Hai semua ketemu lagi sama aku dengan membawa part selanjutnya yang bisa jadi kalian suka atau enggak
Happy reading all
Bisa jadi typo dimana-mana“Matematika ilmu yang menyenangkannnnnnnnnn…. Jeng… Jeng… Jeng.”
Cia yang mendengar nyanyian Yona itu langsung menutup mulut Yona menggunakan tangannya. “Hust, bisa diem gak sih. Belajar perhatiin guru yang lagi jelasin didepan bentar lagi mau ujian.”
“Iya-iya bawel banget sih Ci dah kayak mak gue aja."" Lo tuh yang bawel cerewet gue jadi kasian sama Jeno kenapa bisa suka sama lo.”
“Ya karena cintalah.”
“Oh.”Message!
Jae:
Kantin bareng yuk, aku jemputCia:
Gak usah, ketemuan dikantin aja langsungJae:
Gak bisa aku udah di depan kelas kamu soalnya
Cia segera melihat ke arah luar kelas dan benar, Jae sudah berada di luar kelas menunggu Cia padahal bel istirahat belum berbunyi, Cia berpikir mungkin kelas Jae sedang tidak ada guru makanya Jae bisa keluar duluan dari kelas lain. Jae memberikan wink kepada Cia dan memberikan senyuman manisnya sehingga gadis itu tertawa melihat sisi lucu pacarnya itu.
Setelah sekitar lima menit kemudian, bel istirahat sudah berbunyi. Cia pun segera berjalan menuju Jae dan langsung segera ke kantin. Jae menggandeng tangan Cia dan membuat semua mata tertuju pada mereka, saat Cia ingin melepaskan genggaman tangan itu Jae langsung cepat-cepat mengeratkan pegangannya sampai menuju ke kantin.
“Mau makan apa?” Tanya Jae.
“Mau apa ya?” Cia terlihat bingung memilih menu hari ini.
“Aku,” ucap Jae
“Ih apaan sih kamu dasar gombal, aku mau seblak aja.”
“Gak boleh!”
“Kenapa?”
“Kamu itu gak bisa makan pedes kalo makan pedes pasti aja sakit perut terus mag kamu kambuh, somay aja ya.”
“Tapi aku maunya seblak,” sebut Cia dengan manja.
Jae tetap melarang demi kebaikan Cia ia tetap menggeleng-gelengkan kepala walaupun Cia sudah memasang puppy eyes. Cia hanya bisa pasrah dan menurut pada Jae karena Jae juga tidak salah dia hanya ingin menjaga kesehatan Cia tetap stabil apalagi tidak lama lagi mereka akan ujian kelulusan.
“Makanan datang, silahkan dimakan,” ucap Jae.
Jae dan Cia menikmati makanan mereka dengan tenang sambil membicarakan hal random dan saling bercanda. Tapi selang beberapa menit kemudian mereka di datangi salah satu cewek kelas 12 Ips 2 namanya Viona, mantan gebetannya Jae dulu. Tapi saat itu Jae tidak menyukainya karena dia yang baper sendiri karena tingkah Jae. Salah Jae juga sih suka mainin perasaan cewek jadikan gampang baper, tapi setelah bersama Cia, Jae benar-benar berubah total.
“Jae,” panggil Viona kepada Jae.
Cia tidak ingin cari ribut ia masih menyantap makanannya itu dan tak mempedulikan Viona yang datang ke meja mereka.
Jae menoleh Viona dengan tatapan dingin, “Apa?”
“Jadi ini alasan kamu ninggalin aku! Kamu malah pacaran sama cewek ini!” Ucap Viona yang dipenuhi emosi. Sebenarnya Cia cemburu saat ini dan perasaan kesal juga ada tapi Cia menahannya untuk tidak gegabah.
“Emang lo siapa gue kitakan gak pernah pacaran, gue juga gak pernah deketin lo. Kan lo sendiri yang deketin gue.”
“Terus kenapa lo bersikap baik waktu itu. Dan lo Cia anak IPA kan, emang lo siapanya dia pacar? Emang Jae punya lo? Hah!” Semua mata tertuju ke arah meja mereka. Terutama kepada Viona yang tiba-tiba datang langsung membuat keributan.
“Biar aku yang jawab Ci,” ucap Jae menyuruh Cia tetap diam. “Dia bukan milik gue tapi gue yang milik dia jadi jangan ganggu kebahagiaan gue sama pacar gue!” Jae menarik tangan Cia dan segera pergi dari kantin. Cia tak percaya kalo Jae bisa semarah itu Cia langsung menenangkan Jae yang tadinya emosi.
Jae mengajak Cia pergi ke kantin yang satunya lagi, kanti yang menjadi basecamp Jae dan teman-temannya. Itu sebabnya teman-teman Jae yang lain jarang terlihat dikantin utama.
“Udah jangan emosi, sabar,” ucap Cia menenangkan Jae.
“Aku gak bisa biarin siapapun ngomong kasar sama kamu apalagi sampe semena-mena kayak gitu.”
“Iya aku tau,” Cia langsung membawa Jae kedalam pelukannya dan Jae sangat nyaman saat berada dipelukan Cia.
“Temen-temen kamu yang lain mana?” Tanya Cia.
“Leo sama Rendi gak masuk, Jeno Mark main basket, Jian sama Haikal ada dikelas.”
“Kenapa kamu gak bareng mereka aja? Jangan bareng aku teruslah, aku ngerti kalo kamu punya temen juga.”
“Kamu yang paling utama sekarang.”***
“Gue punya pacarrrrrr akhirnyaaa,” ucap Haikal dengan bangganya. Membuat isi ruangan hampir geger gara-gara dia, ha ha ha bercanda. Semua teman-temannya menggeleng-geleng merasa malu sendiri dengan tingkah Haikal yang berlebihan.
Seperti hubungan remaja yang lainnya, Jae sedang tidak mood untuk ikut berbicara dengan teman-temannya dia hanya duduk diam tanpa bersuara. Karena Jae sedang bertengkar dengan Cia padahal Jae orang yang tidak mudah cemburu tapi sekali cemburu pasti dia langsung kesal terdiam sendiri. Masalahnya hanya karena lagi-lagi Zean menemui Cia padahal Cia dan Zean hanya teman SMP nya. Tumben-tumbennya Jae bersikap childish sekarang.
“Kalian udah mau nentuin kuliah dimana, bro?” Tanya Mark.
“Kayaknya gue bakal pindah ke luar negeri deh ikut orang tua gue,” ucap Jian.
“Gue juga,” ucap Mark, Rendi dan Leo juga menjawab secara bersamaan dengan kompak.
“Kalian bertiga gimana?” Tanya Leo.
“Gue udah pasti kuliah di sini karena udah janjian juga sama Yona,”
“Gue mau ngajak Sisi nikah ajalah,” ucap Haikal dengan percaya diri. Padahal belum tentu kalo Sisi mau.
Semua mata tertuju ke arah Jae yang dari tadi diam saja. Teman-temannya ingin mendengarkan jawaban dari Jae. Apakah Jae akan menetap atau akan ikut papanya ke LA.
“Gue gak tau lagi pusing buat mikir gue sekarang, gue mau balik aja ke apart mau istirahat,” sebelum pergi Jae sempat mengajak keenam temannya itu bro-fist terlebih dulu.
Di lain tempat Cia sedang terbaring di tempat tidurnya, karena dia sedang tidak enak badan. Suhu tubuhnya sangat panas dan tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya, untuk melihat layar ponselnya pun dia tidak sanggup karena membuat matanya semakin perih.
Jae mencoba menelepon Cia tapi tidak mendapat respon sama sekali, Cia tidak mengangkat teleponnya sama sekali. Karena sangat khawatir takut terjadi apa-apa pada gadis itu, Jae langsung berputar arah dan pergi menuju kerumah Cia.
Suara bel berkali-kali berbunyi dan Jae terus memanggil-manggil Cia dari luar rumah tapi tetap saja tidak ada respon sama sekali. Cia berusaha bangkit dari tempat tidurnya dan segera turun untuk membukakan pintu terlihat seorang laki-laki bertubuh tinggi sedang berada di hadapannya dan langsung memeluk Cia dengan erat, Cia yang dengan tubuh lesu itupun tersenyum tipis saat menerima pelukan hangat dari Jae.
Saat Jae memegang pipi Cia betapa terkejutnya Jae saat mengetahui kondisi Cia yang saat ini tidak sehat, badannya sangat panas. Cia pun melepaskan pelukan Jae dan segera memepersilahkan Jae masuk terlebih dahulu.
“Sejak kapan kamu sakit? Kenapa gak bilang sama aku, kita ke rumah sakit nanti,” tanya khawatir Jae.
“Gak tau pas bangun tidur tiba-tiba gak enak badan, aku udah minum obat kok tenang aja gak perlu khawatir. Bukannya kamu masih marah sama aku?”
“Emang kamu gak marah sama aku, karena kejadian kemaren?”
“Enggak, aku tau kamu kemaren lagi emosi. Aku juga salah kok.”
“Maafin aku ya Ci, kamu pengertian sama aku tapi akunya enggak,” ucap Jae sambil memegang tangan Cia.See you❤️
Ig: @alyaaafs_Next?

KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN YOU FIND LOVE
Novela JuvenilFollow and vote PERHATIAN CERITA INI MENGANDUNG GULA TAPI YANG MANISNYA BISA DIATUR KALO TERLALU BANYAK TAKUTNYA ORANG-ORANG PADA DIABETES NANTI :D wkwkwk °°° Gadis bernama Alecia Adriana bertemu dengan Jae Melvin A...