Follow and vote
PERHATIAN CERITA INI MENGANDUNG GULA TAPI YANG MANISNYA BISA DIATUR KALO TERLALU BANYAK TAKUTNYA ORANG-ORANG PADA DIABETES NANTI :D wkwkwk
°°°
Gadis bernama Alecia Adriana bertemu dengan Jae Melvin A...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Happy birthday Cia,” sebuah ucapan yang di dapatkan Cia saat masuk ke kelasnya.
Cia tersenyum dan mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-temannya yang niat mempersiapkan suprise untuk Cia.
Bagi Cia mereka adalah keluarga yang selalu baik dan memberikan kasih sayang kepada Cia seperti keluarga yang harmonis. Tanpa mereka, mungkin Cia tidak akan bisa melupakan kesedihannya dan dengan adanya mereka Cia tidak merasakan kesepian lagi. Hari-harinya sekarang lebih baik dari pada dulu ia yang pernah merasa terpuruk karena kehilangan orang-orang yang sangat ia sayangi untuk selamanya.
“Makasih ya semua. Seperti tahun lalu hari ini gue bakal traktir kalian semua,” ucap Cia.
Cia adalah orang yang selalu ingin membalas budi orang lain, karena teman-temannya Cia selalu berperilaku baik kepadanya apalagi setiap tahunnya Cia selalu mendapatkan kejutan dari teman-teman sekelasnya walaupun Cia sama sekali gak pernah minta ke mereka.
“HBD, temen gue yang cantik,” ucap Yona sambil memeluk Cia.
“Sekali lagi makasih semuanya.”
***
Cia dan teman-temannya segera meenuju ke kantin saat bel istirahat berbunyi. Mereka berjalan melewati setiap kelas berbondong-bondong seperti sekelompok siswa yang ingin tawuran tapi nyatanya tidak mereka hanya ingin pergi ke kantin dan menyantap makanan hingga kenyang.
Biasanya seperti tahun sebelumnya walaupun Cia mentraktir teman-temannya, dia pasti tidak ikut, dia lebih memilih berada di dalam kelas kalau tidak dia akan berada di perpustakaan seperti biasanya. Dan Cia hanya memberikan uang ke Yona untuk membayar makanan yang di pesan oleh teman-temannya.
Tapi berbeda dengan tahun ini, Cia memilih untuk ikut dan merasakan kebersamaan dengan yang lain. Ternyata berada di dekat keramaian tidak selalu mengganggu seperti apa yang sering Cia pikirkan. Ada kalanya keramaian juga bisa menghibur dan membuat bahagia.
Cia sebenarnya orang yang lebih menyukai kesendirian dari pada keramaian, dia selalu menyendiri untuk menenangkan dirinya dan menghindar dari hal-hal yang bisa saja mengusiknya.
Saat ini mereka semua sedang makan bersama walaupun tempat duduk mereka terpisah-pisah dengan jarak yang tidak jauh.
“Emang tahun lalu gini juga, Yon?” Tanya Cia.
“Iya, asyikkan? Lo sih gimana, yang punya acara bukannya ikut malahan mendep terus di kelas. Sekarang lo lebih terbuka lagi ya Ci, jangan kayak orang sembunyi lagi. Dan satu lagi jangan judes ke cowok-cowok nanti lo malah jadi jomblo terus, gak semua cowok jahat Ci,” ucap Yona panjang lebar kepada Cia.
“Iya, deh.”
Jae dan teman-temannya datang ke kantin bersama dengan teman-temannya kali ini dengan orang yang lengkap. Ada Mark, Jeno, Jian, Leo, Haikal dan Rendi juga. Melihat semua anak-anak 12 IPA 2 berkumpul seperti yang mereka lihat tahun lalu.
Jae menatap di sekelilingnya hampir semua meja terisi oleh siswa IPA 2 tapi ada satu yang buat Jae berhenti dan terus menatap salah satu gadis sambil senyum-senyum sendiri. Posisi Jae dengannya itu berhadapan jadi otomatis bisa saja matanya langsung bertatapan.
Terlihat Cia tersenyum dan tertawa karena bercerita dengan teman-temannya membuat Jae juga refleks ikut tertawa dan teman-teman Jae semuanya menaikan dahi terlihat heran karena melihat tawa lepas yang biasanya tak pernah diperlihatkannya.
“Lo kenapa?” Tanya Rendi.
“Iya, aneh. Disangka orang gila lo nanti, gak ada angin gak ada hujan,” sahut Haikal.
“Kayaknya setiap tahun deh, emang kenapa sih mereka kayak mau demo aja,” ucap Jae penasaran.
“Lo penasaran?” Tanya Jian.
Tiba-tiba mereka semua menatap Jeno karena mungkin Jeno tau kenapa. Karena pacar Jeno juga berasal dari kelas itu. Jeno pura-pura tidak tau ia kemudian memalingkan wajahnya dari hadapan temannya. Tapi mau tidak mau Jeno pun memberitahu mereka termasuk Jae yang sangat penasaran padahal tahun sebelumnya Jae orang yang bodoamat dan tidak ingin tau lebih. Jeno menghela napasnya.
“Setau gue, hari ini ulang tahunnya Cia temennya Yona.”
“Yang bener? Tapi kenapa kayaknya tahun kemaren gak ada dia ya?”
“Gue, gak banyak tau! Jangan tanya gue, tanya aja langsung sama orangnya.”
Jae tiba-tiba berdiri dan membuat Jian yang sedang makan tersedak. Semua teman-temannya menatap Jae. Jae pergi menuju warung yang ada dikantin dan membeli coklat yang harganya seribu dapet dua yang berarti lima ratus rupiah dapet satu.
Dan Jae segera mendekati meja Cia dan sudah berada disamping Cia yang memang duduk di pinggir. Membuat satu kelas teman Cia menatap ke arah Jae dan Cia dan mulai heboh karena Cia di dekati oleh laki-laki yang selalu menjadi tipe idaman mereka.
“Elo?”
“Iya gue. Nih coklat buat lo.”
Cia pun menerima pemberian Jae dan tertawa kecil memandangi coklat yang Jae beli dikantin. Dan membuat semua orang yang ada di kantin heboh tak menyangka gadis yang terlihat judes, cuek dengan laki-laki ternyata tiba-tiba saja tidak bersikap seperti itu lagi.
“HBD buat lo dari gue.”
“Emm… Thanks Jae,” ucap Cia sambil memberi senyumannya.
***
“Ci, gue balik duluan ya sama Jeno,” ucap Yona memberitahunya.
“Iya, sana.”
“Lo sama siapa?”
“Gue pesen ojol aja, si Ajun lagi latihan basket soalnya.”
“Oh gitu, ya udah gue pulang dulu ya, bye.”
Cia berjalan menuju ke depan gerbang sekolahnya, suasana sekolah sudah tidak seramai waktu bel pulang dibunyikan. Di luar gerbang ada seorang laki-laki dengan motornya seperti menunggu seseorang. Cia sedikit terkejut saat melewati laki-laki itu yang tiba-tiba saja menarik tangannya hingga Cia memutarkan badannya dan menghadap ke laki-laki yang ternyata tak lain dan tak bukan adalah Jae.
Cia mengerutkan dahinya merasa heran dengan Jae. Dan Cia memasang tatapan sinis saat ia bertatapan dengannya. Jae malah melihat Cia sambil tertawa karena Jae merasa gemas dengan tatapan Cia. Cia pun segera melepaskan tangannya dari genggaman Jae.
“Hai Cia.”
“Kenapa narik gue?”
“Pengen nganter lo pulang.”
“Gak usah gue bisa pesen ojol.”
“Mending lo bareng gue lebih hemat kan.”
Jae terus memaksa Cia dan mau tak mau Cia pun segera menaiki motor Jae dan pergi. Saat diperjalanan Cia sama sekali tidak memegang bahu atau pinggang Jae ia lebih memilih menjaga keseimbangannya agar tidak jatuh.
“Pegangan sama gue, nanti lo jatoh.”
“Gak mau.”
“Pegangan aja dari pada jatoh.”
Tanpa menunggu jawaban dari Cia, Jae langsung menarik tangan kiri Cia dan diletakkan di pinggangnya.
“Tangan kanan lo juga, pegangan sama gue.”
Cia pun menurut saja dan langsung memegang pinggang Jae. Jae sengaja membawa motor dengan kecepatan penuh untuk melihat reaksi Cia, Cia berteriak dan terus memarahi Jae dan menyuruh cowok itu untuk mengurangi kecepatannya.
“Lo gila ya!” Kesal Cia.
Jae hanya tertawa dan Cia memukul punggung Jae karena sangat kesal.
“Turun sekarang,” ujar Jae.
Tanpa sadar bukannya sampai di depan rumah Cia malah mereka sudah berada di depan mall yang jaraknya cukup dekat untuk datang kesini. Cia tak percaya, apa yang saat ini diinginkan Jae tanpa sama sekali menanyakan atau meminta persetujuan darinya.
“Kita ngapain kesini?” Tanya Cia.
“Makan, gue laper.”
Cia hanya bergumam kecil mengkomat-kamitkan mulutnya karena benar-benar dibuat kesal oleh orang yang bernama Jae.
Jae mengajak Cia ke toko kue. Jae ingin membelikan Cia kue dihari ulang tahunnya walaupun Cia sudah menolaknya. “ Pilih mau yang mana,” pinta Jae.
“Harus?”
“Wajib malahan. Sekalian mau beliin lo hadiah.”
“Coklat seribu tadi?”
“Lo gak suka?”
“Suka.”
“Gue?”
“Coklatnya.”
Cia menghela napasnya dan mau tak mau dia harus memilih kuenya. Cia sudah memilih kuenya karena dia menyukai kue coklat dan juga cheese cake dia pun membeli keduanya dan Jae yang membayarnya.
“Ngomongnya tadi gak mau tapi pas di suruh milih malah milih dua.”
Cia sudah benar-benar geram ia pun mencubit tangan Jae sampai membuat Jae kaget. Setelah dari toko kue, Jae mengajak Cia ke toko perhiasan dan disitu Jae menyuruh Cia memilih sendiri apa yang dia inginkan padahal Cia sudah bilang kalau kue aja udah cukup.
“Pilih sana.”
“Gak usah.”
“Jangan pura-pura nolak tapi sebenernya mau. Kalo lo gak mau pilih ya udah gue yang pilihin tapi jangan protes. Lo duduk aja disitu.”
Cia menunggu Jae yang sedang memilih hadiah untuknya, Jae melihat-lihat kalung setelah hanya waktu beberapa menit untuk memilih akhirnya Jae membeli kalung dengan liontin berbentuk hati dan segera membayarnya ke kasir.
“Lo serius beliin gue? Ini Mahal Jae.”
“Jangan lihat harganya tapi lihat siapa yang ngasihnya,” senyum Jae yang membuat Cia hampir goyah. Dan ia langsung memasangkan kalung itu dileher Cia, benar-benar terlihat sangat cocok dan cantik.
“Fakboy!”
“Maksud lo?”
“Kata lo lihat siapa yang ngasihnya, ya fakboy lah, lo kan punya cewek dimana-mana. Emang lo gak takut ketauan cewek lo kalo jalan sama gue?”
“Gue gak punya cewek, gue cuma temenan aja sama mereka.”
“Modusss,” tatap Sinis Cia.
"Lo cemburu ya? Bilang aja gapapa kok," ucap Jae sambil senyum-senyum.