9. Sorry

3 2 0
                                        

Akhirnya update lagi gaiss
Happy reading
❤️

“Lo udah yakin kalo lo bener-bener suka sama Cia?” ucap Jeno yang bertanya kepada Jae.
     
Hari ini Jae sedang berkumpul dengan ke enam temannya di basecamp mereka yang berada di café milik Leo si anak sultan. Café yang ternyata sering dikunjungi Cia. Jae yang tadi sibuk mengotak-ngatik Hp-nya, seketika berhenti saat diberi pertanyaan oleh Jeno.
    
“Yakin.”
     
“Serius lo gak bakal mainin Cia kayak cewek-cewek yang pernah lo deketin?” Tanya Jiandy atau yang lebih akrab dipanggil Jian yang masih tak percaya.
       
Jae hanya mengangguk-ngangguk ketika diberi pertanyaan oleh Jian tapi dengan ekpresi yang benar-benar meyakinkan kalau dia benar-benar serius tentang Cia.
      
Jae dan Cia pernah sempat bertengkar karena hal sepele. Bukan Cia yang terlihat kesal tapi Jae. Saat Jae pernah melihat Cia bertemu dengan mantannya siapa lagi kalau bukan Arga, tapi pertemuan itu sangat tidak disengaja mereka tiba-tiba saja dipertemukan lagi di sebuah mini market yang tak jauh dari rumah Cia.
       
Arga sempat mampir sebentar kerumah Cia saat mereka bertemu dengan alasan waktu itu Arga hanya ingin mengantar Cia dengan selamat sampai rumahnya. Cia memang sempat kesal kepada Arga tapi bukan berarti itu menjadi dari akhir pertemanan mereka walaupun status mereka sekarang adalah mantan.
       
Tapi kesalahpahaman itu bukannya tambah membaik saat dijelaskan oleh Cia tapi malah membuat Jae semakin kesal karena waktu itu pikirannya hanya berpikir tentang hal yang tidak-tidak. “Cowok gak bisa jadi temen, asal lo tau!” Kata-kata itu yang keluar dari mulut Jae saat ia dipenuhi oleh emosi. Cia benar-benar tak menyangka dengan kata-kata yang keluar dari mulut Jae. Tapi walaupun bertengkar Cia tidak bisa meninggalkan Jae karena dia sudah terlanjur nyaman dan bahagia jika berada didekat Jae.
       
Sudah hampir dua bulan mereka menjalani hubungan tanpa status tapi sudah dilengkapi dengan suka duka juga pertengkaran yang bisa saja terjadi pada siapapun.
      
Saat Jae dilempari banyak pertanyaan oleh Jiandy, Mark, Haikal, Rendi, Leo dan Jeno. Tiba-tiba saja dia teringat tentang Cia, bagaimana kabarnya? Apakah dia baik-baik saja? Itu yang ada di dalam pikiran Jae sekarang. Jae benar-benar merasa bersalah atas sikapnya yang kasar kepada Cia dengan membentak Cia karena masalah sepele. Padahal Jae sudah tau kalau Cia gadis yang trauma dengan bentakan yang bisa membuat hatinya terluka.
      
“Bro, gue pergi dulu,” ucap Jae dan langsung pergi meninggalkan teman-temannya itu tanpa memberitahu kemana dirinya akan pergi.

***

      
“Muka lo pucat!?” Jae yang terkejut saat Cia membukakannya pintu.
   
Tanpa ada jawaban Cia langsung mempersilahkan Jae masuk kerumahnya. Terlihat wajah gadis itu sangat lesu dan tak bersemangat, Jae yang tadinya duduk berhadapan dengan Cia. Kemudian segera berpindah posisi ke samping Cia dan berusaha menegur Cia juga menanyakan apa yang sedang terjadi pada gadis itu.
   
Jae merapikan rambut Cia ke belakang telinganya yang menutupi wajahnya. Terlihat tiba-tiba saja mata Cia sudah berbinar-binar seperti menahan air mata yang ingin keluar dari matanya, gadis itu terus saja menunduk dan tak ingin menatap Jae sama sekali.
   
Sangat mengerti kenapa Cia bisa seperti ini, mungkin karena ulahnya sendiri yang bersikap kasar kepada Cia. Jae langsung menarik Cia ke dalam pelukannya, tiba-tiba saja tangisan gadis itu pecah karena benar-benar sudah tidak bisa ditahan lagi.
    
“Gue minta maaf Ci. Gue salah, gue yang salah terlalu cemburuan terlalu posesif dan gak bener-bener dengerin penjelasan lo karena gue terlalu emosi,” ucap Jae sambil memeluk erat tubuh gadis mungil itu dan menepuk-nepuk pundak Cia dengan pelan agar Cia merasa tenang.
   
Setelah puas menangis dan merasa dirinya tenang, Cia pun langsung menatap Jae walaupun masih dengan tatapan yang sayu.
     
“Gue minta maaf ya, gue sayang sama lo,” ucapan tulus Jae sambil menatap Cia.
    
Sudah hampir memasuki jam tidur. Jae menyuruh Cia segera beristirahat dan dirinya akan segera pulang tapi Cia menahan Jae untuk tidak pulang terlebih dahulu. Cia berkata kalau dia tidak bisa tidur dengan nyenyak karena gadis itu memiliki insomnia yang akut, terkadang dia memang tidak bisa tidur dan hanya mencoba memejamkan matanya agar bisa tertidur, Cia sudah lama mengalami hal ini. Banyak mencoba tips dan saran agar bisa tidur nyenyak tapi tidak mempan sama sekali.
    
Jae pun mengerti apa yang dimaksud oleh gadis itu, Jae juga menghubungi Ajun memberitahunya kalau dia sedang berada dirumah Cia dan memintanya datang saat Cia nanti sudah tidur terlelap karena Jae akan pulang. Jae tidak bisa menemani Cia malam ini sampai besok, maka dari itu dia menghubungi Ajun. Dan meminta Ajun untuk menemani Cia yang sendirian karena Jae tidak ingin terjadi apa-apa kepada Cia.
      
“Tidur ya Ci, besok gue jemput lo,” ucap Jae dengan suara pelan saat Cia mulai memejamkan matanya, 10 menit telah berlalu akhirnya Cia bisa tidur nyenyak setelah beberapa kali mengeluh pada Jae bahwa dia tidak bisa tidur.
     
Sudah waktunya Jae pulang dan Ajun juga sudah berada dirumah Cia sekarang, jadi Jae merasa Cia sudah aman.
     
“Good night Ci, mimpi indah,” ucap Jae sambil mengelus kepala Cia dan mencium punggung tangan Cia sebelum pergi.

Jae berjalan menuruni tangga dan Ajun yang sedang berada di ruang TV menegurnya, “Bro.”

“Gue balik. Cia udah tidur.”

“Oke lo hati-hati ya,” ujar Ajun

“Yoi.”

Gimana? Dapet gak feelnya?

Thank you buat yang udah baca

Tunggu part selanjutnya ya😁

See you,

WHEN YOU FIND LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang