13-The Man Told The Other Woman

377 56 21
                                    

(DISCLAIMER : All the topic and character development on this story based on fictional character. Neither of them was a fact. ITS A FANFICTION. So please be a wise-reader, Thank you!~*)



*Je-Hoon's POV*

"Kau menyukai wanita itu, kan? Jehoon ssi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau menyukai wanita itu, kan? Jehoon ssi?"

Ha-Na memandangiku dengan tatapannya yang cukup serius. Dan jujur saja aku terkejut dengan pertanyaan yang dia lontarkan,

"Apa maksudmu?" tanyaku dengan menatapnya serius, "Tentu saja Aku menyukainya karena dia adalah pegawai di perusahaanku" lanjutku tenang

"Kau tahu bukan itu yang kumaksud, Jehoon ssi" jawabnya masih dengan menatapku

"Ha-Na ssi" panggilku, "Aku menyukainya atau tidak, Itu taakan merubah dan mempengaruhi hubungan ini. Aku tak mau kau menyeretnya kesini. Dia hanyalah pegawaiku" jelasku dengan nada dingin

Ha-Na terdiam, Aku bisa melihat dia kehabisan kata-kata karena penjelasanku.

"Kalo begitu, Aku duluan" ujarku padanya sambil memberi salam dan meninggalkannya

Aku membuka pintu kafe lalu berjalan menuju parkiran stasiun untuk mengambil mobilku. Setelah menemukan mobil, Aku langsung masuk ke dalam. Tanganku meraih kalung yang terpasang setelah 2 Tahun Aku membuatnya,

Benar, Jehoon ssi. Ye-Jin hanyalah pegawaimu.
Dan dia adalah masa lalu Jae, lebih baik kau tak usah terlibat.

~*

-Back to Present-

Setelah terdiam beberapa saat di basement, Aku langsung membersihkan pakaianku dan pergi menuju lift. Well, work must go on.

Tut.
Aku menekan angka 10 sesaat memasuki lift. Dan menunggu lift itu mengantarku ke lantai 10, kantorku. Namun karena pagi hari, lift harus terisi di setiap lantai.

"Anyeonghaseyo, Daepyo-Nim"

Nampaknya kalimat itu sudah kudengar sepuluh kali lebih di lift ini. Ini kenapa Ki-Doong menyarankanku untuk membangun lift pribadi. Tapi, kurasa itu tidak diperlukan. Lagipula untuk apa aku membuang-buang uang hanya untuk menghindari ucapan dari pegawaiku? Mereka pula yang membuat perusahaanku menghasilkan banyak uang.

Di lantai 9 semua pegawai sudah turun, karena lantai 10 hanya berisikan kantor para kepala dan deretan direktur, juga kantorku. Jarang sekali untuk bisa bertemu dalam satu waktu.

Setelah orang yang terakhir turun, Aku hendak menekan tombol tutup pintu. Namun,

"Jamsiman-yo! (Tunggu sebentar)"

Suara dari seorang wanita membuatku menekan tombol buka pintu. Apakah dia tidak melihat lift ini menuju ke atas? Nampaknya dia pun bukan direk--

A Walk (Lee Je Hoon x Pyo Ye Jin) - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang