dan Jeno yang sedang bermain hujan-hujanan di luar, gadis itu juga ingin tapi tidak bisa karena badannya belum benar-benar sehat saat ini.“Kamu mau juga?” Tanya Jae yang menatap Cia.
Cia pun menoleh dan segera menggelengkan kepalanya, Jae mengerti bahwa sebenarnya Cia sangat ingin bermain hujan-hujanan juga. Jae langsung membuka jendelanya , mengambil tangan Cia dan segera diulurkan keluar jendela dengan seperti itu Cia bisa merasakan air hujan yang turun.
Cia tersenyum, kemudian muncul sifat jailnya gadis itu memercikkan air hujan yang ada ditangannya ke muka Jae. Cowok itupun terkejut saat ada percikan yang datang ke mukanya, kemudian Jae segera membalasnya dan mereka bermain hujan dan saling memberi kebahagiaan.
“CIAAAAAA!!” Lambaian tangan dari Yona dari bawah yang menyapanya. Yona terlihat sangat kecil ketika Cia melihatnya dari atas, Cia segera membalas lambaian tangan itu.***
“Ci, kepala gue pusing,” keluh Yona yang telah selesai bermain hujan.
“Lo sih, bandel dibilangin jangan hujan-hujanan juga masih aja, ngeyel banget.”
“Ci, jangan ngomel dong jadi keinget mak gue kayak lo sekarang pasti ngomel. Sama persis lagi.”
Jeno yang mendengar pembicaraan dua gadis itu hanya tertawa, “ Apa lo ketawa-ketawa pacar sendiri bukannya dibelain malah diketawain,” ucap Yona kepada Jeno.
Jeno pun langsung pergi ke kamar menemui Jae yang sedang asik bermain game. “Lo kenapa ke kamar? Bukannya si Yona demam,”tanya Jae yang masih terfokus ke komputernya.
“Gak, gak berani gue. Si Yona galak, marah mulu padahal dia sendiri yang minta ditemenin main hujan, gak ngerti gue kenapa ujung-ujungnya cowok yang selalu salah."
“Cewek selalu benar, Jen,” ucap Jae memberitahu kepada Jeno. “Mending lo main game aja sama gue, cepetan hidupin komputer gue yang satunya.”
“Cia gak marah ke lo Jae? Kalo lo sibuk sama dunia lo sendiri.”
“Enggak, dia malah nyari kesibukan lain juga kalo gak belajar, baca novel, terus ngedrakor.”
“Enak ya beda kayak gue sama Yona yang hampir tiap hari ribut kayak Tom and Jerry. Mau tukeran cewek bro?” Ucap Jeno dengan polosnya.
Jae menatap sinis ke arah Jeno yang seenaknya aja gampang ngomong tukeran. “Gue tampol juga lu kalo ngajak tukeran cewek. Gue ogah, Cia itu udah paling best diantara yang lain. Gue juga gak bakal ninggalin dia.”
“Tapi kalo dilihat-lihat ya, lo banyak berubah setelah sama Cia. Contohnya, lebih rajin belajar, gak bandel lagi, gak genit-genitin cewek lagi. Hebat brooo lima jempol buat lo kalo ada.”
“Lo kok tambah cerewet sih Jen.”
“Yona yang ngajarin.”***
Semua sudah berkumpul di ruang makan saat Ajun pulang membawa banyak makanan untuk persediaan mereka semua. Dari makanan berat sampai ke ringan semuanya lengkap.
Hari masih hujan, sangat awet, jadi mereka tidak bisa pergi keluar kecuali berbelanja dilantai bawah.“Udah ini main truth or dare yuk,” ajak Yona kepada semuanya.
Ponsel Cia tiba-tiba saja berbunyi terlihat nama yang tertera adalah kakaknya Natta. Cia mendengarkan apa yang ingin dibicarakan oleh kakaknya itu. Mata Cia tiba-tiba terlihat mengeluarkan air mata saat mendengarkan apa yang dijelaskan oleh kakaknya sekarang, membuat teman-temannya dan juga Jae langsung merasa heran dan khawatir. Cia langsung berdiri setelah mematikan ponselnya.
“Jun, keluarin mobil sekarang.”
“Kenapa Ci? Tanya Yona tapi tak mendapat jawaban dari Cia.
“Papa kecelakaan kondisinya kritis, cepetan Jun.” Cia langsung berlari menuju parkiran mobil dan segera menancapkan gas. Cia memang takut dengan papanya tapi walaupun begitu sebenarnya dia sangat sayang kepada papanya itu mau sekejam apapun Ardi padanya.
Setelah sampai di rumah sakit, Cia melihat kakaknya tertunduk lemah dengan air mata yang terus mengalir. Cia langsung memeluk sang kakak dan mereka menangis bersama tak menyangka bahwa papa mereka mengalami kejadian yang tragis seperti ini.
“Papa kenapa bisa celaka kak?” Tanya Cia yang benar-benar membutuhkan jawaban saat ini.
“Papa kecelakaan karena rem mobilnya gak berfungsi. Papa belum sadar sampe sekarang.”
Cia hanya pergi bersama Ajun karena terlalu panik dan buru-buru. Jae, Yona dan Jeno menyusul mereka ke rumah sakit. Cia sekarang berada dipelukan Jae karena tak percaya dengan apa yang terjadi saat ini pada papanya. Jae memeluk Cia dengan erat sambil menepuk-nepuk pundak Cia dengan lembut.
Salah satu perawat menemui mereka untuk memberitahukan keadaan terbaru Ardi tapi suster itu hanya memberikan jawaban dengan menggelengkan kepala yang artinya tidak ada harapan lagi. Benar-benar membuat down tapi mau tidak mau Natta dan Cia harus mengikhlaskan kepergian papanya itu.
-Hujan tidak selalu menyenangkan ada kalanya hujan benar-benar mendatangkan kebahagiaan tapi juga kadang membawa duka yang amat dalam-
❤️
GIMANA?
See you,

KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN YOU FIND LOVE
Teen FictionFollow and vote PERHATIAN CERITA INI MENGANDUNG GULA TAPI YANG MANISNYA BISA DIATUR KALO TERLALU BANYAK TAKUTNYA ORANG-ORANG PADA DIABETES NANTI :D wkwkwk °°° Gadis bernama Alecia Adriana bertemu dengan Jae Melvin A...