Seluruh murid sedang berkumpul dihalaman sekolah untuk diberikan pengarahan terlebih dahulu oleh guru yang sedang berada di atas podium. Jae menatap Cia dari kejauhan terlihat Cia tidak bersemangat dan lesu padahal hari ini ujian pertama mereka.
Cia mencari-cari keberadaan Jae yang ternyata dari tadi sedang menatapnya, Jae seperti memberi kode kepada Cia untuk tersenyum dan menyemangati Cia. Terlihat senyum tipis Cia muncul dari bibirnya. Jae merasa sedikit lega karena Cia memberikan senyumannya kepada Jae.
Kelas IPA terlebih dulu yang disuruh masuk secara beraturan ke ruangan mereka yang telah ditentukan oleh panitia. Jae melambaikan tangannya dan membuat teman sekelasnya memandang ke arah Jae dan Cia.
Cia harus perang otak bersama dengan soal-soal yang sudah berada dihadapannya, Cia harus mendapatkan nilai terbaik untuk masuk di universitas dan jurusan impiannya, dia harus berusaha semaksimal mungkin.
Setelah selama 120 menit, akhirnya Cia bisa menyelesaikan semua soal-soal itu tanpa ada keraguan sedikit pun, dia yakin bahwa hasilnya sudah maksimal. Ujian pertama pun sudah selesai dan waktunya istirahat.
Tiba-tiba pipi Cia terasa dingin seperti ada yang menempelkan es di pipinya dan itu membuat Cia terasa sangat segar. Saat dilihat ternyata itu Jae dengan membawa es krim ditangannya, es krim favorit Cia rasa stroberry.
“Di makan dulu es krimnya kasian kepala kamu udah keluar asap,” ejek Jae untuk mengembalikan semangat Cia.
“Makasih Jae.”
“Sama-sama sayang. Selamat menikmati.”
Pipi Cia tiba-tiba memerah saat Jae menyebut Cia dengan kata sayang, pipinya sekarang memerah dan Jae yang melihatnya itupun langsung mencubit pipi Cia karena sangat gemas sekali tingkah pacarnya saat ini.
“Gimana ujian kamu?”
“Bisa dong. Pejem mata aja, baca doa terus tinggal cap cip cup selesaikan.”
“Heh, kamu ngerjainnya dengan cara itu?” Tanya Cia sambil memasang raut kesal tapi malah terlihat imut.
“Bercanda Cia, ha ha ha.”
“Kirain. Gak kerasa ya bentar lagi lulus.”
“Iya, gak kerasa.”***
“Akhirnya finnaly bisa bernapas lega dan tinggal nunggu perpisahan aja.”
Jae menarik napas dengan lega, dia segera pergi menuju ruangan Cia tapi tidak melihat Cia disana. Jae mencari-cari Cia tapi tidak ketemu dan saat di telepon pun tidak di angkat sama sekali oleh Cia. Jae sedikit panik karena tak bisa menemukan keberadaan Cia dimana pun.
Di lain tempat ternyata Cia sedang menangis dipelukan Yona, mereka sedang berada di dalam UKS. Cia sudah menceritakan semuanya kepada Yona tentang Jae yang akan pergi ke LA setelah kelulusan nanti. Yona hanya bisa menenangkan Cia saat ini dia tidak bisa membantu banyak.
“Tapi keputusan lo apa Ci?”
“Gue bakal lepasin dia kalau itu demi cita-cita dan gue percaya kalo dia bisa jaga hati disana nanti.”
“Kalo menurut lo itu yang terbaik, gue dukung lo yang penting lo sama Jae bisa saling percaya satu sama lain.”
Yona menghapus air mata Cia dan segera menenangkan gadis itu sebelum matanya benar-benar sembab, “Ci, Hp lo dari tadi bunyi.”
Saat melihat nama yang tertera ternyata itu Jae. Sudah puluhan kali Jae meneleponnya pasti cowok itu sedang mencari Cia sekarang.
“Ci, gue beli minum dulu ya untuk lo,” ucap Yona. Mereka sekarang sudah berada dikantin.
Cia pun mengangguk, saat Yona pergi untuk membeli minum terlihat Jae dan semua teman-temannya mendekati meja Cia. “Kamu dari mana? Kenapa gak angkat telepon aku?” Tanya Jae yang sudah duduk disamping Cia.
Cia menyembunyikan wajah sedihnya, Cia memberikan senyumannya kepada Jae. “Aku dari toilet tadi sama Yona dan juga yakali aku mau angkat telepon kamu di dalem toilet.”
“Bener? Gak bohongkan?”
“Enggak Jae beneran deh.”
Yona datang dengan membawa minuman dan juga tisu untuk Cia, saat melihat bawaan Yona. Jae langsung menatap Cia dengan memegang kedua pipinya. “Kamu yakin gapapa? Mata kamu merah kamu nangis?”
Yona langsung dengan cepat menyangkalnya untuk membantu Cia, “Cia matanya tiba-tiba perih karena selama ujiankan selalu sama computer, yak an Ci,” ucap Yona dengan memberikan kepada Cia.
“E-Emm…Iya.”
“Ci, lo kuliah dimana, ambil jurusan apa?” Tanya Haikal penasaran.
Dengan santainya Cia segera menjawab, “Universitas disini kok, jurusan dokter. Doain ya biar gue lulus.”
“Gue juga,” ucap Yona yang menengahi pembicaraan.***
Karena mood Cia sekarang sedang tidak baik karena banyak pikiran takut tidak lulus universitas yang dia inginkan dan juga hatinya semakin sedih saat mengetahui tidak lama kekasihnya itu akan pergi, Jae pun mengajak Cia refresing jalan-jalan. Jae tau kalau Cia menyukai udara yang segar jadi Jae berinisiatif membawa Cia ke pantai untuk menghabiskan waktu bersama.
Cia sangat senang sekali. Jae menggandeng tangan Cia dan Cia pun memberikan senyuman manisnya kepada Jae. Jae merasa senang karena Cia terlihat bahagia saat ini.
“Cia, inget gak ucapan aku pas aku tertari sama kamu waktu pertama kali kita sering ketemu dijalan?” Tanya Jae kepada Cia.
“Yang mana? Yang kamu suka aku dan kamu naksir aku itu?”
“Teng…Salah. Yang itu loh perbedaan aku sama kamu, kamu pendek.”
Jae segera berlari dari kejaran Cia karena dia meledek Cia, “AWASS YA KAMUU,” teriak Cia sambil berlari mengejar Jae. Cia merasa seperti tidak perlu ada yang dikhawatirkan lagi saat Jae berada jau darinya karena saling percaya itu sangat penting dari hal apapun.
Jae juga mengajak Cia mengunjungi banyak tempat apalagi sekarang ada festival dan bazar umum yang di adakan oleh walikota mereka.
“Cia. I love you.”
“Love you too, Jae.”

KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN YOU FIND LOVE
Novela JuvenilFollow and vote PERHATIAN CERITA INI MENGANDUNG GULA TAPI YANG MANISNYA BISA DIATUR KALO TERLALU BANYAK TAKUTNYA ORANG-ORANG PADA DIABETES NANTI :D wkwkwk °°° Gadis bernama Alecia Adriana bertemu dengan Jae Melvin A...