21. Bandara

1 2 0
                                        


Hari ini Cia akan ikut mengantar Jae ke bandara di temani Yona dan Jeno juga. Cia mendadak tidak bersemangat dan tiba-tiba ingin menangis mengingat Jae yang akan pergi nanti. Andai saja Jae bisa menunda keberangkatannya satu hari lagi, Cia membantu Jae membereskan barang-barangnya.
   
“Cia disini jangan bandel ya, jangan telat makan, dan jangan genit sama cowok-cowok dikampus kamu nanti,” ucap Jae untuk mengingatkan Cia. Cia hanya menundukkan kepalanya karena dari tadi dia sudah menahan tangisnya, gadis itu sama sekali tidak menjawab omongan Jae.
   
“Cia? Kok gak jawab aku, kamu kenapa?” Jae yang bertanya tapi tak direspon oleh Cia pun langsung segera mendekat ke gadis itu, saat dilihat mata gadis itu sudah memerah.
    
Cia tiba-tiba saja menjatuhkan air matanya dan langsung memeluk erat Jae. Jae juga menjadi ikut sedih dan ia berusaha untuk tidak menangis seperti Cia. Karena kalau dia menangis pasti Cia juga bakal tambah sedih.
    
“Jae janji jangan lupain Cia, Cia sayang Jae gak mau Jae lupain Cia,” ucap Cia diiringi isakan tangisnya. Jae langsung mengeratkan pelukannya dan mencium dahi Cia.
   
“Kamu jangan nangis ya, aku bakal terus ngasih kamu kabar.”
    
Cia mengangguk dan segera menghapus air matanya, Jae juga membantu menghapus air mata Cia dengan tangannya. Jadwal penerbangan Jae sore ini karena masih ada waktu, Jae mengajak Cia berkeliling menggunakan mobilnya untuk menghibur Cia dan mengembalikan senyuman di wajah kekasihnya itu.

***


 
“Mau apa ambil aja?” Ucap Jae karena mereka berdua sekarang ada di mall tempatnya di dalam supermarketnya untuk membeli makanan. Bukan mereka berdua saja, ada Jeno dan Yona juga tapi mereka sedang memisahkan diri sekarang.
    
Cia hanya menggelengkan kepalanya sesekali menghela napas dan membuat moodnya saat ini turun.
   
“Kamu kenapa?”
   
“Gapapa kok. Kita liat ke toko sana aja yuk,” ajak Cia yang sambil memegang tangan Jae.
    
Cia mengajak Jae ke toko baju, disana Cia ingin membelikan baju, hoodie dan semacamnya untuk Jae, “Hoodie warna putih ini bagus untuk kamu, cocok,” ucap Cia sambil mengepaskan hoodie di badan Jae sangat cocok sekali.
   
“Aku beliin kamu ya Jae, musim disana pasti beda sama di Indonesia jadi tetep harus pake pakaian yang buat tubuh kamu hangat, giliran aku balas budi karena selama ini selalu kamu yang beliin banyak barang untuk aku.”
    
Jae hanya mengangguk, demi menyenangkan hati Cia. Walaupun sebenarnya Jae ingin menolak karena dia bisa beli sendiri dengan alasan Cia tidak perlu mengeluarkan uang untuknya.
   
Karena hari ini hari terakhir dia dan Cia bersama karena selanjutnya mereka akan menjalani hubungan jarak jauh walaupun sama-sama tidak bisa ada baiknya mencoba.

***

      
Sampailah akhirnya mereka di bandara untuk mengantar Jae, Cia hanya memberikan senyuman kepada Jae sebagai arti kita bisa, semoga bertemu lagi, jangan lupakan aku dan semoga selamat sampai tujuan dengan selamat, Cia ingin menangis matanya sudah benar-benar memerah saat ini tapi dia masih berusaha menahan air mata itu.
    
Di sinilah nanti arti cinta akan teruji. Apakah mereka akan tetap sama atau ada yang berubah nantinya? Menepati janji, kadang tidak semudah itu jika salah satu dari mereka merusak kepercayaan salah satunya. Bagi setiap pasangan yang mampu atau tidak mampu LDR pun pasti akan mengalami hal yang sama juga nantinya.
     
“Yona jaga Cia baik-baik ya disini kalo dia masih makan yang pedes-pedes atau makan seblak terus-terusan, marahin aja dia. Lo juga Jen baik-baik disini semoga longlast sama Yona, titip salam juga buat temen-temen yang lainnya.”
     
“Kamu baik-baik disini ya Ci, belajar yang rajin jangan males, makan juga harus tepat waktu gak boleh telat. Semangat sayang,” ucap Jae sambil mengucap kepala Cia yang tertutupi rambut hitam panjangnya itu.
     
Cia menunduk sejenak untuk menghela napasnya dan segera mengontrol dirinya agar tidak menangis, tapi itu tidak berhasil saat Jae tiba-tiba saja memeluk Cia dengan erat, tangisnya pecah tidak dapat di bendung lagi. Lebih baik menangis untuk meluapkan apa yang dirasakannya hari ini agar nanti tidak timbul kegelisahan lagi dalam dirinya.
     
“Kamu juga baik-baik ya Jae, belajar yang rajin. Jangan lupain aku ya, I miss you Jae.”
     
Jae tersenyum, senyumnya sangat manis sekali, “Miss you too. Kalo aku udah sampe aku pasti kasih kabar ke kamu,” sebelum pergi Jae memegang pergelangan tangan Cia, memasangkan gelang yang di belinya tanpa sepengetahuan Cia. Gelang itu Jae juga memilikinya.
    
“Iya Jae. Hati-hati ya, see you,” ucap Cia sambil melambaikan tangannya ke arah Jae yang sudah berjalan masuk ke dalam sambil memberikan senyuman kepada mereka semua terutama kepada Cia dan melambaikan tangannya juga.
     
Yona tiba-tiba saja ikut menangis karena perpisahan Cia dan Jae, dia sangat baper. Jeno hanya menepuk-nepuk pundak Yona untuk menenangkan kekasihnya yang ikut sedih itu. Cia berbalik arah memejamkan sejenak matanya sambil tersenyum ke arah Yona dan Jeno memberitahu untuk segera pulang kerumah sekarang.

-Jika melepaskan seseorang untuk meraih impiannya itu lebih baik dari pada ia harus meninggalkanmu dengan alasan yang berbeda. See you again.-

WHEN YOU FIND LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang