2- The Woman and The Man

560 79 9
                                    

(DISCLAIMER : All the topic and character development on this story based on fictional character. Neither of them was a fact. ITS A FANFICTION. So please be a wise-reader, Thank you!~*)



*Je-Hoon's POV*

"Hello. Je-Hoon Lee the CEO of Haebit Entertainment, is there anything that I could've help?" ucapku sesaat menjawab telfonku setelah berdering

"Shut up. You had a 'CEO Fever' jjasik-ah" jawabnya

Aku tertawa mendengar kefasihan orang itu dalam mengumpat dengan Bahasa Inggris
"Wae? Ada apa kau menghubungiku pagi-pagi, Jae?" lanjutku

"Aku sudah merekomendasikan seseorang untuk mengisi posisi di team mu"

"Oh? Maksudmu tim Art Director?" tanyaku
Cepat sekali dia mendapatkannya?

"Yayaya itulah" bualnya
"I recommend my special person, so treat her well" lanjutnya

"Her? Dia perempuan? What is the so-called-this-special-girl-is? Mantanmu?"
Jae adalah orang yang sangat anti-wanita. Ia sebisa mungkin menghindar ketika ditanya soal perempuan. Setelah berpisah dengan mantan pacarnya yang ia pacari selama 4 tahun. Pity him ckck.

"You know her. At least her name, but you didn't catch her face yet, right?" jelas Jae

Aku memutar bola mataku, berharap dengan hal itu aku bisa mengingat nama mantan Jae. Tapi, tak selewat nama-pun kuingat

"I wish I could remember.. Kau tahu kan aku punya ingatan buruk soal orang yang tak berhubungan denganku?" jawabku, mencoba untuk mencari alasan. Mianhae, Jae-ya

Jae terdengar menghembuskan nafasnya,
"It's Yejin. Pyo Ye-Jin. Sudah kuhubungi HRD* perusahaanmu, dia akan datang di interview hari ini"  jelasnya lagi

"Okay" aku mengangguk kecil mendengarnya
"Thanks, Jae. Untuk rekomendasinya" lanjutku

"No prob. Berarti kau akan mewawancarainya hari ini?" tanya Jae

"Ya-"
"Ah! Aku baru ingat kalo interview untuk posisi anggota tim akan dilakukan oleh pihak HRD dan Kepala tim. Jadi aku mungkin tak bisa bertemu dengan 'mantanmu' itu" jelasku sambil mengusili Jae

"Yejin. Stop calling her as my ex, jjasik-ah" jawabnya frustasi

Aku hanya bisa tertawa lalu melihat jam tanganku yang sudah menunjukkan pukul 08.30

"Aku harus pergi. Once again, thanks Jae" ujarku

"Still at the same answer. Anytime you need me, hyung" jawabnya

"Hahaha. Cepatlah kembali ke Seoul. I'll hung up, Jae-ya"

"Right, hyung. Bye"

"Bye"

tut.

Aku menghela nafas sambil tersenyum mendengar bahwa Jae benar-benar membantuku.

Jae dan Aku bertemu saat dulu bekerja di sebuah industri musik. Dia merupakan junior-ku, dan kita menjadi cukup dekat setelah ia pindah ke apartemen yang sama denganku. Namun, kini dia harus berada di New York untuk mengerjakan suatu projek. He's kind of cold, but he wasn't.

tring!
tring!
tring!

3 pesan masuk

3 pesan masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A Walk (Lee Je Hoon x Pyo Ye Jin) - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang